Kondisi Geografis Kondisi Demografi dan Keadaan Sosial Ekonomi

Tabel IV.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo Tahun 2011 No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase 1 Pegawai Negeri 16 4,34 2 Pegawai Swasta 7 1,89 3 Wiraswasta 22 5,96 4 Tani 162 43,90 5 Pertukangan 7 1,89 6 Buruh Tani 138 37,91 7 Pensiunan 14 3,79 8 ABRI 3 0.81 Total 369 100 Sumber : Monografi Desa Ringgit Tahun 2012 Musim tanam padi yang ada di desa tersebut ada dua, yaitu musim kemarau gadu dan musim hujan rendeng. Musim kemarau disebut juga dengan Musim Tanam I MT I, sedangkan musim hujan disebut juga dengan Musim Tanam II MT II. MT I dilakukan pada bulan November hingga Februari dan MT II dilakukan pada bulan April hingga Juli. Pada peralihan musim tanam antara MT II dan MT I, petani banyak yang menanami ladangnya dengan tanaman palawija. Tanaman palawija yang biasa ditanam adalah cabai, tomat, kacang panjang, jagung, serta kacang tanah. Hal ini dilakukan agar lahan sawahnya tidak ditumbuhi banyak rumput yang nantinya menjadikan lahan susah diolah, serta dapat menjadi penghasilan tambahan bagi petani. Akan tetapi, sebagian besar petani organik tidak melakukan hal tersebut. Sebab, penanaman tanaman palawija biasanya menggunakan pupuk kimia. Dengan demikian, lahan yang telah ditanami organik harus mengalami proses konversi lagi selama kurang lebih 1-2 tahun tergantung dengan kondisi lahan yang ada. Varietas padi yang umumnya ditanam yaitu IR 64, Ciherang, Sintanur, Jasmin, serta Janur. Varietas Janur merupakan varietas padi yang dihasilkan oleh salah satu petani setempat dengan mengawinkan benih antara varietas Jasmin dan Sintanur. Varietas Janur ini banyak digunakan oleh petani organik, karena varietas ini sangat cocok diaplikasikan pada sistem tanam organik.

B. Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden akan diuraikan berdasarkan, umur petani, tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan, luas lahan garapan, keadaan rumah tangga pada umumnya, baik petani konvensional maupun organik berdasar wawancara serta pengamatan penulis.

1. Umur Petani

Berdasarkan hasil wawancara terhadap petani responden, diperoleh data yang menunjukkan bahwa sebaran umur petani secara keseluruhan dimulai dari umur 23-67 tahun. Untuk petani konvensional sebaran umur yaitu antara 25-67 tahun, sedangkan untuk petani organik sebaran umur berada antara 23-57 tahun. Berdasarkan Tabel IV.4 diketahui bahwa jumlah petani terbanyak baik dari petani konvensional dan organik terletak pada sebaran umur antara 31-38 tahun dengan jumlah petani sebanyak 14 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa petani Desa Ringgit berada pada usia produktif. Tabel IV.4. Penggolongan Petani Organik dan Petani Konvensional Menurut Golongan Umur di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo

2. Tingkat Pendidikan

Ditinjau dari sisi tingkat pendidikan yang pernah diikuti, maka petani responden dapat digolongkan atas beberapa kategori. Berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh, sebagian besar responden telah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMU dan sederajat yaitu sebanyak 15 orang, walaupun yang terbesar masih lulusan SD sebanyak 19 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden sudah cukup tinggi. Bahkan ada pula petani responden yang telah menempuh pendidikan hingga sarjana, yaitu sebanyak 3 orang. Secara terperinci penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel IV.5 Usia Jumlah Jiwa Persentase Petani Konvensional Petani Organik Petani Konvensional Petani Organik 23 – 30 3 4 10 20 31 – 38 6 8 20 40 39- 46 5 4 16,7 20 47 – 54 7 3 23,3 15 55 -62 5 1 16,7 5 63 – 70 4 13,3 0,00 Jumlah 30 20 100,00 100,00 Sumber : Data Kuesioner Penelitian 2012 Tabel IV.5. Penggolongan Petani Organik dan Petani Konvensional Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo No Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase Petani Konvensional Petani Organik Petani Konvensional Petani Organik 1. Tidak Sekolah 2. SD 17 2 56,67 10 3. SLTP 3 9 10,00 45 4. SMU sederajat 8 7 26,67 35 5. Diploma 1 3,33 6. Sarjana 1 2 3,33 10 Total 30 22 100,00 100,00 Sumber : Data Kuesioner Penelitian 2012 Keikutsertaan dalam menanam padi dengan sistem organik ini hanya dilakukan oleh beberapa orang petani, dan keikutsertaan menerapkan sistem organik tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tetapi lebih kesadaran untuk mengembalikan kerusakan dan kesuburan tanah pertanian.

3. Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan yang berada di Desa Ringgit terbagi menjadi empat jenis, yaitu lahan milik sendiri, lahan sewa, lahan sakap, serta lahan bengkok . Lahan sewa merupakan lahan yang disewa oleh petani selama beberapa musim tanam dengan sewa lahan per tahun sebesar Rp1.500.000,00 s.d Rp2.500.00,00 tergantung lokasi sawah. Lahan sakap maro merupakan lahan milik orang lain yang digarap oleh petani dengan sistem bagi hasil di mana biaya operasional ditanggung oleh petani. Sedangkan lahan bengkok merupakan lahan yang diberikan oleh desa kepada perangkat desa selama menjabat sebagai perangkat desa. Untuk lahan bengkok diasumsikan menjadi lahan sendiri,karena lahan bengkok pada dasarnya merupakan penerimaan seorang perangkat desa dalam bentuk sawah. Status kepemilikan lahan untuk responden petani organik sebagian besar adalah lahan milik sendiri. Untuk responden petani konvensional, status kepemilikan sawah juga milik sendiri, dan sebagian lain merupakan lahan sakap , seperti yang ada pada Tabel IV.6. Tabel IV.6. Penggolongan Petani Konvensional dan Petani Organik Menurut Status Kepemilikan Lahan di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo 4. Luas Lahan Garapan Dilihat dari luas lahan yang digarapnya, ternyata luas lahan cukup beragam, yaitu dari lahan garapan berkisar 0,08 ha sampai dengan 1,2 ha. No Status Kepemilikan Lahan Jumlah Orang Persentase Petani Konvensional Petani Organik Petani Konvensional Petani Organik 1. Milik Sendiri 16 15 53,4 75 2. Sakap 10 3 33,3 15 3. Sewa 4 2 13,3 10 Total 30 20 100,00 100,00 Sumber : Data Kuesioner Penelitian 2012