Tingkat Pendidikan Karakteristik Petani Responden

Pada Tabel IV.7 diketahui bahwa luas lahan garapan petani konvensional terbanyak berada pada kisaran 0,30-0,99 ha dengan jumlah petani sebanyak 18 orang, begitu juga dengan luas lahan garapan petani organik sebanyak 13 orang. Tabel IV.7. Penggolongan Petani Konvensional dan Petani Organik Menurut Luas Lahan Garapan di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo NO Luas Lahan Garapan ha Jumlah Orang Persentase Petani Konvensional Petani Organik Petani Konvensional Petani Organik 1. 0,30 9 5 30 25 2. 0,30-0,99 18 13 60 65 3. 1 3 2 10 10 Total 30 20 100,00 100,00 Sumber : Data Kuesioner Penelitian 2012

C. Perkumpulan Tani Peta Organik Purworejo

Perkumpulan Tani Organik Purworejo adalah organisasi pemberdayaan dan penguatan petani, yang memiliki tujuan, agar petani mampu: 1. mengembangkan ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan dan memelihara sumberdaya lokal untuk keberhasilan dalam usaha budidaya pertanian ramah lingkungan berkelanjutan 2. merumuskan pengalaman-pengalaman praktek budidaya pertanian ramah lingkungan dan menyebarluaskan kepada sesama petani 3. mengorganisir diri dalam organisasi sebagai media untuk berpartisipasi dalam pembangunan bidang pertanian 4. mengusahakan peningkatan kesejahteraan lewat usaha penyediaan pangan organik yang berkualitas dan dapat dipercaya untuk masyarakat. Gerakan pertanian organik dirintis di Desa Ringgit sejak tahun 1997 oleh Kongregasi PMY bekerjasama dengan berbagai pihak. Dari tahun 1997 s.d 2003 perkumpulan tani organik ini mengalami proses pembelajaran, masa transisi yang berat, dan kesulitan mencari pasar yang bisa menerima beras organik dengan harga yang ditentukan perkumpulan. Pada masa transisi yang cukup berat ini, mengakibatkan beberapa orang mundur dari perkumpulan. Mulai tahun 2003, anggota yang tetap setia mulai dikenalkan dengan pertanian organik sistem SRI, sekaligus merekrut anggota baru yang mempunyai wawasan ke depan demi keselamatan alam dan kesehatan manusia. Maka mereka mulai mendapatkan pembelajaran tentang ekologi tanah dan sistem SRI di Jawa Barat dan mulai mempraktekkan dilahan percontohan yang terbatas. Setelah melihat hasil percontohan berhasil, tahun 2007 Perkumpulan mulai meningkatkan dan menyiapkan tenaga pembelajar, memperluas gerakan pertanian organik dan berjejaring secara nasional, sehingga mendapat dukungan dana untuk pengadaan ternak untuk kesediaan pupuk kandang dan pendukung kegiatan pembelajaran. Pada tahun 2009 dimulailah gerakan praktik tani SRI organik. Setelah pembelajaran, praktik-praktik serta mendapat dukungan dana dari pemerintah, Peta Organik Purworejo mulai memperkuat organisasi untuk kelangsungan dan eksistensinya dengan mengadakan pertemuan rutin untuk pembelajaran- pembelajaran baik ekologi tanah, manajemen keuangan, menejemen pemasaran