Petani Konvensional di Desa Ringgit

62 konvensional berasal dari produsen bibit pabrikan dengan harga beli Rp8.000,00-Rp9.000,00 per kilogram. Bibit yang dijual berada pada kemasan lima kiloan dengan harga Rp40.000,00-Rp45.000,00 berdasarkan varietas bibit.

2. Pupuk

Penggunaan pupuk pada pertanian organik dengan menggunakan pupuk kandang yang dibuat oleh kelompok maupun dari kandang sendiri. Pupuk kandang yang dibuat berasal dari kotoran sapi. Ada pula petani yang menggunakan kotoran hewan lain seperti ayam, kambing, serta burung sebagai pupuk kandangnya. Pupuk kandang diberikan setelah lahan dibajak pertama kali diluku. Ciri kompos yang siap untuk digunakan adalah berwarna kehitaman dan remah seperti tanah. Banyaknya kompos yang dibutuhkan tanaman tergantung kesuburan tanah, kondisi agroklimat, dan jenis tanaman. Pupuk yang digunakan untuk pertanian konvensional merupakan pupuk kimia berupa urea, Ponskha, SP 36, dan Za. Pengaplikasian pupuk dengan cara mencampur beberapa jenis pupuk yang digunakan kemudian disebar pada saat tanaman sudah mencapai usia 10-14 hari setelah tanaman diwatun. Hal tersebut dilakukan agar pupuk yang disebar di sekitar tanaman mampu diserap dengan sempurna. Meskipun pada kenyataannya pupuk yang disebar akan menguap, mengalir bersama aliran air, dan mengendap yang pada akhirnya akan membuat tanah menjadi keras dan sulit diolah karena tekstur pupuk kimia rapat dan tidak bercelah. 63

3. Pengolahan Tanah

Persiapan lahan untuk bertani organik dimulai dengan mengolah lahan sebelum tanam menggunakan traktor. Traktor yang digunakan umumnya merupakan traktor milik perkumpulan, meskipun sebenarnya setiap petani memiliki traktor masing-masing. Hal ini dikarenakan penggunaan traktor sudah termasuk tenaga kerja khusus untuk membajak sawah organik. Biaya yang dikenakan untuk membajak sawah hingga selesai yaitu Rp100.000,00 per iring 2000 m 2 . Sesudah itu disebar pupuk kandang. Untuk pertanian konvensional, kegiatan membajak sawah dilakukan dengan cara yang sama. Harga traktor secara umum Rp150.000,00 per iring. Pada pertanian konvensional pupuk diberikan pada saat tanaman sudah ditanam. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa perilaku usahatani pada umumnya lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan cara memupuk tanah agar tanah menjadi subur, sehingga dapat menyediakan sekaligus memberikan banyak nutrisi pada tanaman.

4. Persiapan Benih

Benih yang dibutuhkan untuk pertanian organik persemaian adalah 1-2 kg per iring. Sebenarnya pada saat proses penanaman benih yang dibutuhkan hanya 7-8 ons. Akan tetapi, kelebihan benih yang ada digunakan untuk kegiatan penyulaman tanaman yang mati karena tertiup angin, terinjak, atau dimakan keong. Hal ini dikarenakan benih yang dipindah dari lahan persemaian ke lahan sawah masih sangat muda 10-14 64 hari dan belum kokoh, sehingga sangat rentan terhadap kondisi lingkungan. Penggunaan bibit muda dimaksudkan untuk membantu tanaman dalam mempermudah menyerap makanan, sehingga mampu menghasilkan banyak anakan. Pada pertanian konvensional, bibit yang ditanam relatif tua, yakni sekitar 25-30 hari. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa bibit tua akan menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama dan mudah dalam pencabutan bibit. Kenyataannya, penggunaan bibit berumur tua berakibat pada produksi jumlah anakan padi yang tidak maksimal. Selain itu, umumnya pertumbuhan tanaman mengalami keterlambatan. Karena pada saat pemindahan tanaman, terjadi kondisi stagnasi dan adaptasi sehingga daya jelajah akar dalam mencari makanan terbatas. Dalam menyeleksi benih yang akan disemai, petani organik menggunakan metode larutan garam. Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya, sedangkan benih yang tenggelam adalah benih yang baik. Benih-benih yang baik kemudian diambil dan dicuci untuk menghilangkan larutan garam yang menempel pada benih. Setelah benih berkualitas baik telah dicuci, benih harus diperam dulu selama satu hari satu malam. Ini dilakukan agar benih tumbuh seragam. Setelah diperam, akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau embrio benih tetapi belum tumbuh akar yang merupakan tanda benih yang baik dan siap disemai. Tempat untuk menyemai benih ada yang dilakukan di sawah persemaian atau di besek.