b. Keterlibatan Involvement Merupakan kesediaan karyawan untuk terlibat dan berusaha sungguh-sungguh
dalam organisasi. Keterlibatan ini disesuaikan dengan peran dan tanggungjawab pekerjaan dalam organisasi. Hal ini tercermin dari usaha karyawan untuk
menerima dan melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. Karyawan bukan hanya sekedar melaksanakan tugas-
tugasnya melainkan selalu berusaha melebihi standar minimal yang ditetapkan organisasi. Selain itu karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan
diluar tugas dan peran yang dimilikinya apabila bantuannya dibutuhkan oleh organisasi, serta menjalin kerjasama baik dengan atasan ataupun dengan sesama
rekan kerja. c. Loyalitas Loyalty
Merupakan keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi dan menjadi bagian dari organisasi. Loyalitas terhadap organisasi ini juga merupakan evaluasi
terhadap komitmen, serta menunjukkan adanya ikatan emosional dan keterikatan antara organisasi dengan karyawan. Karyawan dengan komitmen tinggi
menunjukkan adanya loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. Hal ini dapat diupayakan bila karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan
dalam bekerja. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan
pada organisasi terdiri atas tiga aspek yaitu identifikasi identification, keterlibatan involvement
dan loyalitas loyalty.
3. Tipe Komitmen Karyawan pada Organisasi
Allen dan Meyer 1990 mengemukakan 3 tiga komponen komitmen karyawan pada organisasi yang terdiri atas :
Universitas Sumatera Utara
a. Komitmen Afektif Berkaitan dengan keterikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan karyawan
pada organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja dalam organisasi karena mereka memang ingin melakukan hal tersebut.
Komitmen afektif adalah sikap kerja yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap organisasi Morrow, 1993. Tingkat kekuatan komitmen afektif
dipengaruhi oleh sejauh mana kebutuhan dan harapan karyawan tentang organisasi sesuai dengan pengalaman yang sebenarnya Storey, 1995.
Perkembangan komitmen afektif melibatkan identifikasi dan internalisasi Beck Wilson, 2000. Keterikatan afektif individu dengan organisasi pertama kali
didasarkan pada identifikasi dengan keinginan untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan organisasi. Selanjutnya, melalui internalisasi yang
mengacu pada keselarasan tujuan dan nilai yang dimiliki individu dengan organisasi Allen Meyer, 1990.
b. Komitmen Kontinuans Menunjukkan adanya pertimbangan untung rugi dalam diri karyawan berkaitan
dengan keinginan untuk tetap bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Karyawan yang terutama bekerja berdasarkan komitmen kontinuans ini bertahan
dalam organisasi disebabkan mereka butuh untuk melakukan hal tersebut karena tidak adanya pilihan lain. Tingkat kekuatan komitmen kontinuans ditentukan oleh
besarnya biaya yang ditimbulkan jika meninggalkan organisasi Meyer Allen, 1997.
Komitmen kontinuans dapat dianggap sebagai kelekatan instrumental terhadap organisasi, dimana hubungan karyawan dengan organisasi berdasarkan pada
penilaian terhadap manfaat yang diperoleh Beck Wilson, 2000. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan karyawan yang berkomitmen secara kontinuans, organisasi perlu memberikan perhatian dan penghargaan lebih terhadap unsur-unsur yang
meningkatkan semangat kerja karyawan agar dapat berkomitmen secara afektif terhadap organisasi Manetje, 2005.
c. Komitmen Normatif Berkaitan dengan perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Karyawan
yang memiliki komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa mereka wajib bertahan dalam organisasi, terlepas dari tingkat kepuasan yang diberikan oleh
organisasi selama bertahun-tahun Manetje, 2005. Tingkat kekuatan komitmen normatif dipengaruhi oleh aturan tentang kewajiban
timbal balik antara organisasi dan karyawan Suliman Iles, 2000. Kewajiban timbal balik ini didasarkan pada teori pertukaran sosial, yang menunjukkan
bahwa karyawan yang menerima manfaat dari organisasi, merasa memiliki kewajiban normatif yang kuat untuk membayar manfaat yang diperoleh
McDonald Makin, 2000. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan
pada organisasi terdiri atas 3 tipe yaitu afektif, kontinuans dan normatif.
4. Tahap Komitmen Karyawan pada Organisasi