Hubungan antara Bullying di Tempat Kerja dengan Komitmen Karyawan

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa komitmen karyawan pada organisasi berhubungan positif dengan dukungan organisasi. Komitmen karyawan pada organisasi dapat ditingkatkan melalui dukungan organisasi yang positif bagi karyawan.

E. Hubungan antara Bullying di Tempat Kerja dengan Komitmen Karyawan

pada Organisasi Komitmen karyawan pada organisasi memegang peranan penting dalam keberlangsungan suatu organisasi, sebaliknya tidak adanya komitmen dapat menjadi sumber masalah bagi keberlangsungan organisasi tersebut Gross, 1996. Komitmen berdampak kepada performansi kerja karyawan dan pada akhirnya juga sangat berpengaruh terhadap kinerja organisasi Aktami, 2008. Dampak dari komitmen bukan hanya tampak dari performa kerja yang meningkat, namun juga dapat dilihat dari tingkat absensi yang rendah dan rendahnya tingkat keluar karyawan dari organisasi Erenstein McCaffrey, 2007. Selain itu komitmen karyawan akan berdampak pada upayanya untuk secara totalitas bekerja demi mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi berkaitan dengan perbuatan atau tindakan seseorang. Tindakan ini tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor-faktor yang mendorong atau mempengaruhinya Mulyanto Hardaya, 2009. Salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi yaitu bullying di tempat kerja Hoel, Einarsen Cooper, 2003. Komitmen organisasi menjadi sangat penting dalam keberlangsungan pekerjaan yang berhubungan dengan bullying, karena perilaku bullying ini berhubungan secara langsung dengan kinerja karyawan yang mengalami bullying Universitas Sumatera Utara Djurkovic et al., 2004. Tidak dapat dipungkiri bahwa karyawan tidak akan merasa berkomitmen terhadap organisasi jika dihadapkan pada hambatan yang disengaja dalam pelaksanaan pekerjaannya baik secara pribadi maupun profesional Duffy et al., 2002. Organisasi menaruh banyak perhatian terhadap cara penanganan bullying di tempat kerja Rasool et al., 2013. Bullying mengurangi performansi organisasi dengan mempengaruhi kinerja karyawan baik melalui ketidakhadiran ataupun turnover karyawan dari organisasi Hoel et al., 2003; Quine, 1999. Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying menyebabkan tingkat ketidakhadiran, niat untuk meninggalkan organisasi dan turnover yang lebih tinggi serta pensiun dini Salin, 2001; Leymann, 1996. Selain itu bullying juga memiliki efek negatif terhadap performansi karyawan Kirel, 2007; Yuksel Tuncsiper, 2011 dan komitmen organisasi Demirgil, 2008; Yuksel Tuncsiper, 2011. Bullying telah terbukti memiliki hubungan negatif dengan komitmen organisasi Hoel Cooper, 2000. Misalnya pengawasan yang kasar dan menekan yang dilakukan oleh atasan mengurangi komitmen terhadap organisasi Duffy et al., 2002. Dampak negatif bullying terhadap karyawan yang mengalami bullying pada akhirnya ikut mempengaruhi efektivitas organisasi, diantaranya berkorelasi negatif dengan masalah konsentrasi Leymann, 1996, ketidakhadiran Einarsen et al., 2003 dan intensi untuk meninggalkan organisasi Djurkovic et al., 2004. Hal ini didukung oleh hasil penelitian McCormack et al. 2006 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara komitmen organisasi dengan bullying di tempat kerja. Bullying menyebabkan komitmen yang rendah dikarenakan pekerja yang mengalami bullying merasa dikecewakan oleh organisasi karena membiarkan perilaku bullying terjadi. Perilaku bullying cenderung menurunkan Universitas Sumatera Utara komitmen afektif karyawan karena bullying mengurangi kelekatan emosional karyawan terhadap organisasi. Hasil-hasil penelitian lain juga menemukan hubungan negatif antara bullying dengan komitmen organisasi Tepper, 2000; Demirgil, 2008; Yuksel Tuncsiper, 2011. Demikian juga halnya dengan penelitian Rasool et al. 2013 yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi merupakan salah satu faktor yang memperantarai hubungan antara bullying di tempat kerja dengan intensi untuk meninggalkan organisasi. Bentuk perilaku bullying seperti serangan lisan atau fisik kepada karyawan serta tindakan halus seperti mengucilkan karyawan dari kelompok kerja dapat menyebabkan tingkat ketidakhadiran tanpa alasan dan niat untuk berhenti yang lebih tinggi Yuksel Tuncsiper, 2011. Work related bullying lebih berhubungan dengan kelemahan sistem dalam organisasi dibandingkan dengan kinerja karyawan, sementara person related bullying lebih terkait dengan karakteristik pribadi karyawan yang mengalami bullying. Sehingga terlepas dari komitmen karyawan pada organisasi, keluar dari organisasi merupakan alternatif yang lebih baik bagi karyawan yang mengalami person related bullying Rasool et al., 2013. Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa bullying di tempat kerja memiliki hubungan negatif dengan komitmen karyawan pada organisasi. Semakin tinggi tingkat bullying yang dirasakan karyawan dalam organisasi maka akan semakin rendah komitmen karyawan tersebut terhadap organisasi. Universitas Sumatera Utara

F. Hubungan Dukungan Organisasi dan Bullying di Tempat Kerja dengan