commit to user
Selain itu, penulis juga menggunakan kata ganti “ia” yang mengganti obyek “gunung Merapi” yang dianggap telah menegur manusia dan membuat
manusia mengoreksi dirinya. Berikut kutipannya dalam artikel ini: “Erupsi Merapi memang merupakan kerja alam. Tetapi sebagai gara-gara,
ia telah menuding dan menegur manusia, menyibakkan kesalahannya.”
e. Stilistik
Bagian dari stilistik adalah leksikon. Leksikon adalah elemen yang menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai
kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon terdapat pada kutipan berikut : “Untuk melegitimasikan kekuasaannya, mereka sowan kepada orang-
orang sepuh atau dukun yang dianggap linuwih. Berhadapan dengan Merapi yang njeblug, semuanya itu tak ada saktinya lagi. Yang bisa dan
harus kita buat hanyalah bertindak secara rasional dan tidak sombong terhadap transendensi.”
Penulis ingin menegaskan bahwa perilaku irasional yang selama ini ada
dalam masyarakat. Kata “sowan” berarti berkunjung dan kata “linuwih” berarti memiliki sesuatu yang lebih. Kata “linuwih” digunakan untuk seseorang yang
dianggap sakti dan mempunyai kekuatan khusus. Dengan perilaku irasional tersebut, penulis artikel ingin menampilkan secara negatif para pemimpin karena
tidak semestinya seorang pemimpin berperilaku berdasarkan hal mistis. Leksikon berikutnya terdapat pada kutipan berikut:
“Ide kemajuan semacam itu sesungguhnya menyimpan penghancuran terhadap kemajuan itu sendiri. Sulit untuk membuat break bagi manusia
yang umumnya ndableg dan keras hati ini, bahwa ide kemajuan itu adalah salah.”
commit to user
Kata “ndableg” merupakan adopsi dari bahasa jawa yang berarti tidak mempedulikan atau acuh tak acuh. Kata ini digunakan untuk menjelaskan sifat
manusia yang tidak mempedulikan bahwa apa yang dianggap kemajuan itu sebenarnya sesuatu yang salah.
f. Retoris
Dalam analisis wacana, retoris berkaitan dengan gaya bahasa, ditandai dengan penggunaan kata kiasan atau metafora untuk mempersuasi. Penggunaan
elemen retoris dapat dilihat pada kutipan berikut : “Memang erupsi Merapi seakan memandulkan kehebatan yang selama ini
digembar-gemborkan pemimpin kita.” Metafora “memandulkan” memiliki arti tidak membuahkan hasil.
Penggunaan metafora tersebut, berkaitan dengan akibat dari bencana Merapi yang mematahkan kehebatan dari para pemimpin. Tentu “memandulkan” yang
dimaksudkan oleh penulis memiliki arti negatif. Penggunaan metafora ini juga dimaksudkan penulis untuk menggambarkan kehebatan pemimpin yang
digembar-gemborkan tak lagi berarti dihadapan erupsi Merapi. Dengan penggambaran dan generalisasi seperti ini dapat memberi pengaruh signifikan
terhadap pembaca yang tentunya akan memandang para pemimpin secara negatif. Kalimat retoris juga terdapat pada kutipan berikut:
“Tetapi sebagai gara-gara, ia telah menuding dan menegur manusia, menyibakkan kesalahannya”.
Dalam elemen retoris ini, penulis artikel menggunakan kiasan “menuding”
dan “menegur”. Kedua kata kiasan tersebut berarti memberi peringatan.
commit to user
Penggunaan kiasan ini dimaksudkan penulis untuk menjelaskan akibat erupsi Merapi yang dapat memberi peringatan bagi manusia untuk mengoreksi dirinya.
8. Judul artikel opini “Gara-gara Mbah Maridjan”