commit to user
Merapi. Triyono dan kawan-kawan dijadikan contoh menusia dengan kehidupan luhur yang penuh rasa cinta dalam menjalani tugas-tugas yang diembannya.
Selanjutnya gagasan yang disampaikan penulis artikel adalah mengenai perbandingan antar para petugas yang pantang menyerah dengan pejabat yang
kurang bertanggung jawab. Pejabat yang hanya mampu bersembunyi dan melarikan diri dalam tugasnya. Tidak seperti para petugas pengamatan yang
bertahan hingga detik terakhir tanpa melarikan diri. Berkaitan dengan tema mengenai pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa bencana Merapi,
yang sudah memaparkan beberapa fakta pada awal hingga pertengahan tulisan, penulis menempatkan gagasan utamanya di akhir tulisan.
c. Semantik
Latar yang disampaikan penulis untuk mendukung perihal pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa bencana Merapi, yaitu berkaitan
dengan seorang petugas bernama Triyono dan kawan-kawannya yang pantang menyerah dalam menjalankan tugasnya, terdapat dalam kutipan berikut :
“Salah satu dari mereka adalah Triyono yang sudah bertugas selama 20 tahun di pos yang hanya berjarak tujuh kilometer dari puncak Merapi,
padahal instansi berwenang menetapkan radius bahaya primer Merapi minimal 10 kilometer. Takut? Triyono dengan jujur bilang bahwa ia takut,
tetapi ia tetap menjalankan tugasnya mengengkol sirene zaman Belanda selama dua jam untuk memperingati warga, selain tugas-tugas berat
lainnya”
Latar di atas menunjukkan bahwa penulis ingin menyampaikan informasi
kepada pembaca tentang adanya loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas yang diemban seorang petugas pengamatan. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa
commit to user
walaupun para petugas adalah manusia biasa yang memiliki rasa takut, tetapi mereka tetap menjalankan tugas yang diembannya dengan baik. Penulis
memaparkan contoh tugas yang tetap dilakukan yaitu dengan memberi peringatan warga.
Kedua, detail merupakan elemen yang bisa menunjukan bagian informasi yang diurai secara panjang. Dalam detil, informasi yang menguntungkan
komunikator diuraikan secara gamblang. Detail dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
“Triyono dan kawan-kawannya merupakan pelajaran kehidupan luhur di balik Merapi. Ada tiga tingkatan manusia dalam menjalani tugas
kehidupannya. Pertama, manusia yang menerima dan menjalani tugas kehidupannya sebagai kewajiban. Mekanisme kerjanya dilandasi oleh
prinsip penawaran diri, transaksional. Artinya, seseorang menawarkan dirinya melakukan tawar-menawar sehingga usaha, kerja, dan kinerjanya
selalu dihubungkan dengan seberapa besar hasil atau kusala yang ia dapatkan.
........................................................................................................................ ..........................
Kedua, manusia yang menjalankan tugas kehidupannya sebagai amanah dilandasi oleh prinsip pengabdian diri, moral. Orang-orang ini akan
melakukan tugasnya dengan semangat pelayanan. Implikasi dari prinsip tersebut membuat seseorang bekerja dengan asas kepatuhan. Sebesar apa
pun risikonya, ia akan menjalankan tugas kehidupannya dengan taat. ........................................................................................................................
............................ Ketiga, manusia yang menjalankan tugas kehidupannya sebagai sebuah
cinta, dilandasi oleh prinsip penyerahan diri. Tugas itu seberapa apa pun dan berisiko akan diterima, digeluti, dan dijalankan dengan cinta. Orang-
orang ini bukan hanya menjalankan semuanya karena kepatuhan apalagi kewajiban lalu mengerjakan sebaik-baiknya sesuai target. Bukan Mereka
menjalankannya karena mencintai tugas itu, mencintai siapa pun yang mereka layani atau penikmat hasil ker - janya. Mereka bekerja melampaui
kewajiban mereka.”
Detail yang disampaikan di atas, menggambarkan bagaimana penulis mengemukakan nilai-nilai positif secara eksplisit mengenai tingkatan-tingkatan
commit to user
manusia dalam menjalani tugas kehidupannya. Hal-hal inilah yang kemudian sengaja ditampilkan penulis untuk menegaskan kepada pembaca bahwa manusia
memiliki tingkatan-tingkatan dalam menjalani kehidupannya. Sehingga pembaca menjadi paham tentang manusia apa yang baik dalam menjalankan tugasnya.
Ketiga, maksud merupakan elemen yang hampir sama dengan detail. Dalam maksud informasi yang menguntungkan disajikan secara jelas, dengan
kata-kata yang tegas, dan menunjuk langsung pada fakta. Berikut elemen maksud dalam kutipan di bawah ini :
“Mereka tidak hanya bekerja ”sekadar” memenuhi target yang dibebankan, tetapi bahkan melebihi target-target tersebut meski tak pernah diminta atau
diawasi sekalipun. Bahkan mereka ”menyerahkandirinya ” untuk tugas itu, untuk mereka yang menikmati hasil kerjanya. Triyono dan kawan-
kawannya tampaknya sudah berada di tataran ini sebab sudah rela ”menyerahkan dirinya” untuk tugas itu. Risiko kehilangan nyawa pun
mereka terima. Ini bukan lagi soal kepepet takut kehilangan pekerjaan mengingat gaji yang mereka terima tidaklah sebanding dengan risiko yang
dihadapi”
Fakta eksplisit yang disampaikan penulis dalam elemen maksud di atas berkaitan dengan tingkatan paling tinggi seorang manusia dalam menjalankan
tugasnnya. Terlihat penulis ingin menanamkan sebuah nilai yang luhur tentang kehidupan manusia dengan menyertakan contoh para petugas pengamatan. Tentu
dengan penggambaran seperti ini, pembaca hanya diajak untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang menduduki tingkatan yang luhur dalam menjalankan
tugasnya sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat.
commit to user
d. Sintaksis