Rumusan Masalah Tujuan penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

commit to user opini tentang bencana alam, 8 diantaranya terkait bencana gunung Merapi, dimuat pada surat kabar Kompas dalam bulan November 2010, itu belum termasuk Tajuk Rencana dan Pojok. Oleh karena karakter dan padangan pokok yang kuat tentang humanisme, Kompas dipilih menjadi media yang diteliti dalam penelitian ini karena humanisme sangat erat hubungannya dengan peristiwa bencana alam sehingga diharapkan mampu menjelaskan gambaran secara jelas mengenai pembahasan wacana bencana gunung Merapi.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana wacana bencana alam gunung Merapi dalam artikel opini surat kabar Kompas periode Oktober-November 2010 berkenaan dengan pengorganisasian, penggunaan, dan pemahaman pesan komunikasi?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini pada intinya berkenaan dengan wacana artikel opini tentang bencana alam gunung Merapi pada surat kabar harian Kompas periode Oktober- November 2010. Adapun tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pesan-pesan komunikasi dalam wacana tentang bencana alam gunung Merapi yang terdapat pada artikel opini di surat kabar Kompas periode Oktober-November 2010 diorganisir, digunakan, dan dipahami. commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Teoritis Untuk menambah dan memperluas pengetahuan dibidang jurnalis pada media cetak, khususnya dalam bidang analisis wacana artikel opini pada media cetak. 2. Praktis Diharapkan dengan penelitian ini masyarakat lebih paham tentang wacana artikel opini tentang bencana alam gunung Merapi pada media cetak dan dapat mengerti informasi yang diperoleh dari media.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pers Sebagai Bentuk Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir seiring dengan perkembangan teknologi, berupa peralatan mekanis untuk melipatgandakan pesan. Melalui bantuan media massa ini pesan-pesan komunikasi dapat tersampaikan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas. Kata “komunikasi massa” diadopsi dari istilah bahasa inggris “mass communication” atau komunikasi media massa mass media communication, yang berarti komunikasi dengan menggunakan media massa atau “mass mediated”, komunikator tak dapat bertatap langsung dengan khalayak. Misalnya; penyiar radio atau televisi yang sedang siaran, tidak dapat menatap audiens dalam commit to user perbincangannya, sedangkan istilah “mass media” atau “media massa” adalah dari “media of mass communication” – media yang digunakan dalam komunikasi massa. Istilah lain yang paling banyak digunakan adalah pers. 6 Charles Wright, seorang ahli komunikasi mencoba merumuskan mengenai ciri-ciri komunikasi massa: 1. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim 2. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas 3. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisansi yang kompleks yang melibatkan biaya besar. 7 Media massa elektronik dan cetak sebagai saluran penyampaian pesan- pesan komunikasi biasa disebut sebagai pers. Sementara dalam arti sempit, pers sering diidentikan dengan media massa cetak atau penerbitan. Pers atau media massa sering disebut lembaga sosial. Dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang pers, istilah ini juga digunakan. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik serta dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. 8 Meskipun dalam pengertiannya pers disebut sebagai lembaga sosial tetapi kata “sosial” di sini tidak sama dengan pengertian sosial yang melekat pada 6 Mursito BM, Penulisan Jurnalistik: Konsep dan Teknik Penulisan Berita, SPIKOM, Surakarta, 1999, hal.18 7 Charles Wright dalam Mursito BM, ibid, 1999, hal.18 8 Seri Pustaka Yustisia, Hukum Jurnalistik, Pustaka Widyatama, Yogyakarta, 2005, hal.8 commit to user yayasan sosial, misalnya yang berkonotasi nirlaba. Sebab pers juga memiliki aspek komersial yakni sebagai badan usaha. Layaknya suatu perusahaan, pers membutuhkan pembiayaan untuk dapat bertahan hidup. 9 Sebagai salah satu lembaga sosial pers atau media massa memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi massa. Kekuatan ini masuk melalui interaksi media dengan individu secara halus. Cara-cara penyampaiannya yang sangat halus ini seringkali luput dari kesadaran individu atau khalayaknya. Meski demikian sebagai wujud tanggung jawab terhadap masyarakat, media massa biasanya menempatkan diri pada posisi sebagai pengendali sekaligus melakukan kontrol sosial. 10 Dalam Teori Pers Tanggungjawab Sosial, media harus melakukan fungsi yang esensial bagi masyarakat. Media harus menyediakan informasi, memberi tempat bagi keragaman informasi, kemandirian media secara maksimal, dan ada pedoman untuk pengendalian media. Pada dasarnya fungsi pers dalam Teori Tanggungjawab Sosial terbagi menjadi 6 tugas yakni: 1. Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan perdebatan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. 2. Memberi penerangan kepada masyarakat sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri. 9 Mursito BM, Memahami Institusi Media: Sebuah Pengantar, Linda Pustaka dan SPIKOM, Surakarta, 2006, hal.10 10 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalisistik Pendekatan Teori dan Praktek, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1999, hal.48 commit to user 3. Menjadi penjaga hak-hak orang perorang dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang mengawasi pemerintah. 4. Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dengan penjual barang atau jasa melalui medium periklanan. 5. Menyediakan Hiburan. 6. Mengusahakan sendiri biaya finansial sedemikian rupa sehingga bebas dari tekanan-tekanan orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu. 11 Teori Tanggungjawab Sosial mempunyai asumsi utama yakni bahwa kebebasan, terkandung di dalamnya suatu tanggung jawab yang sepadan, dan pers, yang telah menikmati kedudukan yang terhormat dalam pemerintahan harus bertanggungjawab kepada masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi penting komunikasi massa dalam masyarakat. Asal saja pers tahu tanggungjawabnya dan menjadikan itu landasan operasional mereka, maka sistem pers akan memuaskan kebutuhan masyarakat. 12

2. Artikel Opini

Penerbitan Pers khususnya surat kabar dan majalah, hampir semuanya menyediakan kolom atau rubrik untuk menampung pendapat atau pandangan opini. Ini merupakan perwujudan dari institusi pers sebagai lembaga kontrol sosial. Pendapat umum public opinion adalah pendapat, pandangan atau 11 Theodore Peterson, Empat Teori Pers, PT. Intermasa, Jakarta, 1986, hal. 84 12 Ibid, hal. 83 commit to user pemikiran lain dari masyarakat luas, untuk menanggapi atau membahas suatu permasalahan yang dimuat dalam penerbitan pers. 13 Opini oleh Totok Djuroto dimaksudkan sebagai sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik, dan saran kepada sistem kehidupan bermasyarakat yang merupakan kontrol bagi pelaksanaan pemerintah. Opini atau pendapat di dalamnya mengandung unsur ide, keyakinan, atau ideologi dan pemikiran. Semua pembentukan pendapat didasarkan pada pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain secara langsung maupun tidak langsung diketahui oleh individu yang dikenal sebagai lingkup referensi akhirnya pendapat dibentuk berdasarkan: 1. Kumpulan data dan fakta 2. Rekonstruksi dari keadaan daya berfikir dan daya abstraksi individu 3. Reaksi atau sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan. Hal mana ditentukan lebih lanjut lagi untuk situasi komunikasi serta masing-masing situasi komunikan maupun komunikator sendiri. 14 Artikel adalah opini masyarakat yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai soal, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi bahkan olahraga. Bedanya dengan komentar, jika komentar tulisannya terfokus untuk menanggapi atau mengomentari nuansafenomena dari suatu permasalahan yang terjadi. Sedangkan artikel, penulisanya tidak sekedar mengomentari masalah, 13 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.67 14 Astrid S Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktik, Binacipta, Bandung, 1977, hal.17 commit to user tetapi juga mengajukan pandangan, pendapat atau pemikiran lain, baik yang sudah banyak diketahui masyarakat maupun yang belum diketahui. 15 Bagi surat kabar, artikel berfungsi sebagai penafsir dan penerjemah berita. Artikel berguna untuk menggabungkan atau menyatukan serpihan fakta-fakta dalam berita yang berserakan ke dalam suatu bangunan satu cerita yang utuh, jelas, tegas, dan enak dibaca. Sedangkan bagi penulis, artikel berfungsi sebagai: a. Wahana diskusi dan sosialisasi gagasan kepada masyarakat luas. b. Sarana kontribusi pemikiran untuk memberikan solusi terhadap suatu persoalan yang sedang dihadapi masyarakat atau bangsa. c. Sarana proses aktualisasi sekaligus untuk menunjukkan eksistensi diri. 16 Kata artikel article sendiri dipahami sebagai karangan atau tulisan tentang suatu masalah berikut pendapat penulisnya tentang masalah tersebut yang dimuat di media massa cetak. 17 Menurut Asep Syamsul M. Romli, menulis artikel pada hakikatnya merupakan pengungkapan pendapat atau ide tentang sesuatu tema atau hal dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain menulis adalah aktivitas menuangkan pemikiran tentang suatu masalah dalam sebuah karya tulis. Secara definitif, artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual nonfiksi tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya, dengan tujuan untuk 15 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, Hal.70 16 Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal.10-14 17 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis: Untuk Pemula, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal.45 commit to user menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur. 18 Secara umum, elemen-elemen atikel opini sebenarnya tidak berbeda dengan elemen dari jenis tulisan lain. Hanya saja, dalam penerapannya artikel opini memiliki beberapa kekhasan. Adapun beberapa elemen artikel opini dapat dijelaskan sebagai berikut: 19 1 Tema dan Topik Tema dan topik selalu ada dalam setiap tulisan, bahkan dalam setiap wacana. Tema berarti sesuatu yang diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Sedangkan topik berasal dari behasa Yunani, topoi, berarti tempat. Dalam perkembanganya, topik diartikan sebagai pokok pembicaraan. Sedangkan tema diartikan sebagai suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Dalam artikel opini, istilah yang lazim digunakan adalah angle, atau sudut pandang. Para redaktur koran, khususnya desk article, akan selalu mempertanyakan apa angle-nya dalam setiap artikel yang diterimanya. Angle-lah yang membuat suatu artikel ditulis, yang membuat suatu artikel bisa dibedakan dari artikel yang lain dalam topik yang sama. Tanpa angle, boleh dikatakan tidak ada artikel. 2 Topic Sentence dan Paragraf Ide pokok, sudut pandang, atau angle merupakan syarat mutlak bagi terciptanya artikel opini. Tetapi disamping itu, dalam setiap paragraf 18 Asep Syamsul M. Romli, Ibid, hal.46 19 Mursito BM, Risalah Tulis: Elemen-Elemen Artikel Opini, 2010 commit to user harus ada semacam proposisi yang dikenal sebagai topic sentence, yang diwujudkan dalam satu kalimat. Letaknya bisa di awal atau di akhir paragrafalinia. Topic sentence ini umumnya diuraikan dalam satu paragraf. Namun bila tidak cukup, bisa menginjak paragraf berikutnya, dua paragraf misalnya. 3 Lead Lead adalah paragraf pertama dari tulisan, apapun jenis tulisan itu. Umumnya dalam penulisan jurnalistik, pada format berita langsung straight news saja yang menganggap lead sebagai bagian yang penting dari seluruh bagian sebuah tulisan. Tetapi sebenarnya tulisan artikel opini pun memerlukan lead, dan memandang lead sebagai bagian yang penting. Fungsi lead dalam artikel opini adalah sebagai etalase, merayu pembaca agar mau melanjutkan membaca tulisan berikutnya. Bila artikel tidak dapat membuat pembaca tertarik pada lead, boleh dikatakan tersebut telah gagal sebagai sebuah artikel opini. 4 Jembatan Oleh karena sebuah tulisan merupakan sebuah ide yang utuh, maka antara topic sentence satu dengan lainnya, antara paragraf satu dengan lainnya harus nyambung. Ada kohesi, kesatuan, dangan masing-masing paragraf dan topic sentence saling berhubungan dan mendukung. Dalam menyambungkan paragraf satu dan lainnya itu, dibutuhkan jembatan untuk menghubungkan paragraf-paragraf tersebut. Ada banyak variasi cara menghunbungkan paragraf ini, tetapi cara sederhana ini bisa commit to user dipakai, yakni mengawali sebuah paragraf dengan menggunakan kata yang sama dengan kata terakhir paragraf sebelumnya. 5 Judul Judul, meskipun kurang sentral, tetapi amat penting. Dengan membaca judul, pembaca diharapkan sudah tahu isi artikel apa yang hendak dibaca. Yang tampak pertama kali dalam sebuah tulisan adalah judul. Judul bisa dirumuskan dan diambilkan dari bagian yang paling menarik dari tulisan. Bisa pula diambil dari bagian yang mewakili tulisan. namun, sedapat mungkin, tidak keluar dari telling the story. 6 Anak Judul Anak judul sering ada seringkali tidak ada dalam artikel opini. Dalam esai pendek atau kolom, anak judul sering tidak dijumpai. Anak judul biasanya dipergunakan apabila ada lompatan-lompatan yang sangat jauh pada masalah yang ditulis. Ada perbedaan yang tajam antara sub- topik satu dengan berikutnya. 7 Detail Yang dimaksud detail disini adalah dalam hubungannya dengan fakta atau data yang dipakai dalam tulisan artikel opini. Ada data yang perlu diungkapkan secara detail, tetapi ada pula data yang tidak perlu ditulis secara detail. ni terganung dari sentralitas data dalam konteks tulisan. commit to user 8 Ritme Agar tidak membosankan, tulisan artikel opini diusahakan dibuat tidak monoton. Salah satu caranya adalah dengan menjaga ritme. Mirip dengan lagu. Jika ritme lagu dikendalikan tinggi rendahnya nada, maka ritme tulisan diatur oleh tanda baca. Sering pelan, dengan tempo lamban, tetapi juga cepat dengan break-break yang menghentak. 9 Gaya Gaya atau style adalah unik, hanya dimiliki seseorang. Dengan adanya style ini membuat tulisan seseorang menjadi khas, berbeda dengan tulisan orang lain, dan membuat kita dikenal hanya melalui tulisan. Gaya atau style bersifat personal, mempribadi. isa dilihat dari berbagai ciri atau unsur, gabungan dari ritme, pilihan kata, logika, dan sesuatu yang khas pribadi, dengan penekanan pada unsur tertentu. Asep Syamsul M. Romli menggambarkan struktur tulisan sebuah artikel opini pada umumnya sebagai berikut: 1. Judul Head 2. Nama Penulis By Line 3. Prolog, pembuka tulisan, atau intro 4. Bridge, pengail, atau jembatan antara intro dan pokok bahasan 5. Isi Body, paparan masalah, biasanya berupa sub-subjudul 6. Penutup Closing, bisa berupa kesimpulan atau ajakan 7. Keterangan atau identitas penulis commit to user Meskipun artikel opini termasuk dalam kelompok public opinion opini publik, tetapi penulisnya tidak hanya terdiri dari orang-orang di luar penerbitan pers. Wartawan, redaksi bahkan pekerja pers lainnya yang mampu menulis artikel bisa membuatnya. Hanya saja dalam memberikan pendapat atau pemikiran lain, diatasnamakan dirinya sendiri. Itu sebabnya, nama penulisnya selalu ditulis lengkap, untuk mempertanggungjawabkan isi tulisannya. 20

3. Bahasa dan Makna

Bahasa oleh Jalaludin Rakhmad didefinisikan melalui dua cara yakni fungsional dan formal. Definisi fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya yakni alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan socially shared means for expressing ideas. Penekanan kata “socially shared” dikarenakan bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota kelompok- kelompok sosial. Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa all the conceivable sentences that could be generated according to the rules of its grammar. Ini berarti setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberikan arti. 21 Menurut Halliday dalam Alex Sobur, 2009: 17, secara makro fungsi- fungsi bahasa dapat dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Fungsi ideasional: untuk membentuk, mempertahankan, dan memperjelas hubungan di antara anggota masyarakat. 20 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.71 21 Jalaluddin Rakhmad, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal.269 commit to user 2. Fungsi interpersonal: untuk menyampaikan informasi diantara anggota masyarakat. 3. Fungsi tekstual: untuk menyediakan kerangka, pengorganisasian diskursus wacana yang relevan dengan situasi. Fungsi tekstual dikatakan berkaitan dengan tugas bahasa untuk membentuk berbagai mata rantai kebahasaan dan mata rantai unsur situasi features of the situation yang memungkinkan digunakannya bahasa oleh para pemakainya. Menurut Halliday, fungsi tekstual tampak pada struktur yang melibatkan tema, yaitu struktur tematik dan struktur informasi. 22 Bahasa merupakan sistem lambang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala macam pemikiran. Bahasa manusia mempunyai kekuatan untuk menjelaskan. namun menurut Peursen hal ini tidak berarti pengetahuan dan makna dari apa yang terjadi telah diberikan sebelumnya. Hanya dengan menunjuk kepada kejadian, dan dalam berbagai perwujudan peristiwa itu, kata memperoleh maknanya. Makna ini belum ada sebelum kata digunakan -makna tersebut bukannya diberikan secara apriori- melainkan mendapatkan bentuk melalui penggunaan kata. 23

4. Wacana dan Analisis Wacana

Menurut Webster dalam Alex Sobur, 2009: 9-10 wacana merupakan terjemahan bahasa Inggris yakni discourse. Sementara kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari, diturunkan dari dis-dari 22 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.18 23 Van Peursen dalam Alex Sobur, ibid, hal.28 commit to user dalam arah yang berbeda dan currere-lari. Untuk selanjutnya oleh Webster kata tersebut dimaknai sebagai: 1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan- gagasan; konversasi atau percakapan. 2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu obyek studi atau pokok telaah. 3. Risalah tulis; desertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara obyek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang menyebar luas. Sementara Alex Sobur menyimpulkan wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun non-segmental bahasa. 24 Pawito menyatakan bahwa analisis wacana adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana discourse yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun konstektual. 25 Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks, seperti naskah pidato, transkip sidang atau perdebatan di forum sidang parlemen, artikel yang termuat di surat kabar, buku-buku dan iklan kampanye pemilihan umum. Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. 26 24 Alex Sobur, ibid, hal.11 25 Pawito. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal.170 26 Pawito, ibid, hal.170 commit to user Mills membedakan pengertian wacana menjadi tiga macam yakni wacana dilihat dari level konseptual teoritis, konteks penggunaan dan metode penjelasan. Berdasarkan level konseptual teoritis wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imperialisme dan wacana feminimisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan. 27 Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Menurut Littlejohn analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. 28 Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari penelitian mengenai media. Pendekatan analisis wacana dapat digunakan untuk melihat bagaimana suatu pesan diorganisasikan, digunakan, dan dimengerti. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan littlejohn, yakni: Discourse analysis enables us to look closely at how messages are organized, used and understood. The structure of discourse will change depending on what you want to accomplish. The process of discourse 27 Mills dalam Alex Sobur, Op Cit, hal.11 28 Littlejohn dalam Alex Sobur, Ibid, hal.48 commit to user analysis enables us to examine the various ways in which accomplishments are achieved through messages. 29 Dari segi analisisnya, Syamsudin mengemukakan ciri dan sifat analisis wacana sebagai berikut: 1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat. 2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi. 3. Analisis wacana merupakan pemehaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik. 4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa. 5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional. 30 Dalam penelitian Goldman dan Wiley tentang analisis wacana teks tertulis menerangkan bahwa, analisis wacana teks tertulis merupakan sebuah metode untuk mendeskripsikan gagasan dan hubungan antar gagasan di dalam teks. Metode ini bekerja meliputi bidang yang bervarisasi antara lain; gaya bicara, kebahasaan sebuah teks dan psikologi. Bidang-bidang tersebut menyediakan cara untuk mendeskripsikan dan menganalisis struktur dan isi gagasan sebuah teks dan hubungan antar gagasan. Hal yang penting dalam mendeskripsikan hubungan tersebut adalah mendefinisikan jenis teks yang hendak diteliti karena setiap jenis 29 Stephen Littlejohn, Theory of Human Communication, Sixth ed, Wadsworth Publishing Company, Belmont LA, 1999, hal.83 30 Syamsudin dalam Alex Sobur, Op Cit, hal.49 commit to user teks memiliki struktur yang berbeda. Sebagai contoh: cerita naratif berbeda dengan karangan persuasif, artikel berita berbeda dengan editorial, dan teks fiksi berbeda dangan non-fiksi. Perbedaan struktur juga menyatakan perbedaan hubungan antar gagasan dalam sebuah teks, khususnya pada tingkat global. 31 Dalam penelitian ini analisis wacana digunakan untuk mendapatkan pemahaman akan maksud penyampaian tulisan dalam artikel opini terkait bencana alam gunung Merapi. Pengorganisasian, penggunaan, dan pemahaman pesan- pesan komunikasi yang berupa analisis teks media pada artikel opini surat kabar harian Kompas.

F. Definisi Konseptual

1. Bencana Gunung Merapi 26 Oktober 2010

Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta yang masih aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700m. Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava. Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Tapi pada tahun 1930 letusan gunung merapi menghancurkan 13 31 Susan R. Goldman and Jennifer Wiley, Discourse Analysis: Written Text, University of Illinois at Chicago, 2011 commit to user desa dan menewaskan 1400 orang. Pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia hingga yang terbaru adalah erupsi pada 26 Oktober 2010. Pada bencana kali ini, status waspada Merapi dimulai tanggal 20 September 2010, status siaga tanggal 21 Oktober 2010, status awas pada tanggal 25 Oktober 2010, dan erupsi I dimulai pada tanggal 26 Oktober 2010. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km. 32 Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, sampai dengan tanggal 2 Desember 2010 jumlah korban meninggal bencana erupsi Gunung Merapi mencapai 277 orang. Selain korban meninggal juga terdapat ratusan ribu pengungsi yang tersebar di berbagai daerah di Magelang, Boyolali, Klaten, dan beberapa daerah lain. Pembahasan masalah bencana gunung Merapi tidak hanya terbatas masalah lingkungan semata, malainkan mencakup kehidupan sosial, ekonomi, bahkan politik di pemerintahan. Berbagai wacana muncul dari berbagai sudut pandang yang secara tidak langsung memberikan gambaran dan pembahasan masalah terkait bencana gunung Merapi di media massa. Wacana tentang bencana gunung Merapi dalam penelitian ini mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa bencana Merapi dari berbagai sudut pandang yang ada. 32 http:id.shvoong.comwriting-and-speakingezines-and-newsletters2069774-bencana-gunung- merapi commit to user

2. Artikel Halaman Opini

Artikel halaman opini lazim ditemukan pada halamn khusus opini bersama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis akademis. Sifatnya relatif berat. Karena itulah, artikel opini kerap ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian, atau pengalaman memadai di bidangnya masing-masing. 33 Melalui berbagai tulisan pada halaman opini, perbedaan pendapat masyarakat, aspirasi dan persoalan masyarakat diberi saluran untuk dinyatakan dan saling dikaji serta diuji. Melalui aneka macam karangan yang ditinjau dari berbagai segi dengan berbagai latar belakang, khalayak diajak belajar menghargai perbedaan dan mengembangkan perbedaan sebagai sumber konstruktif untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. 34 Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa halaman artikel opini memiliki fungsi yang penting sebagai sarana dialog dan penyalur aspirasi rakyat. Sementara penulis artikel biasanya orang-orang yang bukan dari pengelola penerbitan pers itu sendiri. Bisa berasal dari ilmuan, tokoh masyarakat, atau penulis yang kritis yang dapat memberikan pandangan mengenai suatu peristiwa ataupun memberi pendapat-pendapat. Dalam penelitian ini artikel yang dieliti adalah artikel opini pada halaman opini surat kabar harian Kompas. Artikel 33 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia:Penulisan Berita dan Feature, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2006, hal.13 34 Jakob Oetama, ibid, hal.153 commit to user halaman opini pada surat kabar Kompas cukup lengkap memuat artikel-artikel opin dari berbagai sudut pandang yang ada.

3. Surat Kabar

Surat kabar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita, dan sebagainya. Surat kabar atau yang sering disebut Koran merupakan salah satu bentuk media cetak selain majalah ataupun buletin. Djujuk Juyoto memberikan pengertian surat kabar dalam 2 hal yaitu: 1. Suatu lembaran sekurang-kurangnya terbit seminggu sekali mengutamakan pemberitaan kabar dalam isi. 2. Lembaran-lembaran yang berisi kabar, dicetak dan terbit secara rutin, tertentu dan periodik. 35 Surat kabar merupakan salah satu bentuk penerbitan yang tergolong tua. Meski pada awalnya hanya berfungsi sebagai media informasi to inform, dalam perkembangannya mencakup fungsi mendidik to educate, menghibur to entertain dan mempengaruhi to influence. Menurut Onong Uchjana, surat kabar memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1. Publisitas, bahawa isi pesan harus bersifat umum dalam arti semua dapat membacanya 2. Periodesitas, bahwa surat kabar diterbitkan secara periodik dan teratur 3. Universalitas, keserempakan isi, beranekaragam dan dari seluruh dunia 35 Djujuk Juyoto, Jurnalistik Praktik Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa, Nurcahaya, Yogyakarta, 1985, hal.18 commit to user 4. Aktualitas, bahwa isi pesan harus sesuatu yang baru atau hangat 5. Kontinuitas, bahwa isi pesan harus berkesinamungan dan terus menerus selama masih menjadi perhatian khalayak luas. 36 Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain karena kesegaranya, karakteristik headline-nya, dan keanekaragaman liputan yang menyangkut berbagai topik isu dan peristiwa. Ini terkait dengan kebutuhan pembaca akan sisi menarik informasi yang ingin dibacanya. 37 Waktu terbit sebuah surat kabar bervariasi, ada surat kabar harian dan mingguan, ada surat kabar pagi atau surat kabar sore. Target distribusinya pun berbeda pula, ada yang menjangkau beberapa ratus penduduk sebuah kota kecil, ada yang memasok seluruh rakyat disebuah Negara atau bangsa, bahkan untuk seluruh orang di dunia sebagai “pasar” internasional. 38 Surat kabar dalam penelitian ini merupakan surat kabar yang terbit dalam format harian yakni Kompas yang berskala nasional.

G. Kerangka Pemikiran

Untuk memahami kedudukan wacana artikel opini dalam penelitian ini, penulis menyusun kerangka pemikiran sebagai berikut: 36 Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dmensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981, hal.98-99 37 Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005, hal.87 38 Septiawan Santana K, ibid, hal.86 Pengumpulan Artikel Opini Dari Surat Kabar Penyeleksian Artikel Opini commit to user Skema I.1 : Kerangka Pemikiran Peneliti Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bermula dari pengumpulan artikel opini dari surat kabar, dalam hal ini adalah surat kabar harian Kompas. Selanjutnya, melakukan penyeleksian artikel yang terkumpul disesuaikan dengan isu yang hendak diteliti yaitu peristiwa bencana gunung Merapi 26 Oktober 2010. Proses seleksi dilakukan dengan cara membandingkan konten atau isi disetiap artikel. Langkah selanjutnya adalah membaca keseluruhan artikel opini yang telah diseleksi hingga mendapatkan pemahaman akan artikel-artikel tersebut. Proses membaca keseluruhan artikel diikuti dengan pengkajian atau analisis dengan menggunakan analisis wacana. Analisis wacana yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis wacana Teun Van Dijk. Dengan menggunakan metode analisis wacana, maka akan didapatkan pemahaman terhadap wacana- wacana yang muncul terkait bencana gunung Merapi pada artikel opini di surat kabar Kompas. Selain itu mengetahui pula bagaimana pesan diorganisir dan digunakan oleh para penulis artikel. Membaca Keseluruhan Artikel Opini Analisis Wacana Artikel Opini Mengetahui Pengorganisasian, Penggunaan, dan Pemahaman Pesan Komunikasi commit to user

H. Metodologi

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

1 5 34

PENUTUP PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

0 2 47

TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gu

0 5 15

BAB 1 TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat Kabar Harian Ked

0 4 34

MEDIA CE MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 16

PENDAHULUAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 3 43

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 8

KESIMPULAN DAN SARAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 9

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16