Stilistik Retoris Judul artikel opini “Erupsi Merapi dan Kearifan Lokal”

commit to user memadai. Penulis artikel ingin menjelaskan bahwa penanganan dan sosialisasi yang dilakukan masih kurang. Selanjutnya, kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam wacana. Sementara dalam penggunaan kata ganti, penulis menggunakan kata “ia”. Kata ganti tersebut digunakan untuk mengganti kata Merapi. Seperti dalam kutipan berikut: “Merapi itu gunung yang sangat atraktif dan unik. Ia suka membuat keheranan, kejutan, sekaligus juga penasaran.” Melalui penggunaan kata “ia”, penulis artikel ingin mengambarkan bahwa gunung merapi itu bukan benda mati dan dapat beraktifitas. Oleh karena itu penulis menggunakan kata ganti “ia” yang sering digunakan untuk kata pengganti makhluk hidup terutama manusia.

e. Stilistik

Bagian dari stilistik adalah leksikon. Leksikon adalah elemen yang menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. 5 Dalam artikel opini ini penggunaan leksikon terdapat pada beberapa kalimat. Berikut kutipannya : “Mudah-mudahan letusan 26 Oktober hanya cara Merapi untuk membuka jalan bagi keluarnya magma yang tersumbat. Begitu magma keluar dengan lancar, erupsi pun akan kembali ke tipe Merapi yang ”cantik” itu.” 5 Eriyanto, ibid., hlm 255. commit to user Penggunaan frasa “membuka jalan” dimaksudkan penulis untuk memberi kesan positif bahwa meletusnya gunung Merapi hanya sebagai sarana bagi magma yang menyumbat untuk keluar. Sementara kiasan “cantik” dimaksudkan penulis untuk menggambarkan erupsi Merapi yang bertipe tidak berbahaya dan menjadi erupsi yang tetap dapat dinikmati masyarakat sekitar.

f. Retoris

Retoris berkaitan dengan gaya bahasa, ditandai dengan penggunaan kiasan, ungkapan atau metafora pada suatu teks yang memiliki fungsi persuasif. 6 Penggunaan elemen retoris metafora dalam artikel opini dapat dilihat dari kalimat berikut : “Upaya memantau gerakan, geliat, dan desah napas Merapi sudah dilakukan dengan baik. Saking banyak dan lengkapnya alat perekam Merapi, mengesankan gunung yang satu ini amat dimanja para peneliti. Tentu saja ini bukan tanpa alasan. Ini karena zona bahaya gunung aktif ini ditinggali oleh banyak sekali penghuni. Sebenarnya tindakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan pemerintah menghadapi aktivitas Merapi 2010 sudah tepat dan sosialisasi oleh media publik juga sudah memadai. Namun, nyatanya erupsi Merapi masih menelan korban juga. Mungkinkah karena jumlah penduduk di daerah bahaya semakin banyak? Ataukah sosialisasi tidak mengenai sasaran? Atau sebagian masyarakat memang cuek?” Kata-kata kiasan “gerakan, geliat, dan desah nafas” merujuk pada arti aktivitas. Pemilihan kata ini dimaksudkan penulis untuk menjelaskan bahwa gunung Merapi memiliki aktivitas yang bermacam-macam. Pada kata “dimanja” memiliki arti diberi perhatian yang lebih. Sedangkan kata “menelan” berarti mengakibatkan atau menimbulkan. 6 Alex Sobur,op.cit.,hlm 84. commit to user

2. Judul artikel opini “Ironi Merapi”

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

1 5 34

PENUTUP PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

0 2 47

TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gu

0 5 15

BAB 1 TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat Kabar Harian Ked

0 4 34

MEDIA CE MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 16

PENDAHULUAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 3 43

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 8

KESIMPULAN DAN SARAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 9

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16