commit to user
Penggungaan kedua leksikon tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan para petugas pengamatan secara positif.
f. Retoris
Retoris mempunyai fungsi persuasif. Retoris berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Elemen retoris dapat
dilihat dari penggunaan ungkapan, metafora, kiasan atau gaya bahasa hiperbolik. Berikut kutipan yang di dalamnya terdapat elemen retoris metafora :
“Pejabat yang sembunyi di balik punggung atasannya, menteri yang berondok di balik ketiak presiden, atau mereka yang harfiah melarikan
diri, para koruptor, sampai petugas kereta api yang bekerja seadanya sehingga menyebabkan kecelakaan adalah contoh-contoh manusia
transaksional tersebut.”
Penggunaan metafora atau kiasan “sembunyi dibalik punggung” “berondok dibalik ketiak” dimaksudkan penulis sebagai gambaran perilaku yang
ditunjukkan oleh pejabat yang hanya mampu bersembunyi atau hanya bermain aman. Dalam tulisan ini, pada dasarnya penulis ingin menggambarkan sebuah
kondisi dan perilaku negatif para pejabat yang merugikan.
4. Judul artikel opini “Sadar Anggaran Bencana”
a. Tematik
Dalam artikel opini, tema yang diangkat oleh penulis pada dasarnya sudah terangkum dalam judul. Dengan melihat judul kita bisa memahami bahwa tema
yang diangkat penulis berkaitan dengan anggaran bencana. Tema artikel opini adalah pentingnya kesadaran dari pemerintah berkaitan dengan anggaran khusus
commit to user
yang dialokasikan untuk penanganan bencana alam. Anggaran bencana merupakan aspek yang dinilai penting dalam penanganan bencana. Namun
sayangnya pemerintah kurang sadar akan pentingnya anggaran khusus bencana alam. Kesadaran akan bencana dari pemerintah seharusnya semakin ditingkatkan
mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana. Berikut kutipan dalam artikel opini ini:
“Kesadaran pemerintah akan bahaya bencana seharusnya diikuti dengan langkah-langkah konkret dalam pemenuhan anggaran bencana. Kita harus
berkaca pada bencana tsunami Aceh, di mana pembiayaan untuk tanggap darurat saja menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,25 triliun.
Mengingat banyak wilayah di Indonesia yang berpotensi bencana, pemerintah
setidaknya mengalokasikan
anggaran khusus
untuk penanggulangan bencana lebih kurang 1 persen dari total APBN sekitar
Rp 12 triliun untuk tahun 2010.” Dalam kutipan di atas pemerintah dituntut untuk lebih serius dan matang
dalam penanganan bencana, khususnya dalam hal anggaran khusus untuk bencana alam. Dan pemerintah dituntut melakukan langkah-langkah yang konkret dalam
pemenuhan anggaran bencana agar dalam penanganannya tidak lagi terganjal masalah dana yang kurang.
b. Skematik
Pada artikel opini ini, fakta yang disampaikan oleh penulis di awal tulisan adalah mengenai mengenai pembentukkan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana BNPB yang mengalami perdebatan. Pada masa pembentukkan BNPB, pemerintah dan DPR mengalami perdebatan yang cukup panjang masalah
pembiayaan. Selanjutnya, penulis membahas tentang APBN Perubahan 2010 yang dinilai tidak cukup yang dikarenakan luasnya kerusakan akibat bencana alam.
commit to user
Keberadaan BPNB malah semakin memperumit masalah penanggulangan bencana karena koordinasi yang sulit dan anggaran bencana yang terpecah-pecah
ke banyak lembaga. Kemudian penulis artikel memaparkan dampak dari kesadaran anggaran dari pemerintah yang masih sangat kurang. Dalam
menentukan anggaran, pemerintah dinilai tidak berkaca pada bencana alam yang terjadi sebelumnya. Gagasan utama dalam artikel opini ini ditempatkan di akhir
tulisan, dengan pembahasan tentang pemerintah yang harus sadar akan pentingnya pemenuhan anggaran bencana. Gagasan utama diletakkan di akhir tulisan dengan
maksud agar menjadi klimaks ketika artikel opini tersebut dibaca.
c. Semantik