Wacana dan Analisis Wacana

commit to user 2. Fungsi interpersonal: untuk menyampaikan informasi diantara anggota masyarakat. 3. Fungsi tekstual: untuk menyediakan kerangka, pengorganisasian diskursus wacana yang relevan dengan situasi. Fungsi tekstual dikatakan berkaitan dengan tugas bahasa untuk membentuk berbagai mata rantai kebahasaan dan mata rantai unsur situasi features of the situation yang memungkinkan digunakannya bahasa oleh para pemakainya. Menurut Halliday, fungsi tekstual tampak pada struktur yang melibatkan tema, yaitu struktur tematik dan struktur informasi. 22 Bahasa merupakan sistem lambang tidak terbatas yang mampu mengungkapkan segala macam pemikiran. Bahasa manusia mempunyai kekuatan untuk menjelaskan. namun menurut Peursen hal ini tidak berarti pengetahuan dan makna dari apa yang terjadi telah diberikan sebelumnya. Hanya dengan menunjuk kepada kejadian, dan dalam berbagai perwujudan peristiwa itu, kata memperoleh maknanya. Makna ini belum ada sebelum kata digunakan -makna tersebut bukannya diberikan secara apriori- melainkan mendapatkan bentuk melalui penggunaan kata. 23

4. Wacana dan Analisis Wacana

Menurut Webster dalam Alex Sobur, 2009: 9-10 wacana merupakan terjemahan bahasa Inggris yakni discourse. Sementara kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus yang berarti lari kian kemari, diturunkan dari dis-dari 22 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.18 23 Van Peursen dalam Alex Sobur, ibid, hal.28 commit to user dalam arah yang berbeda dan currere-lari. Untuk selanjutnya oleh Webster kata tersebut dimaknai sebagai: 1. Komunikasi pikiran dengan kata-kata; ekspresi ide-ide atau gagasan- gagasan; konversasi atau percakapan. 2. Komunikasi secara umum, terutama sebagai suatu obyek studi atau pokok telaah. 3. Risalah tulis; desertasi formal; kuliah; ceramah; khotbah Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara obyek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang menyebar luas. Sementara Alex Sobur menyimpulkan wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun non-segmental bahasa. 24 Pawito menyatakan bahwa analisis wacana adalah suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana discourse yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun konstektual. 25 Analisis wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian diantaranya berupa teks, seperti naskah pidato, transkip sidang atau perdebatan di forum sidang parlemen, artikel yang termuat di surat kabar, buku-buku dan iklan kampanye pemilihan umum. Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. 26 24 Alex Sobur, ibid, hal.11 25 Pawito. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal.170 26 Pawito, ibid, hal.170 commit to user Mills membedakan pengertian wacana menjadi tiga macam yakni wacana dilihat dari level konseptual teoritis, konteks penggunaan dan metode penjelasan. Berdasarkan level konseptual teoritis wacana diartikan sebagai domain umum dari semua pernyataan, yaitu semua ujaran atau teks yang mempunyai makna dan mempunyai efek dalam dunia nyata. Sementara dalam konteks penggunaannya wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokan ke dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian ini menekankan pada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana, yaitu kelompok ujaran yang diatur dengan suatu cara tertentu, misalnya wacana imperialisme dan wacana feminimisme. Sedangkan dilihat dari metode penjelasannya wacana merupakan suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan. 27 Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Menurut Littlejohn analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. 28 Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari penelitian mengenai media. Pendekatan analisis wacana dapat digunakan untuk melihat bagaimana suatu pesan diorganisasikan, digunakan, dan dimengerti. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan littlejohn, yakni: Discourse analysis enables us to look closely at how messages are organized, used and understood. The structure of discourse will change depending on what you want to accomplish. The process of discourse 27 Mills dalam Alex Sobur, Op Cit, hal.11 28 Littlejohn dalam Alex Sobur, Ibid, hal.48 commit to user analysis enables us to examine the various ways in which accomplishments are achieved through messages. 29 Dari segi analisisnya, Syamsudin mengemukakan ciri dan sifat analisis wacana sebagai berikut: 1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat. 2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks dan situasi. 3. Analisis wacana merupakan pemehaman rangkaian tuturan melalui interpretasi semantik. 4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa. 5. Analisis wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungsional. 30 Dalam penelitian Goldman dan Wiley tentang analisis wacana teks tertulis menerangkan bahwa, analisis wacana teks tertulis merupakan sebuah metode untuk mendeskripsikan gagasan dan hubungan antar gagasan di dalam teks. Metode ini bekerja meliputi bidang yang bervarisasi antara lain; gaya bicara, kebahasaan sebuah teks dan psikologi. Bidang-bidang tersebut menyediakan cara untuk mendeskripsikan dan menganalisis struktur dan isi gagasan sebuah teks dan hubungan antar gagasan. Hal yang penting dalam mendeskripsikan hubungan tersebut adalah mendefinisikan jenis teks yang hendak diteliti karena setiap jenis 29 Stephen Littlejohn, Theory of Human Communication, Sixth ed, Wadsworth Publishing Company, Belmont LA, 1999, hal.83 30 Syamsudin dalam Alex Sobur, Op Cit, hal.49 commit to user teks memiliki struktur yang berbeda. Sebagai contoh: cerita naratif berbeda dengan karangan persuasif, artikel berita berbeda dengan editorial, dan teks fiksi berbeda dangan non-fiksi. Perbedaan struktur juga menyatakan perbedaan hubungan antar gagasan dalam sebuah teks, khususnya pada tingkat global. 31 Dalam penelitian ini analisis wacana digunakan untuk mendapatkan pemahaman akan maksud penyampaian tulisan dalam artikel opini terkait bencana alam gunung Merapi. Pengorganisasian, penggunaan, dan pemahaman pesan- pesan komunikasi yang berupa analisis teks media pada artikel opini surat kabar harian Kompas.

F. Definisi Konseptual

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

1 5 34

PENUTUP PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

0 2 47

TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gu

0 5 15

BAB 1 TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat Kabar Harian Ked

0 4 34

MEDIA CE MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 16

PENDAHULUAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 3 43

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 8

KESIMPULAN DAN SARAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 9

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16