commit to user
“Gunung Merapi adalah aktor besar yang sedang menjalankan peran berdasarkan casting dari Tuhan. Melalui aktivitas Merapi, Tuhan
menunjukkan, diri-Nya tak pernah mandek berkarya. Ia mahakreatif.” Pada kutipan diatas penulis artikel ingin menggambarkan bahwa gunung
merapi memiliki peranan penting dari alam dibawah kekuasaan Tuhan. Hal tersebut ditandai dengan penggunaan metafora “aktor besar” yang terdapat pada
kutipan di atas.
6. Judul artikel opini “Birokrasi Bencana”
a. Tematik
Tema artikel opini ini menyoal masalah penanganan bencana alam yang terbentur birokrasi oleh pemerintah yang dinilai lamban. Pemerintah banyak
disoroti dalam masalah penanganan bencana yang terjadi di Indonesia. Apa yang dimiliki pemerintah dirasa tidak cukup dan masih sangat kurang dalam menangani
bencana. Perangkat negara yang berkaitan dengan penanganan bencana pun dinilai tidak efektif atau sia-sia. Birokrasi yang dijalankan juga tidak berjalan
sebagaimana mestinya sehingga pemerintah dianggap mengalami persoalan- persoalan mendasar dalam sistemnya. Berikut kutipan temanya:
“Bencana demi bencana yang datang tanpa ada penanganan yang serius dari pemerintah menunjukkan ketidakmampuan aparat birokrasi untuk
belajar. Harapannya, kita membutuhkan sebuah sistem birokrasi yang menjadikan setiap individu memiliki sensitivitas terhadap kondisi yang
berkembang di luar.”
Dengan tema ini, penulis ingin menampilkan bahwa pemerintah
seharusnya memperbaiki segala aspek yang berkaitan dengan penanganan bencana khususnya pada sistem birokrasi yang mempu menjadikan setiap individu
commit to user
lebih peka terhadap kejadian yang terjadi di luar. Dengan tema ini juga penulis ingin memperlihatkan kepada pembaca bahwa pemerintah mengalami
permasalahan sistem birokrasi yang mendasar dalam tubuhnya sendiri.
b. Skematik
Informasi yang disampaikan pertama kali adalah mengenai birokrasi pemerintah yang memiliki banyak kekurangan. Bahkan penulis menegaskan
bahwa tidak ada perawatan yang berkelanjutan terhadap mekanisme birokrasi yang sudah terbangun sehingga birokrasi jadi sistem yang lamban dan tidak
tanggap. Selanjutnya adalah mengenai birokrasi yang mengalami kebebalan. Hal ini dibuktikan dengan pemerintah yang kewalahan mengurusi pengungsi.
Mekanisme evakuasi, pendataan, dan teknis pemberian bantuan terbentur dengan mekanisme birokrasi yang lamban
Gagasan berikutnya adalah mengenai kebutuhan dari sistem birokrasi. Penanganan terhadap bencana berbasis pada nilai-nilai dasar kemanusiaan
seharusnya menjadi dasar sistem birokrasi bencana. Hal ini terletak pada unsur fisik, psikis, dan spiritual. Penulis artikel memaparkan keadaan psikis dari para
korban bencana yang mengalami trauma pasca bencana. Pada aspek spiritual, para korban bencana mengalami gocangan spiritual yang mengakibatkan mereka
mengalami goncangan pemahaman dan keyakinan. Korban bencana kehilangan kepercayaan pada rasionalitas yang diimplementasikan di dalam peralatan,
mekanisme birokrasi, dan penanganan teknis lainnya.
commit to user
Gagasan utama pada artikel ini terletak di awal tulisan dimana penulis memaparkan mengenai kelambanan dan kebebalan dari sistem birokrasi
pemerintah.
c. Semantik