commit to user
Gagasan utama pada artikel ini ditempatkan pada bagian awal tulisan. Hal ini dimaksudkan penulis agar apa yang menjadi bahasan utama dapat langsung
dimengeti oleh khalayak pembaca. Selanjutnya, dalam artikel ini diikuti fakta- fakta yang disusun untuk mendukung gagasan utama. Fakta yang disusun pertama
dalam teks ini adalah mengenai pemanfaatan peristiwa bencana Merapi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Spanduk partai politik dan industri
dipasang di barak pengungsian adalah unjuk diri karena siasat kampanye politik sempit dan kapital. Dipaparkan juga perilaku salah satu anggota partai politik
yang diberi vonis hukuman ringan oleh jasa padahal perbuatnya sangat merugikan masyarakat. Selanjutnya gagasan yang disampaikan penulis adalah mengenai
terbengkalainya para korban bencana Merapi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penanganan yang baik.
Kedua fakta tersebut disampaikan oleh penulis artikel untuk menunjukan betapa ironisnya keadaan para pengungsi dan korban bencana. Pihak-pihak yang
seharusnya membantu dengan tulus ikhlas malah memanfaatkan peristiwa tersebut sebagai ajang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan golongan.
c. Semantik
Elemen semantik terdiri dari pertama, latar yaitu bagian pesan yang dapat mempengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan. Kedua, detail adalah
elemen wacana yang berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Ketiga, maksud adalah elemen wacana yang hampir sama dengan
elemen detil. Dalam detil, informasi yang menguntungkan komunikator akan
commit to user
diuraikan dengan detil panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan selalu diuraikan secara eksplisit dan jelas.
Pada teks dibawah ini penulis menggunakan latar tentang sikap negatif para pengurus partai politik dan pihak manajemen industri. Sikap dan respon
negatif tersebut menunjukan adanya pemanfaatan peristiwa bencana Merapi yang kurang terpuji terhadap para korban dan relawan Merapi. Seperti dalam kutipan
berikut: “Dari sisi lain, para pengurus partai politik dan pihak manajemen industri
justru memandang para pengungsi dan saudaranya, termasuk para relawan sejati, adalah pangsa pasar mereka, dalam aspek suara pemilih maupun
calon pembeli produk mereka. Dalam setiap kesempatan, kampanye dan promosi mereka harus hadir nyata, tidak peduli meski situasi duka dan
panik. Partai politik saat ini adalah institusi ”abstrak” yang sangat berpengaruh dalam kehidupan negara meski manfaat ”riil” bagi rakyat
layak dipertanyakan.”
Penggunaan latar ini sengaja disampaikan penulis untuk memberi asumsi dasar bahwa yang dilakukan pihak-pihak tersebut tidak menimbulkan manfaat
yang berarti bagi para pengungsi dan korban bencana Merapi. Berikut elemen detail yang ingin disampaikan penulis menyikapi ironi
yang terjadi antara pihak partai politik dengan para pengungsi dan korban bencana.
“Selayaknya hakim memutuskan bahwa kejahatan yang terbukti dilakukan oleh oknum pejabat mendapat hukuman yang lebih berat, dibandingkan
kejahatan serupa yang dilakukan rakyat biasa. Hal tersebut justru berefek jera dan perlu diprioritaskan dibandingkan aspek sopan santun selama
persidangan berlangsung yang subyektif dan seharusnya hanya sekadar sebuah catatan, tidak memengaruhi vonis. Apalagi, vonis ironis tersebut
dibacakan hakim pada saat para pengungsi Merapi sedang memerlukan figur panutan dari pejabat negara dalam dunia politik yang ”abstrak”
commit to user
Dalam elemen detail di atas, terlihat penulis menggambarkan secara ekplisit betapa berseberangannya perlakuan yang didapatkan antara pihak partai
politik yang notabene adalah pejabat publik dengan pihak pengungsi dan korban bencana. Efek jera kurang ditekankan dalam penanganan kasus-kasus hukum
pejabat publik. Selain elemen detail, penulis juga menggunakan elemen maksud sebagai
upaya untuk menyampaikan informasi bahwa sikap yang berseberangan yang ditunjukkan oleh pihak pejabat dan pihak pengungsi dan korban.
“Status Awas dan letusan Gunung Merapi tidak terjadi mendadak sebab hal itu melalui tahap Siaga dan Waspada. Artinya, ada waktu yang dapat
dimanfaatkan untuk persiapan di barak pengungsian warga. Selama ini, kalau ada pejabat lokal, regional, apalagi nasional yang akan datang
berkunjung, rakyat menyiapkan segala sesuatunya dengan sigap, ikhlas, dan gembira agar tidak terjadi kekecewaan dan ”murka” pejabat. Namun,
ironi selalu terjadi saat rakyat ”berkunjung” atau warga mengungsi ke barak, tidak ada persiapan sigap dan memadai, apalagi ikhlas dan gembira
dari pejabat dan bawahannya.”
Dalam elemen maksud di atas, penulis kemudian menegaskan bahwa sikap
yang ditunjukkan selama ini sangatlah kontras. Dalam kutipan di atas ditunjukkan selama ini apabila ada pejabat lokal, regional, maupun nasional berkunjung,
rakyat selalu menyiapkan segala sesuatunya secara baik dan memadai untuk menyambut kedatangannya. Sedangkan saat rakyat atau warga penggungsi
berkunjung ke barak pengungsian tidak ada persiapan yang memadai dari pejabat beserta bawahannya.
commit to user
d. Sintaksis