Sintaksis Stilistik Judul artikel opini “Birokrasi Bencana”

commit to user bukti guncangan spiritual. Mereka mencari legitimasi keyakinan mitis dan mistis dari sumber-sumber yang selama ini mengendap dalam kesadaran kolektif.”

d. Sintaksis

Sintaksis adalah elemen analisis, secara umum digunakan dalam menampilkan diri secara positif dengan menggunakan kalimat. Sintaksis terdiri dari beberapa aspek yakni koherensi dan kata ganti. Dalam artikel ini, penulis mencoba menampilkan bagaimana perbandingan antara jumlah pengungsi dan persediaan bahan makanan. Oleh karena itu penulis menggunakan koherensi pembeda antara apa jumlah pengungsi yang terus bertambah dengan persediaan bahan makanan yang tidak mencukupi. Berikut kutipannya: “Jumlah pengungsi yang terus bertambah tidak berbanding lurus dengan persediaan bahan makanan. Persediaan beras hanya cukup untuk dua hari. Pertanyaan yang selalu muncul, kenapa setiap kali bencana datang, pemerintah selalu tidak siap? Perlu berapa kali bencana agar pemerintah memiliki sistem penanganan yang dapat diandalkan?” Kata “tidak sebanding” merupakan koherensi pembeda. Koherensi ini dimaksudkan oleh penulis untuk memberi suatu penjelasan sekaligus pembanding kepada pembaca tentang pembandingan yang berbeda antara jumlah pengungsi yang bertambah tidak diikuti dengan jumlah bahan makanan. Dalam penggunaan koherensi ini, penulis memperlihatkan kurangnya perhatian pada penyediaan pangan bagi para pengungsi. Selanjutnya, penulis menggunakan kata ganti “kita” yang menunjuk kepada semua pihak di bangsa ini. Penggunaan kata “kita” mempunyai makna commit to user milik. Kata ini mengikuti kata “birokrasi” yang kemudian berarti birokrasi yang dimiliki bangsa ini. Seperti pada kutipan berikut : “Kalau diterapkan pada kondisi sekarang, itulah yang terjadi pada birokrasi kita.”

e. Stilistik

Bagian dari stilistik adalah leksikon. Leksikon adalah elemen yang menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Leksikon dalam teks ini dapat dilihat pada kutipan berikut : “Jelasnya, tidak ada perawatan yang kontinu terhadap mekanisme birokrasi yang sudah terbangun. Birokrasi jadi sistem yang gemuk, lamban, dan tidak tanggap.” Kata “kontinu” memiliki makna berkesinambungan; berkelanjutan; terus menerus. 16 Pada kutipan di atas kata “kontinu” menunjukkan bahwa tidak ada perawatan yang berkesinambungan terhadap mekanisme birokrasi. Artinya tidak ada konsistensi dari pemerintah untuk meningkatkan mekanisme birokrasi. Oleh karena tidak ada perawatan yang terus menerus maka sistem birokrasi menjadi lamban dan tidak tanggap terhadap permasalahan yang ada. Elemen leksikon berikutnya adalah seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini: “Kalau diterapkan pada kondisi sekarang, itulah yang terjadi pada birokrasi kita. Birokrasi mengalami kebebalan. 16 Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibid, hal. 458 commit to user Kata “kebebalan” memiliki arti kebodohan. 17 Kata “kebebalan” digunakan penulis artikel untuk menggambarkan tentang keadaan birokrasi pemerintah yang mengalami kobodohan. Penggungaan leksikon tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan sistem birokrasi pemerintah secara negatif. Birokrasi mengalami masalah-masalah yang mengakibatkan kelambanan, birokrasi tidak peka dan tidak tangkap terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa birokrasi mengalami kebodohan.

f. Retoris

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

1 5 34

PENUTUP PEMBERITAAN PENGUNGSI MERAPI PASCA LETUSAN MERAPI ( Analisis Framing Headline tentang Pemberitaan Pengungsi Merapi pada Surat Kabar HARIAN JOGJA selama November 2010).

0 2 47

TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gu

0 5 15

BAB 1 TEKNIK FOTO JURNALISTIK BENCANA ALAM MELETUSNYA GUNUNG MERAPI DI YOGYAKARTA DALAM SURAT KABAR HARIAN LOKAL (Analisis Isi Kuantitatif Foto Jurnalistik Pada Peristiwa Meletusnya Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Surat Kabar Harian Ked

0 4 34

MEDIA CE MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 16

PENDAHULUAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 3 43

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 8

KESIMPULAN DAN SARAN MEDIA CETAK DAN PEMBERITAAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI (Analisis Wacana Pemberitaan Letusan Gunung Berapi Pada Headline Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Periode 27 Oktober 2010 sampai 26 November 2010).

0 2 9

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16