12
hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini
memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu
temannya untuk menyelsaikan tugasnya.
2 Tanggung Jawab Perseorangan Individual Accountability
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap aggotanya, maka setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggug jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal
tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
3 Interaksi Tatap Muka Face to Face Promotion Interaction
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing- masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari
budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar
anggota kelompok.
4 Partisipasi dan Komunikasi Perticipation Communication
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam
kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa
mempunyai keterampilan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi
setiap anggotanya. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan
kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan
13
atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan
melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Muslimin Ibrahim dkk., dalam Trianto mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
11
Berikut ini akan dijelaskan tiga tujuan pembelajaran kooperatif tersebut.
1 Hasil Belajar Akademik
Tujuan yang pertama dari diterapkannya pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan
dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun siswa kelompok atas. Siswa kelompok atas maksudnya
adalah akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus bagi teman sebaya yang memiliki orientasi yang sama. Dalam proses tutorial
ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan
ide-ide yang terdapat di dalam materi-materi tertentu.
2 Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan yang kedua dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan terhadap perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu. Dengan pembelajaran kooperatif,
siswa dapat menerima berbagai perbedaan yang luas misalnya perbedaan ras, budaya,
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011, Cetakan ke-4, h. 59.
14
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Dari sini dapat disimpulkan, dengan pembelajaran kooperatif dapat memberikan peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dan kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk
menghargai satu sama lain.
3 Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana
masyarakat secara budaya semakin beragam. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya mempelajari materi
pelajaran. Mereka juga harus mempelajari keterampilan interpersonal agar dapat bekerja bersama secara produktif. Keterampilan ini dikenal sebagai keterampilan
kooperatif. Lundgren membagi keterampilan kooperatif dalam tiga tingkatan, yaitu:
12
a Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi berbagi tugas, mendorong partisipasi, dan mengundang orang lain untuk berbicara.
b Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi medengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, dan menerima tanggung jawab.
c Keterampilan kooperatif tingkat akhir, meliputi mengelaborasi, memeriksa ketepatan dan menetapkan tujuan.
Keterampilan kooperatif ini bertujuan untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar
anggota kelompok sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar kelompok selama kegiatan.
e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim.
13
12
Zulfiani dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 133
13
Sanjaya, op. cit., h. 248