41
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu
jika nilai F
hitung
F
tabel
maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai F
hitung
F
tabel
maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut nilai
F
hitung
F
tabel
sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t.
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Uji t
Taraf Signifikansi t
hitung
t
tabel
5 4,149
2,0205
Penghitungan untuk menentukan nilai t
hitung
disajikan pada lampiran 11. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai t
hitung
adalah 4,419. Nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 adalah 2,0205. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai t
hitung
t
tabel
pada taraf kepercayaan 95 terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan yang menggunakan model pembelajaran biasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada taraf 95.
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen, sehingga
dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji-t dengan kriteria pengujian, yaitu t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
a
ditolak. Jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak,
42
H
a
diterima. Hasil yang didapat dari pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5 didapatkan nilai t
hitung
sebesar 4,419 dengan t
tabel
sebesar 2,0205. Melihat hasil pada tabel tersebut maka dinyatakan bahwa t
hitung
t
tabel
, hal ini menjelaskan bahwa H
o
ditolak atau H
a
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Temuan yang diperoleh selama penelitian adalah bahwa terdapat perbedaan yang positif antara hasil belajar siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Siswa
Kelas Eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dalam beberapa hal dibandingkan dengan siswa kelas Kontrol yang
menggunakan model pembelajaran biasa diskusi kelompok. Kelas Ekperimen lebih baik dalam hal perolehan rata-rata nilai postes, dan rata-rata kualitas pembelajaran
yang ditunjukkan oleh data hasil observasi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan diskusi kelompok biasa,
dianggap sebagai model pembelajaran yang masing-masing memiliki keunggulan tertentu. Namun model pembelajaran Jigsaw lebih menarik bagi siswa. Hal ini yang
diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa perbedaan hasil belajar kedua kelas tersebut signifikan, dimana model pembelajaran
Jigsaw lebih unggul dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini semakin diperkuat
dengan hasil observasi proses pembelajaran. Nilai observasi adalah nilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan. Pembelajaran di kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berlangsung dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persentase pencapaian indikator pada setiap pertemuan seperti
yang terdapat pada lampiran 13. Pencapaian indikator pada pertemuan ke-1 yaitu sebesar 77,3 dari banyaknya indikator. Pada pertemuan ke-2 persentase pencapaian
yaitu sebesar 84. Pada pertemuan ini mengalami peningkatan sekitar 6,7 dari pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke-3 dapat dikatakan proses pembelajaran
yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator mencapai 88. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang
diterapkan.