Pengertian Jigsaw Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

21 Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah- langkah pokok sebagai berikut: 22 1 Tahap pertama, siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu. Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Dengan demikian, cara yang efektif unuk menjamin heterogenitas kelompok ini adalah guru yang membuat kelompok-kelompok itu. Jika siswa dibebaskan membuat kelompok sendiri maka biasanya siswa akan memilih teman-teman yang saangat disukainya, misalnya teman sesama jenis, sesama etnik, dan sama dalam kemampuan. Hal ini cenderung menghasilkan kelompok-kelompok yang homogen dan sering kali siswa tertentu tidak masuk dalam kelompok manapun. Oleh karena itu, memberikan kebebasan siswa untuk membentuk kelompok sendiri bukanlah cara yang baik, kecuali guru membuat batasan-batasan tertentu sehingga dapat menghasilkan kelompok-kelompok yang heterogen. Pengelompokan secara acak juga dapat digunakan, khusus jika pengelompokan itu terjadi pada awal tahun ajaran baru dimana guru baru sedikit mempunyai informasi tentang siswa-siswanya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena ukuran suatu kelompok mempengaruhi kemampuan produktivitasnya. Dalam hal ini, Soejadi mengemukakan, jumlah anggota dalam satu kelompok apabila makin besar, dapat mengakibatkan makin kurang efektif kerja sama antara para aggotanya. Menurut Edward, kelompok yang terdiri dari empat orang terbukti sangat efektif. Sedangkan Sudjana mengemukakan, beberapa siswa dihimpun dalam satu kelompok dapat terdiri 4-6 orang siswa. Jumlah yang paling tepat menurut hasil penelitian Slavin adalah hal itu dikarenakan kelompok yang beranggotakan 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan dengan kelompok yang beranggotakan 2-4 orang. 22 Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2012, Cet. 6, h. 54 22 2 Tahap kedua, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota dan kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selajutnya materi tersebut didiskusikan sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. 3 Tahap ketiga, setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskannya, kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru. 4 Tahap keempat, siswa diberi teskuis. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. Sedangkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw antara lain: 23 a Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. b Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok-kelompok kecil 3-5 orang dalam setiap kelompoknya. c Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, baik tugas individu maupun tugas kelompok dengan sejelas-jelasnya. d Memantau berlangsungnya kerja kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk untuk mengetahui bahwasanya kegiatan berlangsung dengan lancar. Dalam hal ini guru menyediakan kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. e Mengevaluasi hasil belajar siswa melalui tes tertulistes lisan secara acak. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Berikut ini kelebihn dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikemukakan oleh Jill Parker: 24 1 Merupakan cara yang efisien dalam mempelajari suatu materi. 23 Ibid 24 http:www.broward.k12.fi.uscistrategies_and_suchstrategiesjigsaw.html 23 2 Membangun pengetahuan secara mendalam. 3 Memperlihatkan kemampuan siswa dan menghilangkan kesalahpahaman. 4 Membangun pemahaman konseptual. 5 Mengembangkan kerja tim dan kemampuan bekerja sama. Selain memiliki kelebihan-kelebihan, model pembelajaran tipe Jigsaw juga memiliki beberapa kekurangan, seperti yang diungkapkan oleh Jill Parker berikut ini: 25 1 Membutuhkan waktu yang lebih lama. 2 Siswa harus dilatih dalam menggunakan metode ini. 3 Membutuhkan jumlah grup yang sama. 4 Dalam pengaturan kelas dapat menimbulkan masalah. Untuk mengambil manfaat dan mengatasi kekurangan-kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut, maka guru perlu membuat perencanaan- perencanaan yang sebaik-baiknya, dan juga diperlukan simulasi atau latihan dalam menerapkan model pembelajaran ini.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Kata “hasil” dalam kamus Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Kata hasil sering dikaitkan dengan kata prestasi, hal ini karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar sebagaimana dituliskan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer yaitu “penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes”. 26 Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar baik dengan ulangan maupun tes. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu dan merupakan puncak dari proses belajar. 27 25 http:www.broward.k12.fi.uscistrategies_and_suchstrategiesjigsaw.html 26 Peter Salim dan Yani Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991, h. 359 27 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h. 3-4.

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

0 9 291

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI MAS AL-WASHLIYAH 12 PERBAUNGAN TP 2016/2017.

0 3 29