Pengawasan Petugas Kesehatan Faktor Penguat Reinforcing Factor
tahu berformalin. Kemudian nilai, nilai tidak diamati karena bersifat abstrak, namun nilai dijadikan rujukan untuk bersikap di masyarakat dan
merupakan ukuran benar atau jujurnya suatu perbuatan, sehingga nilai dapat dilihat dengan konsistensi jawaban pada pertanyaan sikap dan bukti hasil uji
laboratorium terhadap sampel tahu. Selain faktor diatas, faktor pemungkin seperti ketersediaan fasilitas,
SDM yang mengawasi, keterampilan petugas, dan komitmen pemerintah tidak diteliti. ketersediaan fasilitas tidak diteliti karena fasilitas sarana
menjual tahu dapat diketahui saat observasi dilakukan. Ketersediaan fasilitas ini dapat mempengaruhi pedagang untuk melakukan penjualan atau tidak,
termasuk penjualan tahu berformalin dan tidak. Kemudian SDM yang mengawasi dan keterampilan petugas tidak diteliti dikarenakan merupakan
faktor eksternal diluar fokus penelitian. Selain itu, komitmen pemerintah juga merupakan faktor eksternal sehingga tidak teliti, akan tetapi komitmen
pemerintah telah
tertuang dalam
kebijakan berupa
peraturan pemerintahKemudian faktor penguat terkait teman pedagang, akses ke
produsen, keluarga, dan pengawasan petugas kesehatan juga tidak diteliti. Teman pedagang, akses ke produsen dan keluarga tidak diteliti karena
variabel ini dapat didefinisikan secara operasional dengan pengakuan dari pedagang tentang ada atau tidaknya faktor tersebut dalam dirinya.
Sedangkan pengawasan petugas kesehatan tidak diteliti karena pemerintah biasanya telah menjadwalkan kegiatan wasdal pengawasan dan
pengendalain terkait penyalahgunaan formalin pada makanan saat operasi pasar.
Berikut variabel dalam penelitian ini:
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Pengetahuan penjual tahu tentang ciri tahu berformalin, golongan formalin
pada tahu berdasarkan PP, dan dampak formalin yang dikonsumsi bagi
kesehatan
Sikap penjual tahu terhadap informasi bahaya formalin
Perilaku penjual tahu Jenis Kelamin
Usia
Lama Berjualan Pendidikan