Gambaran Sikap Penjual Tahu Terhadap Informasi Bahaya

82 Berdasarkan 5.10. terlihat bahwa tingkat sikap untuk pertanyaan C5 tentang “penggunaan bahan pengawet dapat meningkatkan kualitas tahu” cenderung ragu-ragu dengan total nilai hasil kali lickert 94 yakni dari ragu-ragu menuju tidak setuju dan sebesar 50 tidak setuju. Sedangkan tingkat sikap terkait “penggunaan formalin pada tahu diperbolehkan” C7 cenderung tidak setuju dengan nilai hasil kali lickert 142 dan sebanyak 67,6 tidak setuju. Kemudian sebanyak 61,8 menjawab tidak setuju dengan pernyataan “makan tahu berformalin baik untuk kesehatan” C10. Selain itu sebesar 26,5 setuju pada pernyataan C8 jika tahu yang mengandung formalin lebih bagus, kenyal, enak, sehingga tidak masalah untuk dijual, namun hasil kali lickert menunjukkan hasil 125 yang berarti kecenderungan sikap keseluruhan responden terhadap pertanyaan C8 tidak setuju.

5.2.5. Gambaran Perilaku Penjual Tahu

Berikut gambaran perilaku penjual tahu yang menjual tahu berformalin di Pasar Daerah Semanan dari salah satu tahu yang dijual responden teridentifikasi mengandung formalin : Tabel 5.11. Distribusi Perilaku Penjual Tahu Di Pasar Daerah Semanan Tahun 2015 Perilaku Penjual Tahu Jumlah Persentase Ya 25 73,5 Tidak 9 26,5 Total 34 100 Berdasarkan tabel 5.11. telihat bahwa perilaku penjual tahu yang menjual tahu berformalin sebesar 73,5. Sedangkan yang tidak menjual tahu berformalin sebanyak 26,5. Dikategorikan perilaku menjual tahu berformalin karena salah satunya mengandung formalin dan dikategorikan perilaku tidak menjual tahu berformalin jika seluruh tahunya tidak mengandung formalin. 5.2.5.1.Identifikasi Perilaku Penjual Tahu Mengenai Tahu Berformalin Identifikasi terhadap perilaku penjualan tahu di Pasar Daerah Semanan bertujuan untuk mengetahui indikasi penjualan tahu berformalin. Berikut identifikasi perilku dilakukan terhadap kesamaan tahu yang dijual dan di konsumsi penjual, asal tahu yang dijual, daerah supplier, daya tahan tahu yang dijual, perlakuan jika tahu bersisa, teman sebagai motivasi berjualan tahu, dan perilaku menjual tahu jika penjual tahu tersebut telah mengetahui tahu tersebut mengandung formalin.

5.2.5.1.1. Kesamaan Tahu yang Dijual dan Dikonsumsi

Berikut distribusi kesamaan tahu yang dijual penjual tahu dengan yang dikonsumsi penjual tahu di Pasar Daerah Semanan yang menjadi responden dalam penelitian ini: Tabel 5.12. Distribusi Kesamaan Tahu yang Dijual dan Dikonsumsi Penjual Tahu di Pasar Daerah Semanan Tahun 2015 Tahu yang Dijual Berbeda Dengan yang Dikonsumsi Jumlah Persentase Ya 6 17,6 Tidak 28 82,4 Total 34 100 Berdasarkan tabel 5.12. terlihat bahwa tidak ada perbedaan sama antara tahu yang dijual penjual tahu dengan yang dikonsumsi oleh penjual tahu sebesar 82,4.

5.2.5.1.2. Asal Tahu

Berikut distribusi asal tahu yang dijual oleh penjual di Pasar Daerah Semanan yang menjadi responden dalam penelitian ini: Diagram 5.4. Distribusi Asal Tahu yang Dijual Penjual Tahu di Pasar Daerah Semanan Tahun 2015 Berdasarkan diagram 5.4 terlihat bahwa tahu yang dijual oleh penjual tahu di Pasar Daerah Semanan berasal dari supplier yakni sebesar 91,2. Sedangkan yang membuat sendiri hanya 8,8.

5.2.5.1.3. Kategori Daerah Supplier

Berikut distribusi kategori daerah supplier tahu yang mensuplai tahu kepada para penjual tahu di Pasar Daerah Semanan yang menjadi responden dalam penelitian ini : Diagram 5.5. Distribusi Kategori Daerah Supplier Yang Mensuplai Tahu Kepada Para Penjual Tahu di Pasar Daerah Semanan Tahun 2015 Kopti Semanan: Kompleks Pembuat Tahu Tempe Indonesia daerah Semanan 8,8 91,2 Buat Sendiri Dari Supplier 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 A sal Tah u Persentase 45,2 54,8 Kopti Semanan Tangerang 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 D ae rah Persentase