Akibat Pemaparan Formalin Formalin

2.3.4. Cara Mengidentifikasi Keberadaan Formalin Pada Tahu

Keberadaan formalin pada tahu hanya bisa dibuktikan dengan uji laboratorium. Metode yang dilakukan salah satunya dengan cara pengujian menggunakan food security kit- formaldehyde 1 dengan meneteskan reagent. Dikatakan positif jika kerta test field berwarna keunguan sedangkan jika negatif tidak berubah warna Tjiptaningdyah, 2010.

2.4. Konsep Perilaku

Menurut Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2010, perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan tanggapan serta respon. Perilaku dilihat dari aspek biologis merupakan kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku merupakan tindakan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Notoadmodjo 2012, pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti bentuk perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakan saja. Perilaku bisa saja bersifat potensial yaitu dari bentuk penelitian, motivasi dan persepsi. Pada pelaksanaannya perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek. Respon ini berbentuk tindakan. Selanjutnya, berbentuk perilaku aktif yakni tindakan yang dapat diobservasi secara langsung dengan mata, sedangkan yang pasif yaitu yang terjadi di dalam diri manusia seperti berfikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Adapun bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi rangsangan dari luar berupa segala hal dan kondisi baru yang perlu diketahui dan dikuasai dirinya. 2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar atau lingkungan dari subyek yang terdiri dari: a. Lingkungan fisik yaitu lingkungan alam sehingga alam itu sendiri akan membentuk perilaku manusia yang hidup di dalamnya sesuai dengan sikap dan keadaan lingkungan tersebut b. Lingkungan sosial budaya non-fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan perilaku manusia, lingkungan ini adalah keadaan masyarakat yang segala budidayanya dimana manusia itu lahir dan mengembangkan perilakunya. 3. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit yakni berupa tindakan action terhadap suatu rangsangan dari luar Notoatmodjo, 2007. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2007.

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku seseorang dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang menentukan perilaku disebut determinan. Menurut Green 1991, kesehatan individumasyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yakni faktor perilaku dan faktor di luar perilaku non-perilaku. Selanjutnya Lawrence Green 1991 menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu: 1 Faktor-faktor predisposisi disposing factors Faktor-faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. 2 Faktor-faktor pemungkin enabling factors Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. 3 Faktor-faktor penguat reinforcing factors Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya sikap dan perilaku petugas dan tokoh masyarakat. Menurut Notoatmodjo 2007, upaya peraturan pemerintah termasuk dalam kategori Enforcement tekanan yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat agar berperilaku sehat dengan cara tekanan melalui UU, PP, dan Intruksi pemerintah. Biasanya upaya dengan pendekatan tersebut lebih cepat mengubah perilaku namun tidak langgeng sustainable, karena perubahan perilaku yang dihasilkan dengan cara ini tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut. Dalam terjadinya perubahan perilaku, dapat dipengaruhi oleh penyuluhan dengan komunikasi dua arah. Komunikasi persuasi dua arah dalam penyuluhan kesehatan dibutuhkan guna mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan secara langsung terkait rantai kausal yang sama Mc guire dalam Fitriani, 2011.

2.6. Faktor Predisposisi Predisposing Factors

2.6.1. Pengetahuan

2.6.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu Sunaryo, 2004. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bloom dalam Notoadmodjo 2010, menurutnya pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dsb. Dengan sendirinya, saat penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga, dan indera penglihatan mata.