Instrumen Penelitian Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penjual tahu Mengenai Tahu Berformalin di Pasar Daerah Semanan Jakarta Barat Tahun 2015

d. Perilaku Di dalam kuesioner ini pertanyaan mengenai variabel perilaku terdapat pada kolom “D. Perilaku” nomor D1-D6. Pertanyaan D1-D6 merupakan pertanyaan untuk menggali indikasi-indikasi perilaku penjualan tahu berformalin. Kemudian, untuk mengetahui benar dan tidaknya responden menjual tahu berformalin, maka dilakukan uji laboratorium terhadap sampel tahu. Untuk variabel perilaku, jika “Ya” berarti salah satu sampel tahu yang diuji terbukti mengandung formalin. Dan jika “Tidak”, semua dari sampel tahu yang di uji terbukti tidak mengandung formalin.

4.7. Cara Pengambilan Sampel Tahu

Pada penelitian ini, pengambilan sampel tahu secara Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah cara pengambilan sampel yang kebetulan ada atau tersedia pada lokasi penelitian Sugiyono, 2009. Cara pengambilan contoh sampel ini sesuai cara pengambilan contoh SNI 19- 0428-1989. Jika sampel yang kebetulan ada jumlahnya 10 sepuluh maka kesepuluhnya diambil. Namun, Jika sampel yang kebetulan ada jumlahnya banyak lebih dari 30, maka dari tiap drum tahu diambil sampel 13 dari jumlah yang ada. Kemudian sampel di haluskan bersamaan untuk kemudian diambil 5 gram untuk di uji laboratorium. Sampel diambil pada hari Senin sampai dengan J um’at karena pengujian di laboratorium kesling UIN Jakarta hanya bisa dilakukan pada hari kerja Senin s.d. J um’at.

4.8. Cara Uji Laboratorium Pada Tahu

Setelah sampel dari tiap penjual tahu didapatkan. Kemudian sampel langsung dibawa untuk di uji ke laboratorium. Cara uji sampel sesuai dengan SNI 01-2891-1992, mengikuti cara uji makanan dan minuman, untuk contoh padatan terdapat pada butir 4.2 yakni sebagai berikut: “Ambil contoh dengan sistem diagonal, kumpulkan hingga diperoleh contoh yang homogen. Buat menjadi bentuk persegi panjang, kemudian bagi dalam 2 diagonal menjadi empat bagian. Ambil dua bagian yang saling berhadapan, kemudian bagi empat lagi dan selanjurnya lakukan seperti pengerjaan diatas, sehingga diperoleh jumlah yang cukup untuk analisis. Apabila bentuk contoh tidak halus, gilinglah contoh tersebut hingga halus. ” Kemudian, sampel yang telah halus diambil sebanyak 5 gram dan diuji keberadaan kandungan formalinnya secara kualitatif dengan Food Security Kit Formaldehyde. Food Security Kit Formaldehyde merupakan alat yang berfungsi untuk menguji ada tidaknya kandungan formalin yang terdapat dalam makanan. Berdasarkan pedoman laboratorium kesehatan lingkungan UIN Jakarta, berikut Alat dan Bahan yang digunakan: a. Tahu Sampel b. Reagen c. Cawan petri d. Mortal e. Gelas ukur f. Beaker gelas g. Tabung Reaksi h. Pipet tetes i. Corong j. Kertas Saring k. Kertas Tes Stick Food Security Kit Formaldehyde Berikut cara kerja Penggunaan alat Food Security Kit Formaldehyde : a. Timbang sampel tahu yang telah dihaluskan dengan neraca analitik masing-masing 5gr b. Tambahkan air sebanyak 15 mL yang diukur dengan gelas ukur c. Aduk hingga rata d. Saring dengan corong dan kertas saringan, kemudian tampung di beaker dan masukan ke dalam tabung reaksi e. Bilas tabung reaksi dengan sample kemudian masukkan sampel tahu hingga batas tera 5ml yang tertera pada tabung reaksi f. Tambahkan 10 tetes formaldehyde-1 dan kocok g. Ambil test stik sebanyak yang dibutuhkan kemudian segera tutup kembali tabung tersebut setelah digunakan. Jangan sampai memegang area test. h. Celupkan test stik ke dalam tabung reaksi yang mengandung sample selama 1 detik, keringkan selama 1 menit dengan cara menggoyangkan test stik tersebut. i. Bandingkan dengan indikator konsentrasi test field dengan warna pada kertas, jika berubah menjadi keunguan berarti positif mengandung formalin. j. Bersihkan alat dengan cara membilasnya menggunakan air suling, kemudian keringkan k. Simpan kembali test stik pada tempatnya,tutup dengan rapat dan hindarkan dari sinar matahari dan kelembaban. Simpan test stik pada suhu kering dibawah suhu 30 C

4.9. Pengolahan Data

Setelah uji keberadaan formalin pada tahu dan pengumpulan data survey pada penjual tahu terkait pengetahuan, sikap, dan perilaku penjual tahu mengenai tahu berformalin di dapat, kemudian diolah dengan tahap berikut: 1. Data Editing Tahap ini merupakan tahap penyuntingan data sebelum dilakukan proses pemasukan data. Proses editing ini dilakukan peneliti setelah data terkumpul untuk pengecekan isian semua kuesioner apakah sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. Pengecekan dilakukan dengan tujuan jika ada data yang salah atau meragukan dan kurang, dapat ditelusuri kembali pada respondeninforman yang bersangkutan. 2. Data Coding Tahap ini merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data. Peneliti membuat kode untuk setiap jawaban dari pertanyaan pada kuesioner. Pada penelitian ini coding dilakukan saat seluruh responden telah mengisi kuesioner. Koding dilakukan terhadap