53
7. Perilaku Penjual
Tahu Wujud dari sikap yang
berupa aktivitas menjual tahu berfomalin dan
tidak,yang kemudian, dibuktikan melalui uji
laboratorium dengan menggunakan Food
Security Kit- Formaldehyde.
Jika warna kertas uji: 1 = Tidak berubah warna
tidak mengandung formalin
2= Berubah warna menjadi keunguan
mengandung formalin Wawancara
menggunakan item pertanyaan yang
terdapat pada kolom D. Perilaku
Kuesioner dan Uji
Lab.
1. Ya Salah satu dari beberapa jenis tahu yang
dijual mengandung formalin 2. Tidak semua jenis tahu
yang dijual
tidak mengandung formalin
Ordinal
54
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Desain Studi
Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriprif-kuantitatif untuk
mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku dari penjual tahu terkait tahu yang berformalin. Studi deskriptif memberikan manfaat yakni
dapat untuk membuat penilaian terhadap kondisi di masa sekarang, untuk memberikan rekomendasi perbaikan terkait masalah tersebut. Pendekatan
yang digunakan adalah cross sectional. Rancangan cross sectional dipilih karena pendekatannya suatu waktu
dan tidak diikuti terus menerus selama kurun waktu tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang pengetahuan,
sikap, dan perilaku penjulan tahu berfomalin, untuk kemudian dapat dilakukan analisis dan informasi yang dihasilkan dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan Murti, 1997.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Barat, Kecamatan Kalideres, di beberapa pasar daerah kelurahan
Semanan. Sedangkan untuk tempat pengujian keberadaan formalin pada tahu dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian telah dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015.
4.3. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit analisis yang memiliki karakteristik yang secara umum dapat diamati yang akan dijadikan sasaran penelitian
nantinya Hastono dan Sabri, 2010. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjual tahu yang berjualan menetap di pasar yang tersebar
di daerah Kelurahan Semanan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui terdapat sebanyak 34 penjual tahu yang menetap dan tersebar di
pasar di daerah Semanan.
4.4. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur Hastono dan Sabri, 2010. Sampel dalam penelitian ini yaitu penjual
tahu yang berjualan di pasar-pasar daerah Semanan Jakarta Barat. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Non Probability Sampling, hal
tersebut dikarenakan jumlah populasi yang relatif kecil Hermawanto, 2010. Adapun besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan perhitungan rumus berikut Lemeshow et al, 1990: � =
�
2
1 − �2 � 1 − � �
�
2
� − 1 + �
2
1 − �2 � 1 − �
Keterangan: n
= Besar sampel minimal yang dibutuhkan �
2
1 − �2 = 1,96 pada tingkat kepercayaan 95
� = Derajat presisi yang diinginkan sebesar 10
� = Besar Populasi sebesar 34 pedagang tahu
� = Perkiraan proporsi sebesar 77,85 0,7785 berdasarkan
hasil penelitian BPOM tahun 2006 di DKI Jakarta. Sehingga didapatkan perhitungan sebagai berikut:
� = 1,96
2
0,7785 1 − 0,7785 34
0,1
2
34 − 1 + 1,96² 0,7785 1 − 0,7785 = 22,6944923 Responden Penjual Tahu
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan jumlah sampel minimal yang diambil sebanyak 23 penjual tahu. Namun untuk
mengantisipasi adanya faktor-faktor yang tidak diinginkan yang dapat menghilangkan sampel, maka teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampel seluruh populasi yakni sebanyak 34 penjual tahu. Total Sampel atau sampling jenuh, yaitu penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan atau diambil sebagai sampel Sugiyono, 2009. Hal tersebut dikarenakan jumlah populasi relatif kecil dan peneliti ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
4.5. Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung.
Data primer dalam penelitan ini merupakan data pengetahuan penjual tahu tentang ciri makanan berformalin, golongan formalin menurut PP, dan
dampak formalin jika dikonsumsi bagi kesehatan. Selain itu sikap penjual tahu terkait keberadaan formalin pada tahu yang didapatkan dengan
kuesioner disertai wawancara. Kemudian, data perilaku penjual tahu terkait tahu berformalin dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Selain itu
untuk mengetahui keberadaan formalin pada tahu maka dilakukan uji laboratorium menggunakan Food Securiy Kit-Formaldehyde terhadap
sampel tahu. Uji laboratorium juga bertujuan untuk membuktikan perilaku penjualan tahu berformalin atau tidak.
4.6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang sebelumnya telah di uji validitas dan reabilitasnya, terdiri dari pertanyaan
tentang : a. Karakteristik Responden
Dalam kuesioner ini pertanyaan mengenai karakteristik responden terdapat pada variabel jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama
berjualan tahu yang terdapat pada kolom “A. Karakteristik Responden”
nomor A1-A5. b. Pengetahuan
Dalam kuesioner ini pertanyaan mengenai variabel pengetahuan terdapat pada kolom “B. Pengetahuan” nomor B1-B10. Untuk variabel
pengetahuan dikatakan “Tinggi” Jika jawaban benar melebihi median 7. Sedangkan pengetahuan dikataka
n “rendah” jika jawaban benar responden tidak lebih besar dari nilai median 7. Tambahan B11 untuk
mengetahui pengetahuan mengenai tanda kerusakan tahu basi, yang nantinya akan berkaitan dengan pertanyaan perilaku terkait daya tahan
tahu yang dijual. Dan tambahan 1 pertanyaan B12 tent ang “apakah
sebenarnya penjual telah mengetahui bahwa tahu yang dijualnya