Estimasi optimasi dinamik pendekatan output

model terbaik karena, nilai R 2 yang dihasilkan sebesar 0,05 dan dengan Sig F sebesar 0,85. Nilai statistik pada model Fox adalah, R 2 sebesar 0,44, Sig F α=0,05 = 0,0γ6 dan t hitung 2,512 yang lebih besar dari t tabel 2,306. Tabel 19. Hasil parameter biologi pada keempat model input perikanan cakalang Model Parameter Biologi r q K Fox 0,810683370 1,94802E-05 22.972,1703 CYP 0,548729739 0,000169792 310,1598 WH 3,767613913 2,48663E-05 23.693,3895 Schnute 1,390152752 4,13605E-05 13.023,0203 Sumber: Hasil Analisis Data 2014

5.2.2.3 Estimasi parameter ekonomi

Sesuai dengan Clarke, et al 1992, berdasarkan hasil wawancara, perhitungan total biaya nominal yaitu sebesar Rp5.000.000,- per trip pada tahun 2014. Sedangkan harga nominal tuna yang juga merupakan harga rata-rata, yaitu sebesar Rp9.000.000,- per ton pada tahun 2014. Ukuran pada cakalang yang akan menentukan grade harga, diasumsikan sama. Dalam hal ini parameter penduga inflasi adalah dengan menggunakan IHK indeks harga konsumen, dengan tahun 2010 sebagai tahun dasar. Tabel 20 merupakan tabel penyesuaian harga nominal terhadap IHK. Hasil perhitungan diperoleh nilai c yang merupakan rata-rata dari biaya riil, yaitu sebesar Rp104.700,- per trip. Sedangkan rata-rata nilai harga riil produksi pada pendekatan input adalah sebesar Rp8.828.000,- per ton, dan Rp852.800,- per ton pada pendekatan output. Tabel 20. Tabel IHK tahun 2010, hasil harga dan biaya riil perikanan cakalang Tahun IHK IHK 2010 Harga Riil jutaton Biaya Riil jutatrip 2003 322,167 231,697 18,244 0,21641 2004 122,917 88,400 6,961 0,08257 2005 120,383 86,578 6,817 0,08087 2006 144,542 103,952 8,185 0,09709 2007 150,292 108,087 8,511 0,10096 2008 111,875 80,459 6,335 0,07515 2009 126,125 90,707 7,142 0,08472 2010 139,047 100 7,874 0,09340 2011 162,750 117,047 9,216 0,10933 2012 158,783 114,194 8,992 0,10666 Rata-rata 8,828 0,10472 Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Perhitungan nilai p pada model Copes, dilakukan dengan menggunakan titik perpotongan pada kurva keseimbangan permintaan dan penawaran, yang mengacu pada Nababan 2006. Pada fungsi permintaan diasumsikan semua produksi terjual sesuai dengan permintaan, sehingga nilai Q d =DM=h=a-b.p. Nilai a dan b diperoleh berdasarkan hasil OLS antara produksi dengan harga riil, sehingga diperoleh persamaan DM= 0,6558+0,2129.p. Pada fungsi penawaran, diperlukan nilai r, q, K, c dari perhitungan sebelumnya, dan nilai discount rate riil sebesar 0,174. Maka diperoleh persamaan kurva supply sebagai berikut, Q s =h=r.x.1-xK, dimana x = Pada kurva permintaan dan penawaran pada Gambar 12, terdapat titik keseimbangan yang akan menjadi nilai p pada pendekatan output. Gambar 12. Kurva keseimbangan demand supply perikanan cakalang Nilai p pada model Copes, diperoleh berdasarkan hasil perpotongan pada kurva permintaan dan penawaran Gambar 12. Dalam membentuk kurva permintaan dan penawaran, terlebih dahulu mengetahui persamaan pada masing- masing kurva. Yaitu dengan mensubtitusikan hasil OLS, hasil parameter biologi, serta nilai c yang diperoleh pada optimasi model Fox, kedalam fungsi permintaan dan penawaran. Kordinat y, merupakan nilai p pada model Copes, yaitu sebesar 0,8528 juta per ton.

5.2.2.4 Estimasi optimasi statik pendekatan input

Hasil surplus produksi pada keempat model yang digunakan, secara lengkap tersaji pada Lampiran 2. Berdasarkan keempat hasil tersebut, model Fox 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 H a rg a j ut a per t on Produksi ton