Analisis Bioekonomi
Gambar 6. Kerangka penelitian
Effort, Harvest Jumlah Alat Tangkap
Jumlah Armada Harga
Analisis Surplus Produksi
Pendekatan Input Schaefer, FOX, W-H,
Schnute, CYP Pendekatan Output
Copes
Jika Nilai Aktual Lestari,
kemungkinan terjadi Degradasi
Depresiasi Degradasi
Produksi Lestari
Rente Ekonomi
Analisis Perikanan Berkelanjutan Pendekatan Rapfish
- Analisis Leverage
- Analisis Monte Carlo
Analisis Kebijakan Proses Hierarki Analitik
Pengelolaan SD Perikanan Berkelanjutan
Sumberdaya Perikanan Pelagis Besar
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei. Sevilla et al 1993, menyebutkan bahwa metode survei merupakan suatu metode yang dilakukan
untuk mengumpulkan data yang jumlahnya relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar. Metode ini menekankan pada penentuan informasi tentang
variabel daripada informasi tentang individu. Berfungsi untuk mengukur gejala- gejala yang ada, tanpa menyelidiki sebab gejala-gejala tersebut ada. Tujuan pokok
dari metode ini adalah sebagai pemecah masalah daripada untuk menguji suatu hipotesis. Metode survei-sample merupakan metode dengan asumsi keterwakilan
pada sebagian kecil dari suatu populasi. Penelitian ini dilakukan di Larantuka, Flores Timur. Pertimbangan dalam
pemilihan Larantuka sebagai lokasi penelitian adalah karena lokasi tersebut merupakan pusat pendaratan cakalang dan tuna terbesar untuk wilayah Provinsi
NTT. Hal ini ditandai dengan banyaknya industri perikanan baik skala lokal maupun internasional yang terdapat pada lokasi tersebut. Penelitian ini
dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Maret sampai April 2014. Gambar berikut merupakan peta wilayah penelitian.
Gambar 7. Peta lokasi penelitian
4.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang bersifat time series dalam waktu 10 tahun, digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel,
mencari nilai prediktif serta menguji teori dalam kurun waktu tertentu. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data harga
output produksi, data keperluan amprak, serta data pendapat para pakar, data primer tersebut dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan hasil wawancara.
Data upaya penangkapan, menggunakan data sekunder yang diambil dari dinas terkait. Data sekunder bersumber pada data arsip yang bersifat time series, yang
berasal dari instansi-instansi terkait. Data yang digunakan adalah data 10 tahun, terhitung sejak tahun 2003 hingga tahun 2012. Misalnya data hasil tangkapan,
jumlah alat tangkap, jumlah armada penangkapan. Pemaparan lebih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Tabel data primer
No. Jenis Data Satuan
Sumber Data
1. Harga output
Rp Wawancara
2. 3.
Upaya penangkapan Pendapat pakar
Trip Kuesioner
Kuesioner
Tabel 5. Tabel data sekunder
No. Jenis Data Satuan
Sumber Data
1. Hasil tangkapan
Ton Dinas Perikanan
2. Upaya penangkapan
Upaya penangkapan
Dinas Perikanan 3.
Jumlah alat tangkap Unit
Dinas Perikanan 4.
Jumlah armada
penangkapan Unit
Dinas Perikanan 5.
Jumlah masyarakat nelayan KK
-BPS -Dinas perikanan
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Menurut Ferguson 1976 dalam Sevilla et al 1993, sample adalah sebagian kecil yang ditarik dari populasi. Penelitian ini menggunakan purposive
sampling, merupakan salah satu penarikan sample secara tidak acak. Pada penelitian ini, nelayan yang menjadi responden adalah kelompok nelayan yang
menggunakan pole and line dan huhate, sebagai alat tangkap dan mendaratkan ikan di Larantuka dengan hasil tangkapan ikan jenis pelagis besar yaitu tuna dan
cakalang. Tuna dan cakalang merupakan jenis spesies yang dipilih sebagai komoditi dalam penelitian, karena merupakan komoditas unggulan. Penentuan
banyaknya jumlah sample yang akan diambil, penelitian ini mengasumsikan pengambilan jumlah sample Gay 1976 dalam Sevilla et al 1993. Gay
menyebutkan tentang beberapa ukuran minimum dalam sample pupolasi, yaitu sebesar 10 dari populasi, pada penelitian deskriptif, dan atau 20 dari populasi,
jika ukuran populasi sangat kecil. Pada tahun penelitian, dengan berdasarkan pada hasil wawancara dengan
petugas syahbandar dan kepala penanggung jawab nelayan plasma, diketahui bahwa jumlah armada yang aktif beroperasi hanya berkisar 23 unit pole and line,
ukuran 6GT sedangkan pada armada body tidak diketahui, sehingga jumlah sampel yang diambil pada armada pole and line sebanyak 21 unit dan pada perahu
body sebanyak 8 unit. Responden untuk analisis keberlanjutan dan analisis kebijakan merupakan responden yang segaja dipilih karena memiliki kapasitas
kepakaran dalam konteks penelitian ini, yaitu menggunakan 5 orang sebagai responden pada analisis keberlanjutan dan analisis kebijakan jumlah responden
sebanyak 8 orang yang dianggap mewakili keseluruhan stakeholder yaitu akademisi, dinas, BAPPEDA, WWF, dan swasta.
4.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis surplus produksi pendekatan input dan output, analisis degradasi, analisis depresiasi sumberdaya, analisis
keberlanjutan serta analisis hierarki analitik untuk menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan. Analisis surplus produksi pendekatan input, dengan
menggunakan salah satu model yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan model surplus produksi dengan mengamati nilai r, q, K, x, dan h
optimum, sementara dari analisis statistik, nilai yang menjadi pengamatan adalah nilai R
2
. Analisis surplus produksi pendekatan output, merupakan pengembangan
bioekonomi model konvensional dengan memasukan unsur output price sebagai salah satu variabelnya, kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan surplus
produsen, surplus konsumen dan rente sumberdaya. Sedangkan metode degradasi dan deplesiasi, merupakan metode yang penggunaannya sebagai parameter dalam
indikasi pengelolaan suatu sumberdaya. Sementara analisis keberlanjutan perikanan, menggunakan pendekatan Rapid Appraisal for Fisheries, analisis yang
digunakan adalah analisis MDS, Leverage dan analisis Monte Carlo. Analisis kebijakan dengan menggunakan metode AHP, sedangkan pengolahan data
menggunakan Ms. Excel, maple 14 maupun tools pengolahan statistik lainnya. Ketiga analisis tersebut akan menghasilkan nilai keberlanjutan perekonomian
perikanan dengan melihat dari berbagai sektor, sehingga pengembangan selanjutnya adalah mencoba merumuskan kebijakan yang tepat, sesuai dengan
hasil kriteria tersebut untuk mengciptakan pengelolaan perikanan tangkap pelagis yang berkelanjutan.
4.4.1 Analisis Surplus Produksi Pendekatan Input
Analisis surplus produksi merupakan suatu pendekatan dalam mengkaji pendugaan stok dari aspek biologi dan dilakukan dalam rangka mencari nilai
optimum dari suatu usaha pemanfaatan. Analisis ini menggunakan konsep pertumbuhan logistik serta kurva produksi lestari. Fauzi 2004, menerangkan
konsep tersebut secara matematik. Dengan persamaan berikut:
�� �
= F x ... 4.1
Fungsi tersebut bersifat kontinyu dan density dependent, yang artinya perubahan stok ikan pada periode waktu tertentu ditentukan oleh populasi pada
awal periode. Kemudian salah satu bentuk fungsi density dependent yang sederhana dan sering digunakan dalam literatur ekonomi sumberdaya ikan adalah
model pertumbuhan logistik logistic growth model. Secara fungsi, dituliskan sebagai berikut:
�� �
= rx 1 −
� �
... 4.2