Tabel 17. Estimasi laju degradasi dan depresiasi perikanan tuna
Tahun Produksi
Rente Ekonomi Laju
Laju Aktual
Lestari Aktual
Lestari Degradasi
Depresiasi ton
ton juta Rp
juta Rp
2003 252,14
-4.181,29 2.277,26
-132.527,74 1
1 2004
2.394,63 2.716,51
27.550,77 31.284,89
0,24 0,24
2005 3.735,49
4.707,07 41.981,84
53.020,92 0,22
0,22 2006
2.319,28 4.705,91
31.086,99 63.645,42
0,12 0,11
2007 885,10
-3.472,83 10.090,67
-51.725,19 0,98
0,99 2008
1.510,62 2.150,32
14.482,41 21.237,01
0,19 0,19
2009 1.086,44
572,71 12.888,43
6.773,15 0,37
0,37 2010
1.928,57 954,98
25.226,46 12.449,60
0,38 0,38
2011 98,10
833,41 1.422,63
12.717,37 0,00
0,00 2012
105,89 5.329,45
835,92 79.117,07
0,00 0,00
Sumber: Hasil Analisis Data 2014
Tabel 17 merupakan hasil estimasi laju degradasi dan depresiasi, dimana laju degradasi terkait dengan penurunan ekologi, sedangkan depresiasi berkaitan
dengan rente yang diperoleh. Rata-rata nilai kedua laju tersebut sebesar 0,3505 pada laju degradasi dan 0,3510 pada laju depresiasi, artinya laju degradasi dan
depresiasi pada kurun waktu 10 tahun mencapai tingkat 30-40. Meskipun pada tahun 2003 dan 2007, nilai degradasi maupun depresiasi mencapai 100, hal ini
berkaitan erat dengan tingginya jumlah upaya tangkap yang dilakukan.
5.2.1.10 Estimasi nilai surplus produsen dan konsumen
Hasil perhitungan parameter ekonomi perikanan tuna, diketahui bahwa nilai c harga riil rata-rata sebesar Rp. 26.265 per trip, sedangkan pada nilai p
harga riil rata-rata model Copes sebesar Rp. 443.700 per ton. perhitungan nilai p merupakan perpotongan pada kurva keseimbangan permintaan dengan penawaran
Gambar 9. Pada Gambar 9, diketahui bahwa koordinat titik potong tersebut adalah 3,462 dan 0,443, dimana nilai tersebut merupakan nilai h produksi
dengan p harga. Nilai p dan h dari titik keseimbangan, akan diasumsikan sebagai p
harga awal dan h sustainable yield awal, sehingga untuk mencari nilai surplus
produsen menggunakan persamaan 4.9 sedangkan perhitungan surplus konsumen dengan menggunakan rumus luasan segitiga. Besarnya nilai surplus
produsen pada kondisi p dan h
adalah Rp. 1.530.000 per ton, dan surplus konsumen sebesar Rp. 46.030.000 per ton.
Hal ini menunjukan surplus yang diterima oleh nelayan surplus produsen, sangat jauh lebih kecil dari surplus yang diterima oleh konsumen.
Sebab utama distribusi surplus yang tidak merata adalah keanggotaan nelayan sebagai anggota plasma dari suatu perusahaan pengelolaan ikan, dimana para
nelayan ketergantungan pada modal yang diberikan, dan terikat pada hasil bongkar yang harus dilakukan di perusahan tersebut, kemudian harga ditetapkan
oleh perusahaan pengelola plasma berdasarkan grade ikan, sehingga hal ini mempengaruhi nilai surplus yang diterima oleh nelayan.
5.2.2 Analisis bioekonomi perikanan cakalang 5.2.2.1 Produksi dan upaya tangkap
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan bioekonomi perikanan cakalang ini adalah armada kapal dengan 3 jenis ukuran GT yang berbeda, yang
diasumsikan satu 1, hal tersebut penting dilakukan agar mendapatkan jumlah nominal biaya dalam melakukan kegiatan penangkapan. Perhitungan bioekonomi
perikanan cakalang dilakukan pada alat tangkap pole and line, dimana armada yang digunakan pada lokasi penelitian merupakan bantuan pemerintah, sehingga
terdapat beberapa ukuran yang berbeda. Dalam penelitian ini, ukuran armada tangkap diasumsikan menjadi satu ukuran, yaitu 6 GT, ukuran tersebut dipilih
karena berdasarkan kondisi dilapangan dan hasil wawancara jumlah armada terbanyak merupakan kapal pole and line dengan ukuran 6 GT.
Data jumlah produksi dan jumlah upaya tangkap didapatkan secara series selama 10 tahun, yang berasal dari statistik perikanan tangkap Dinas Perikanan
Kelautan Provinsi NTT. Melalui kedua data tersebut, dapat diketahui tingkat produktivitas upaya penangkapan, yaitu dengan membagi nilai produksi dengan
jumlah upaya tangkap CPUE. Tabel 18 merupakan hasil kedua data, beserta hasil perhitungan CPUE.
Tabel 18. Tabel hasil produksi, upaya tangkap dan nilai CPUE perikanan cakalang
Tahun Produksi ton Upaya Tangkap trip
CPUE
2003 2.388,79
8.500 0,281034
2004 270,87
13.440 0,020154
2005 867,81
47.360 0,018324
2006 525,25
46.400 0,011320
Tabel 18. Tabel hasil produksi, upaya tangkap dan nilai CPUE perikanan cakalang lanjutan1
Tahun Produksi ton Upaya Tangkap trip
CPUE
2007 1.010,31
16.130 0,062636
2008 1.655,18
2.440 0,678353
2009 544,15
2.608 0,208651
2010 1.823,18
3.304 0,551810
2011 2.215,16
2.867 0,772588
2012 1.055,54
3.600 0,293206
Sumber: DKP NTT dan Hasil Analisis Data 2014
Nilai CPUE pada tabel diatas, digunakan dalam mengetahui persamaan kurva dan estimasi nilai parameter bilogi pada masing-masing model bioekonomi.
Pada model Fox, dilakukan OLS linear sederhana dengan hasil ϒ= 0,4475-
1,075E-05 χ, sehingga nilai koefisien α sebesar 0,4475 dan = -0,00001075.
Model CYP, WH dan Schnute menggunakan regresi berganda dan menghasilkan persamaan
ϒ= -1,267-0,569χ
1
-6,661E-05 χ
2
. Dengan nilai α sebesar -1,267, sebesar -0,569, dan = -0,000066. Persamaan pada model WH adalah
ϒ= 3,767- 6,394
χ
1
-2,486E-05 χ
2
. Dengan nilai koefisien α = 3,767, = -6,39, dan = - 0,0000248. Kemudian hasil persamaan pada model Schnute, yaitu
ϒ= - 1,390+2,580
χ
1
+4,136E-05 χ
2
, dengan nilai koefisien α = -1,39, = 2,58 dan = 0,0000413. Nilai-nilai koefisien tersebut, selanjutnya akan digunakan untuk
mengestimasi nilai parameter biologi.
5.2.2.2 Estimasi parameter biologi
Sama seperti perhitungan parameter biologi sebelumnya, perhitungan ini juga menggunakan empat model, yaitu Fox, CYP, WH dan Schnute. Masing-
masing model menghasilkan nilai r, q, dan K, Tabel 19 merukapan rangkuman ketiga nilai tersebut. Pemilihan model terbaik pada perikanan cakalang adalah
model Fox, karena pada model WH estimasi nilai produksi jauh melebihi nilai estimasi stok ikan yang ada diperairan. Pada model CYP, estimasi nilai MSY dan
MEY memiliki selisih yang sangat jauh dibawah nilai aktual, dan memiliki angka yang cukup ganjil, misalnya estimasi produksi optimal pada rezim MEY yang
hanya sebesar 40,39 ton yang dapat dimanfaatkan, meskipun pada model ini menghasilkan nilai R
2
tertinggi. Model Schnute tidak direkomendasikan sebagai