Manfaat Penelitian Economic Policy For Sustainable Large Pelagic Fisheries Management In East Flores Regency

Tabel 2. Tabel klasifikasi alat tangkap di Indonesia berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia Group Kategori Statistik Nama Indonesia Nama Indonesia Nama Inggris 8. Perangkap Trap 8.1 Sero 8.2 Jermal 8.3 Bubu 8.4 Perangkap lainnya Guiding barrier Stow net Portable trap Other trap 9. Alat pengumpul Kerang dan rumput laut Shell fish and seaweed collection with manual gear 9.1 Alat penggumpul Kerang 9.2 Alat penggumpul Rumput laut Shellfish collection Seaweed collection 10. Muroami 10.1 Muroami termasuk malalugis Muroami include malalugis 11. Lain-lain 11.1 Jala, tombak dan lain-lain Cast net, harpoon Alat penangkapan ikan ini termasuk katagori trawl, yang memperoleh izin pengoperasian, sehingga tercatat dalam statistik perikanan Indonesia Sumber: BBPPI Semarang 2005 Alat tangkap yang digunakan dalam penelitian adalah jenis pancing, yaitu pole and line dan hand line. Menurut Sudirman dan Achmar 2004, alat tangkap tersebut masuk dalam klasifikasi line fishing, semua alat tangkap tersebut dalam teknik penangkapannya menggunakan pancing. Umumnya pada mata pancing dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan yang berfungsi sebagai atraktan. Bila dibandingkan dengan alat penangkap ikan lainnya, alat tangkap ini pada prinsipnya tidak mengalami banyak kemajuan. Tetapi dalam teknisnya, banyak mengalami kemajuan. Misalnya, benang yang digunakan dibuat sedemikian rupa agar tidak tampak didalam air. Ayodhyoa 1981 dalam Sudirman dan Achmar 2004, menuliskan beberapa kelebihan dan kelemahan menggunakan alat penangkapan ini. Kelebihan alat tangkap ini adalah: 1. Alat-alat pancing tidak susah dalam strukturnya dan operasinya dapat dilakukan dengan mudah. 2. Organisasi usaha cukup kecil, sehingga dengan modal sedikit usaha sudah dapat berjalan, baik dari segi modal maupun sumberdaya manusia. 3. Syarat-syarat fishing ground relatif sedikit dan dapat dengan bebas memilih. 4. Pengaruh cuaca, suasana laut dan sebagainya, relatif kecil. 5. Ikan-ikan yang tertangkap seekor demi seekor, sehingga kesegarannya dapat terjamin. Sedangkan kelemahannya, adalah: 1. Alat tangkap pancing bila dibandingkan dengan jaring, maka untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak jumlahnya dalam waktu singkat, tidak mungkin dilakukan. 2. Memerlukan umpan, sehingga ada tidaknya umpan akan berpengaruh terhadap jumlah penangkapan yang dapat dilakukan. 3. Keahlian perseorangan sangat menonjol, pada tempat, waktu dan syarat-syarat lainnya sama, hasil tangkapan yang diperoleh belum tentu sama dengan orang lainnya. 4. Pancing terhadap ikan adalah pasif, dengan demikian tertangkapnya ikan tersebut sangat ditentukan oleh ketertarikan ikan untuk memakan umpan. Pole and line atau ‘huhate’ merupakan pancing yang digunakan khusus menangkap ikan cakalang, tuna dan tongkol yang berada pada permukaan perairan. Pancing ini terdiri dari joran, tali pancing dan umpan. Dioperasikan secara bersama diatas kapal dan umpan hidup yang digunakan untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Mata pancing yang digunakan tidak menggunakan kait dan pada bagian atas diberi timah berlapis nikel agar mengkilap dan menarik perhatian ikan sasaran. Alat bantu yang digunakan dapat berupa alat spray untuk memopa air untuk dikeluarkan disekitar kapal, agar membuat biar pada permukaan air, setelah itu baru pelepasan umpan hidup, Sudirman dan Achmar, 2004. Menurut Sudirman dan Achmar 2004, hand line adalah pancing yang paling sederhana. Biasanya terdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat, serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ke tangan. Jumlah mata pancing biasa satu buah, bisa juga lebih, bisa menggunakan umpan asli maupun umpan palsu. Upaya pemancingan dapat dilakukan di sekitar rumpon, maupun diperairan lainnya. Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika hand line digunakan untuk menangkap tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya menggunakan tali monofilamen dengan diameter 1,5 hingga 2,5mm, dengan ukuran pancing 5 hingga 1, dengan timah sebagai pemberat. Cara pengoperasian pole and line dan hand line, tersaji pada tabel berikut. Tabel 3. Tabel cara pengoperasian alat tangkap pole and line dan hand line Pole and Line Hand line - Kapal harus berada di sisi kanan atau kiri depan gerombolan ikan. Sementara pemancing berada pada sisi haluan kapal. - Umpan hidup dilempar keluar, dengan diiringi penyemprotan air. - Kemudian pemancing, secepat mungkin melakukan penangkapan. - Ikan yang sudah tertangkap akan terlepas sendiri ketika diangkat naik ke geladak. - Setting diawali dengan menurunkan pancing ke dalam air. - Immersing dilakukan sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan. Setelah terasa hentakan pada tali pancing, maka tali tersebut mulai untuk ditarik. - Hauling dimulai ketika tali pancing mulai ditarik, hingga tubuh ikan dapat didaratkan keatas geladak kapal. Sumber: Sudirman dan Achmar 2004 dan Subani dan Barus 1988

2.3 Ekologi-Ekonomi Sebagai Landasan Teori Ekonomi

Field 2000, menyatakan ide awal dalam perhitungan sumberdaya karena terjadinya deplesi dan depresiasi sumberdaya alam di Amerika. Akibat ekstraksi sumberdaya alam sebagai natural capital yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berlebihan. Natural resource accounting ini, fokus pada estimasi sumbangan nilai sumberdaya alam terhadap perekonomian dan mengestimasi total value dari stok yang dimiliki sumberdaya. Hal ini termasuk kedalam ruang lingkup teori ekologi-ekonomi, yang merupakan sebuah pengembangan teori dengan mengkombinasikan peran ekologi untuk memproduksi output sebagai dasar pengelolaan yang menghasilkan aktifitas ekonomi. Daly dan Joshua 2011, menjelaskan bahwa ekologi-ekonomi merupakan konsep konvensional neoklasik. Misalnya dengan menggunakan opportunity cost sebagai contoh, dimana manusia dapat memilih pilihan terbaik sebagai alternatif.