Estimasi parameter ekonomi Analisis bioekonomi perikanan tuna .1 Produksi dan upaya tangkap

Pada Gambar tersebut dapat terlihat bahwa peningkatan discount rate menyebabkan penurunan rente ekonomi, hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah upaya tangkap yang dilakukan. Tingkat discount rate yang tak hingga, akan menghasilkan pemanfaatan sumberdaya yang terbuka, sehingga degradasi sumberdaya akan lebih cepat terjadi.

5.2.1.6 Estimasi optimasi statik pendekatan output

Perhitungan bioekonomi model Copes menggunakan hasil parameter biologi r, q dan K dan parameter ekonomi c hasil model Fox, sedangkan nilai price diambil dari titik keseimbangan antara kurva permintaan dan penawaran. Hasil model Copes hanya menghasilkan dua rezim pemanfaatan. Tabel berikut merupakan kedua rezim pemanfaatan tersebut, dan perhitungan model Copes secara lengkap, tersaji pada Lampiran 1. Tabel 15. Estimasi optimasi statik pada dua rezim pengelolaan perikanan tuna Open Access Sole Owner Aktual x ton 5.518,623 15.871,375 - h ton 4.036,233 5.804,035 1.431,625 E trip 68.183 34.092 36.772 π juta Rp - 1.679,812 20.097,520 Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Hasil perhitungan optimasi statik pendekatan output, tersaji pada Tabel 15. Estimasi model ini menghasilkan dua rezim pemanfaatan, yaitu OA dan SO sole owner. Nilai SO akan dibandingkan kembali dengan nilai aktual, dan menghasilkan nilai peningkatan produksi sebanyak 4.372 ton, tetapi hasil E dan rente berada pada kondisi yang lebih kecil dari nilai aktual, selisih nilai tersebut adalah 2.680 trip dan Rp 18.418.000.000,-. Melalui pendekatan output yang menggunakan hasil tangkapan dan harga produk, maka nilai E pada kondisi aktual mencerminkan upaya penangkapan sudah berlebih. Untuk dapat meredam laju penangkapan yang berlebih, dapat dilakukan dengan mengurangi armada tangkap ataupun pembatasan pemberian izin alat tangkap tetapi hal tersebut kecil kemungkinan untuk dapat dimplementasikan, hal ini pun akan terkait dengan wacana kebijakan kementrian untuk menghapuskan pajak bagi armada tangkap 10GT. Sementara pada nilai rente SO mencerminkan harga jual produk tergolong cukup rendah, hal ini berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat nelayan. Karena penilaian kesejahteraan masyarakat sangat kompleks, maka pada penelitian ini pendekatan yang dilakukan dalam pengukuran kesejahteraan adalah dengan menggunakan teori ekonomi neo-klasik sebagai dasar, yaitu pengukuran surplus yang diperoleh dari produksi atau konsumsi barang yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, hal ini berdasarkan pada Fauzi 2004. Sehingga estimasi surplus produsen yang dihasilkan dari pendekatan output adalah 1,5333 juta per ton, sedangkan estimasi surplus konsumen sebesar 46,029 juta per ton. Fauzi 2004 mendefinisikan surplus produsen merupakan surplus yang diterima produsen dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi output, dan besaran surplus bergantung pada perubahan harga dan biaya. Namun bagi nelayan, cukup sulit untuk meningkatkan harga komoditi tersebut, karena sebagian besar nelayan pada lokasi penelitian merupakan anggota plasma. Menurut Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, plasma merupakan sebuah kemitraan usaha perikanan yang diselenggarakan atas asas saling memerlukan, memperkuat dan menguntungkan yang sesuai dengan PP No.4 Tahun 1997. Masing-masing anggota plasma melakukan bongkar muat kepada perusahaan inti, tempat mereka melakukan kemitraan, dan hal ini dirasa kurang optimal bagi penentuan harga komoditi. Karena penentuan harga dilakukan oleh perusahaan mitra, dengan tingkatan harga yang didasarkan pada ukuran dan mutu ikan hasil tangkapan. Cara terbaik dalam menentukan harga adalah dengan melalui kesepakatan antar dua pihak, hal ini yang ditawarkan oleh sistem lelang yang standart pengelolaan pada masing-masing PPI. Namun PPI yang terdapat pada lokasi penelitian, belum memungkinkan untuk dilakukan pelelangan. Sehingga diperlukan campur tangan pemerintah pusat dan daerah untuk meregulasi sistem yang tengah terjadi, sehingga pemerataan kesejahteraan dapat dirasakan secara adil.

5.2.1.7 Estimasi optimasi dinamik pendekatan output

Optimasi dinamik pada model Copes, dilakukan untuk mengetahui sensitivitas discount rate terhadap kurva penawaran. Perhitungan optimasi dinamik model Copes ini, menggunakan riil interest rate 19 yang didapatkan dari BANK NTT pada tahun 2014, serta menggunakan beberapa nilai lainnya sebagai simulasi, dan mengacu pada Nababan 2006. Berdasarkan hasil sensitifitas discount rate, maka diketahui bahwa semakin tinggi nilai discount rate yang diberikan, kurva penawaran semakin cepat berbalik mendekati sumbu y. Hubungan discount rate dengan kurva penawaran, tersaji pada gambar berikut ini. Gambar 11. Kurva keseimbangan demand supply pada tingkat discount rate yang berbeda Perhitungan optimasi dinamik pada pendekatan output akan dikaitkan langsung dengan kurva penawaran. Karena penawaran berkaitan langsung dengan kegiatan ekstraksi yang dilakukan, dan kegiatan ekstraksi sangat besar kaitannya dengan perubahan nilai discount rate. Pada perhitungan ini, menggunakan tiga nilai discount rate yang berbeda, yaitu pada tingkat discount rate sebesar 10, 19 dan 50. Berdasarkan Gambar 11, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai discount rate, kurva penawaran semakin cepat berbalik, mendekati sumbu Y. Kurva permintaan yang relatif cukup kecil, menyebabkan perpotongan kedua kurva hanya terjadi pada satu titik. Hal ini kurang memaksimalkan fungsi perhitungan model Copes, karena tidak dapat melakukan pengukuran surplus ekonomi secara lebih terperinci.

5.2.1.8 Estimasi produksi lestari

Produksi lestari merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu pemanfaatan, dimana tingkat pemanfaatan tersebut tidak melebihi ambang batas ekologi keberlanjutan sumberdaya. Produksi lestari merupakan hubungan kuadratik antara hasil tangkapan dengan upaya tangkap. Ambang batas yang dimaksud dalam kajian bioekonomi adalah MEY yang merupakan produksi lestari secara ekonomi maksimum dan MSY yang merupakan produksi lestari maksimum. Estimasi produksi lestari secara MSY, variabel yang digunakan hanya berupa parameter ekologi, sedangkan pada hasil produksi lestari secara MEY, menggunakan parameter ekologi dan ekonomi. Nilai MSY dihitung -5 5 15 25 35 45 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 S10 S50