Analisis Bioekonomi Pendekatan Output

keberlanjutan pada skala 0-100, atau dengan kata lain, atribut tersebut semakin sensitif terhadap status keberlanjutan perikanan tangkap yang diuji. Faktor ketidakpastian dalam pendekatan Rapfish menjadi salah satu pengujian selanjutnya. Hal ini dilakukan dalam tahap mengantisipasi kesalahan- kesalahan yang timbul dalam pengolahan data. Metode Monte Carlo, sebagai metode pengujian terhadap stabilitas MDS. Susilo 2003, menjelaskan analisis tersebut merupakan suatu metode statistika simulasi untuk mengevaluasi pengaruh galat acak pada proses, untuk menduga suatu nilai statistik tertentu. Hasil output Rapfish merupakan nilai dari masing-masing dimensi dalam upaya keberlanjutan. Tetapi untuk menilai dimensi tersebut dalam satu kesatuan yang utuh dalam pengelolaan keberlanjutan, diperlukan sebuah pembobotan ulang, sehingga dapat menentukan status keberlanjutan secara keseluruhan. Budiharsono 2007, menyebutkan dalam menentukan status pengelolaan secara keseluruhan adalah dengan menentukan bobot setiap dimensi yang menggunakan proses hierarki analitik.

2.9 Kebijakan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

Analitical Hierarchy Process AHP merupakan peyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstuktur, strategik dan dinamis menjadi sebuah bagian-bagian yang tertata dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik, secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut dan secara relatif akan dibandingkan dengan variabel lainnya. AHP menggunakan nilai bobot, pemberian nilai bobot dilakukan secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan pairwise comparison, kemudian akan diubah menjadi suatu bilangan yang dapat mempresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif Marimin dan Nurul, 2010. Prinsip kerja AHP dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, adalah penyusunan hierarki, penetapan prioritas serta konsistensi logis. Langkah awal dalam penyusunan hierarki adalah mengidentifikasi informasi yang sedang diamati menurut elemen pokoknya, dalam poin ini juga terdapat skala perbandingan Saaty. Tahap selanjutnya adalah penentuan prioritas, dalam tahap ini dilakukan pairwise comparison yang akan terbentuk dalam matriks. Langkah terakhir adalah mencari nilai konsistensi dari hasil bobot tersebut. Nilai rasio konsistensi harus 10 atau 10. Jika melebihi 10, maka penilaian masih acak sehingga perlu diulang kembali Marimin dan Nurul, 2010.

2.10 Studi Terdahulu

Beberapa studi penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah: Mainardi 2010, maximum sustainable yield and non-linear paths to steady-state equlibrium. Penelitian yang membangun konsep dari bioekonomi tradisional dengan menambahkan marginal return yang tidak konstan, perubahan target tangkapan serta perubahan stokastik. Memaparkan tentang hubungan surplus produksi dengan jenis hasil tangkapan, usaha, dengan jumlah stok yang non- linear. Misalnya dampak perubahan jenis hasil tangkapan, akan meningkatkan marginal return dalam upaya penangkapan. Syamsuddin 2008, analisis pengembangan perikanan cakalang Katsuwonus pelamis berkelanjutan di Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kajian ini untuk mengukur tingkat teknologi penangkapan cakalang berdasarkan keramahan lingkungan, dengan membandingkan 4 alat tangkap yang digunakan yaitu, pole and line, mini purse seine, pancing ulur dan rawai serta optimasi kegiatan pemanfaatan sumberdaya. Dari hasil penelitian tersebut, persentase alat tangkap berkelanjutan menunjukan bahwa pancing tonda sebesar 84,09, pole and line sebesar 79,55, rawai sebesar 70,45 dan mini purse seine sebasar 63,64, karena keseluruhan bernilai lebih dari 60 maka dapat dikatakan bahwa pemanfaatan alat tangkap tersebut pada kondisi ramah lingkungan. Sedangkan pada hasil analisis bioekonomi, nilai pendugaan stok pada kondisi MEY sebesar 4.685,75 Ton, nilai produksi sebesar 2.165 Ton, jumlah trip sebanyak 3.273 dan dengan keuntungan sebesar Rp. 59.296.062.768. Nababan 2006, analisis dampak perdagangan ikan karang hidup konsumsi life reef fish food terhadap sumberdaya perikanan studi kasus di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menjelaskan tentang, dampak perdagangan ikan karang terhadap input, biomas ikan serta manfaat ekonomi dan estimasi surplus ekonomi. Penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu analisis bioekonomi model CYP dan analisis perdanganan sumberdaya ikan karang hidup