Estimasi produksi lestari Analisis bioekonomi perikanan tuna .1 Produksi dan upaya tangkap

Perhitungan nilai p pada model Copes, dilakukan dengan menggunakan titik perpotongan pada kurva keseimbangan permintaan dan penawaran, yang mengacu pada Nababan 2006. Pada fungsi permintaan diasumsikan semua produksi terjual sesuai dengan permintaan, sehingga nilai Q d =DM=h=a-b.p. Nilai a dan b diperoleh berdasarkan hasil OLS antara produksi dengan harga riil, sehingga diperoleh persamaan DM= 0,6558+0,2129.p. Pada fungsi penawaran, diperlukan nilai r, q, K, c dari perhitungan sebelumnya, dan nilai discount rate riil sebesar 0,174. Maka diperoleh persamaan kurva supply sebagai berikut, Q s =h=r.x.1-xK, dimana x = Pada kurva permintaan dan penawaran pada Gambar 12, terdapat titik keseimbangan yang akan menjadi nilai p pada pendekatan output. Gambar 12. Kurva keseimbangan demand supply perikanan cakalang Nilai p pada model Copes, diperoleh berdasarkan hasil perpotongan pada kurva permintaan dan penawaran Gambar 12. Dalam membentuk kurva permintaan dan penawaran, terlebih dahulu mengetahui persamaan pada masing- masing kurva. Yaitu dengan mensubtitusikan hasil OLS, hasil parameter biologi, serta nilai c yang diperoleh pada optimasi model Fox, kedalam fungsi permintaan dan penawaran. Kordinat y, merupakan nilai p pada model Copes, yaitu sebesar 0,8528 juta per ton.

5.2.2.4 Estimasi optimasi statik pendekatan input

Hasil surplus produksi pada keempat model yang digunakan, secara lengkap tersaji pada Lampiran 2. Berdasarkan keempat hasil tersebut, model Fox 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 H a rg a j ut a per t on Produksi ton terpilih menjadi model terbaik. Nilai statistik model Fox adalah, R 2 = 0,44, adj R 2 = 0,γ7, Sig F = 0,0γ6 pada α=5, kemudian hasil parameter biologi dan ekonomi model Fox adalah, r = 0,8106833703, q = 0,0000194802, K = 22.972,17, p = 8,827 jutaton, c = 0,1047 jutatrip. Tabel 21. Estimasi optimasi statik pada beberapa rezim pengelolaan perikanan cakalang MEY OA MSY Aktual x ton 11.790,552 608,934 11.486,085 - h ton 4.652,518 480,567 4.655,789 1.235,627 E trip 20.256 40.513 20.808 14.665 π juta Rp 38.950,036 - 38.921,157 9.372,135 Sumber: Hasil Analisis Data 2014 Perhitungan surplus produksi model Fox pada optimasi statik, menghasilkan tiga rezim pemanfaatan, yaitu OA, MSY dan MEY. Sama seperti pada perhitungan bioekonomi statik tuna, nilai OA tidak ditelaah lebih jauh, rezim yang akan dibandingkan dengan keadaan aktual merupakan rezim MEY dan MSY. Rezim tersebut digunakan sebagai rekomendasi bagi para steakholder dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya. Hasil pada masing-masing rezim berupa estimasi stok kelimpahan sumberdaya x, jumlah tangkapan optimal h, jumlah upaya pemanfaatan optimal E serta nilai rente sumberdaya π, serta juga terdapat nilai aktual, dimana nilai tersebut merupakan estimasi nilai yang terjadi selama periode penelitian. Artinya, telah dilakukan upaya tangkap sebanyak 14.665 trip dengan hasil tangkapan sebanyak 1.235 ton, dan menghasilkan rente sebesar Rp 9.372.000.000,-. Hasil aktual tersebut akan dibandingkan dengan dua rezim lainnya, guna mencari rezim pengelolaan yang paling efisien. Nilai utama yang dihasilkan MSY adalah h, E dan π, masing-masing memiliki nilai sebesar 4.656 ton, 20.808 trip, dan Rp38.921.000.000,-. Jika kebijakan pengelolaan sumberdaya cakalang menggunakan rezim ini dalam pengelolaannya, maka hasil aktual diperbandingkan dengan ketiga nilai tersebut. Artinya upaya pemanfaatan masih dapat ditingkatkan, karena total tangkapan yang belum termanfaatkan sebesar 3.420 ton, tetapi angka 4.656 ton merupakan nilai maksimal pemanfaatan agar sumberdaya tetap lestari, sehingga pemerintah pusat menggunakan sistem TAC total allowable catch, yaitu jumlah tangkapan