Dimensi Ekonomi Economic Policy For Sustainable Large Pelagic Fisheries Management In East Flores Regency

Gambar 23. Hasil ordinasi dimensi teknologi Gambar 24. Hasil analisis leverage dimensi teknologi Analisis evaluasi dampak kesalahan acak pada masing-masing dimensi, yaitu dengan melihat sebaran hasil plot pada analisis Monte Carlo, yang telah dilakukan iterasi sebanyak 25 kali. Hasil Monte Carlo menunjukan hasil plot yang cukup menyebar pada perikanan tuna, hal tersebut mengindikasikan bahwa status keberlanjutan dimensi ini cukup banyak mengalami gangguan. Oleh karena itu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui atribut yang mempengaruhi status keberlanjutan tersebut. Berdasarkan analisis leverage Gambar 24, didapatkan bahwa atribut selektifitas alat tangkap dan dampak penggunaan alat tangkap, menjadi atribut yang paling berpengaruh dalam keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya dari dimensi ini. Tuna Cakalang GOOD BAD UP DOWN -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Oth e r D isti n g ish in g Feat u re s Fisheries Sustainability RAPFISH Ordination Real Fisheries References Anchors 1 2 3 4 5 6 7 8 Lama trip Fasilitas Pendaratan Presale processing atau value added Selektifitas alat tangkap Dampak penggunaan alat tangkap Ukuran armada perikanan Kemampuan tangkap Penggunaan alat bantu penangkapan Root Mean Square Change in Ordination when Selected AttributeRemoved A tt ri b u te Leverage of Attributes Gambar 25. Diagram layang Sustainability Analysis untuk pelagis besar Gambar layang di atas menunjukan analisis keberlanjutan jika perikanan di Kab. Flores Timur dipisahkan antara perikanan pelagis besar, dengan dua jenis yang berbeda. Dari analisis terlihat bahwa dari segi ekologi, perikanan tuna memiliki skor lebih rendah, karena ukuran ikan yang tertangkap dinilai menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai yang dihasilkan, secara lengkap hasil scoring terlampir pada Lampiran 3. Dimensi ekonomi kedua perikanan hampir memiliki skor yang sama, sedangkan pada segi sosial, perikanan cakalang memiliki nilai yang jauh lebih tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh fungsi sosial yang terbantuk dari pemanfaatan perikanan cakalang. Dua dimensi terakhir hukun kelembagaan dan teknologi hasil skor yang didapat kedua perikanan tersebut tidak berbeda jauh, dan cenderung mengarah pada hasil yang cukup baik, sehingga atribut-atribut pengungkit pada kedua dimensi tersebut dapat semakin diperbaiki. 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum dan kelembangaan DIAGRAM LAYANG-LAYANG Tuna Cakalang VII ANALISIS KEBIJAKAN

7.1 Analisis Kebijakan

Dalam analisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan, difokuskan pada pemanfaatan sumberdaya berkelanjutan, pemerataan welfare bagi masyarakat dan implementasi kebijakan pengelolaan berkelanjutan. Berdasarkan hasil AHP, prioritas kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan menempatkan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dan pemantauan dan evaluasi kebijakan sebelumnya, sebagai dua alternatif utama dengan masing-masing nilai sebesar 0,228 dan 0,222. Hasil AHP secara lengkap, tersaji pada gambar berikut. Gambar 26. Hasil penilaian AHP pada prioritas pengelolaan perikanan berkelanjutan Analisis kebijakan digunakan sebagai langkah lanjutan dari hasil output kedua analisis sebelumnya, untuk menjadi suatu rumusan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, pendekatan yang digunakan adalah sistem perikanan berkelanjutan yang tertulis dalam Charles 2001, yaitu ekologi, sosial ekonomi dan sistem menejemen. Penelitian dikerjakan dengan menggunakan Expert Choice 11 sebagai tools. Langkah awal dalam penyelesaiannya adalah mengidentifikasi informasi yang sedang diamati menurut elemen pokok, kemudian penentuan prioritas dalam tahap ini dilakukan 0,1 0,2 0,3 Pemantauan Alat Tangkap Ramah Lingkungan Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan Sebelumnya Kestabilan Harga dan Kwalitas Produk Penyerapan Tenaga Kerja Penanggulangan Konflik Maupun Kecemburuan … Distribusi pemasaran Produk 0,228 0,222 0,202 0,152 0,129 0,067 Goal: Pengelolaan Sumberdaya Berkelanjutan Overall Inconsistency = ,01