Kebijakan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Studi Terdahulu

disusun berdasarkan pembobotan tiap pendapat para ahli. Pemberian nilai bobot dilakukan secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan pairwise comparison, kemudian akan diubah menjadi suatu bilangan yang dapat mempresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif. Rancangan operasional penelitian ini tersaji dalam diagram alir berikut ini. Metode Input Output Tujuan Perikanan Pelagis Besar Berkelanjutan 3. Mengestimasi status keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya dengan pendekatan Rapid Appraisal for Fisheries. 4. Menganalisis serta memformulasikan kebijakan pengelolaan perikanan pelagis besar yang berkelanjutan. 2. Mengestimasi tingkat kesejahteraan produsen dan konsumen, melalui surplus ekonomi. Analisis Depresiasi dan Degradasi 1. Laju degradasi 2. Laju depresiasi Analisis Bioekonomi - Pendekatan input 1. CPUE 2. MSY 3. MEY 4. OA - Pendekatan output 1. Surplus konsumen 2. Surplus produsen 3. Rente ekonomi Analisis Kebijakan 1. Penentuan pembobotan 2. Klasifikasi nilai indeks status keberlanjutan Analisis Keberlanjutan 1. Kriteria penilaian atribut 2. Klasifikasi hasil nilai indeks keberlanjutan 3. Sensitivitas pengaruh suatu atribut terhadap keberlanjutan Data Primer - Data harga output - Data pendapatan - Data hasil scoring para pakar - Data matriks pairwise comparision Data Sekunder - Data hasil tangkapan - Data jumlah effort - Data biaya per trip - IHK - PDRB - Jumlah populasi - Jumlah alat tangkap Kebijakan pengelolaan perikanan pelagis besar berkelanjutan dengan optimasi kesejahteraan 1. Mengestimasi nilai surplus produksi, nilai degradasi dan nilai depresiasi. Gambar 5. Rancangan diagram alir operasional penelitian

3.3 Kerangka Penelitian

Wilayah perairan NTT memiliki potensi sumberdaya perikanan tangkap yang terbilang cukup besar. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab pemerintah daerah NTT terus mengupayakan peningkatan hasil produksi tangkapan. Harapan yang ingin dicapai dengan peningkatan hasil tangkapan adalah kesejahteraan nelayan, peningkatan PDRB, pemenuhan permintaan konsumen dan lain sebagainya. Terciptanya suatu keseimbangan antara usaha pemanfaatan dengan kondisi lingkungan serta ekonomi, maka pengelolaan yang bersifat berkelanjutan mutlak untuk dilakukan, sehingga konsep pengelolaan bioekonomi kawasan tersebut, memerlukan kajian lebih dalam. Berdasarkan beberapa teori pada sub bab sebelumnya, peneliti mencoba untuk menganalisis determinan tindakan tersebut seperti pada kerangka penelitian berikut ini Gambar 6. Analisis Bioekonomi Gambar 6. Kerangka penelitian Effort, Harvest Jumlah Alat Tangkap Jumlah Armada Harga Analisis Surplus Produksi Pendekatan Input Schaefer, FOX, W-H, Schnute, CYP Pendekatan Output Copes Jika Nilai Aktual Lestari, kemungkinan terjadi Degradasi Depresiasi Degradasi Produksi Lestari Rente Ekonomi Analisis Perikanan Berkelanjutan Pendekatan Rapfish - Analisis Leverage - Analisis Monte Carlo Analisis Kebijakan Proses Hierarki Analitik Pengelolaan SD Perikanan Berkelanjutan Sumberdaya Perikanan Pelagis Besar