diperairan lainnya. Ukuran pancing dan besarnya tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika hand line digunakan untuk
menangkap tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya menggunakan tali monofilamen dengan diameter 1,5 hingga 2,5mm, dengan ukuran pancing 5
hingga 1, dengan timah sebagai pemberat. Cara pengoperasian pole and line dan hand line, tersaji pada tabel berikut.
Tabel 3. Tabel cara pengoperasian alat tangkap pole and line dan hand line
Pole and Line Hand line
- Kapal harus berada di sisi kanan atau kiri depan
gerombolan ikan. Sementara pemancing berada pada sisi haluan
kapal. -
Umpan hidup dilempar keluar, dengan diiringi penyemprotan air.
- Kemudian pemancing, secepat mungkin
melakukan penangkapan. -
Ikan yang sudah tertangkap akan terlepas sendiri ketika diangkat naik ke geladak.
- Setting diawali dengan menurunkan pancing
ke dalam air. -
Immersing dilakukan sesuai dengan waktu yang sudah diperkirakan. Setelah terasa
hentakan pada tali pancing, maka tali tersebut mulai untuk ditarik.
- Hauling dimulai ketika tali pancing mulai
ditarik, hingga tubuh ikan dapat didaratkan keatas geladak kapal.
Sumber: Sudirman dan Achmar 2004 dan Subani dan Barus 1988
2.3 Ekologi-Ekonomi Sebagai Landasan Teori Ekonomi
Field 2000, menyatakan ide awal dalam perhitungan sumberdaya karena terjadinya deplesi dan depresiasi sumberdaya alam di Amerika. Akibat ekstraksi
sumberdaya alam sebagai natural capital yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berlebihan. Natural resource accounting ini, fokus
pada estimasi sumbangan nilai sumberdaya alam terhadap perekonomian dan mengestimasi total value dari stok yang dimiliki sumberdaya. Hal ini termasuk
kedalam ruang lingkup teori ekologi-ekonomi, yang merupakan sebuah pengembangan teori dengan mengkombinasikan peran ekologi untuk
memproduksi output sebagai dasar pengelolaan yang menghasilkan aktifitas ekonomi.
Daly dan Joshua 2011, menjelaskan bahwa ekologi-ekonomi merupakan konsep konvensional neoklasik. Misalnya dengan menggunakan opportunity cost
sebagai contoh, dimana manusia dapat memilih pilihan terbaik sebagai alternatif.
Sementara, optimale scale dalam upaya pemanfaatan bukan merupakan sesuatu yang ganjil dalam standar ekonomi. Dalam menghitung marginal banefit dengan
marginal cost, merupakan konsep dasar mikroekonomi. Dasar perkembangan ekologi ekonomi, seperti yang telah dijelaskan oleh Field, secara visualisasi dapat
dilihat dari gambar dibawah ini. Hal ini merupakan gambaran tentang pertumbuhan yang bersifat empty world bergerak menuju konteks full world,
dimana kesejahteraan yang ditimbulkan oleh peningkatan servis ekonomi akan meningkatkan penurunan pada kesejahteraan ekologi.
Sumber: Daly 1996
Gambar 1. Sistem ekstraksi sumberdaya dari empty world menuju full world Nilai ekonomi dalam paradigma neoklasik ini, dapat dihitung dari sisi
kepuasan konsumen preferences of consumers dan keuntungan perusahaan, yang menggunakan konsep dasar surplus ekonomi, yaitu dengan menjumlahkan surplus
produsen dan surplus konsumen, Freeman 2003 dalam Adrianto 2006. Hal tersebut menjadi suatu pendekatan dalam pengukuran kesejahteraan.
Menurut Fauzi 2004 dalam Nababan 2006, salah satu hal yang paling mendasar dan menjadi perhatian utama dari setiap pengembangan model
sumberdaya alam adalah dampak kesejahteraan yang akan ditimbulkan dari ekstraksi dan depresi sumberdaya alam itu sendiri. Konsep pengukuran dengan
menggunakan surplus ekonomi merupakan pengukuran moneter dari suatu utilitas masyarakat dan profit perusahaan yang biasanya digunakan sebagai estimasi dari
nilai social welfare. Adrianto 2006, menjelaskan bahwa surplus konsumen terjadi apabila
jumlah maksimum yang mampu konsumen bayar lebih besar dari jumlah yang secara aktual harus dibayar untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Selisih
jumlah tersebut disebut surplus konsumen dan tidak dibayarkan dalam konteks
memperoleh barang yang diinginkan. Sementara surplus produsen terjadi ketika, jumlah yang diterima oleh produsen lebih besar dari jumlah yang harus
dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang atau jasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber: Marshall 1980
Gambar 2. Grafik distribusi surplus ekonomi
2.4 Analisis Bioekonomi Pendekatan Input
Aziz 1989 dalam Randika 2008, menuliskan bahwa surpus produksi adalah salah satu model yang digunakan dalam pengkajian stok ikan, yaitu dengan
menggunakan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan. Pertambahan biomas suatu stok ikan dalam waktu tertentu adalah suatu parameter populasi yang
disebut produksi. Biomas yang diproduksi ini diharapkan dapat mengganti biomas yang hilang akibat penangkapan maupun faktor alamai lainnya.
Syarat yang harus terpenuhi dalam menganalisis model surplus produksi menurut Gulland 1983 dan Spare 1989 dalam Tinungki 2005, adalah:
1 Ketersediaan ikan pada tiap periode tertentu, tidak mempengaruhi daya
tangkap relatif. 2
Distribusi ikan menyebar merata. 3
Masing-masing alat tangkap menurut jenisnya, memiliki kemampuan tangkap yang seragam.
Hilborn dan Walters 1992 dalam Tinungki 2005 menyebutkan stuktur umum model surplus produksi tergantung pada empat besaran, yaitu:
1 Biomas populasi pada suatu waktu tertentu.
2 Tangkapan untuk suatu waktu tertentu.