290
10. Manajemen Kontrak
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mem per oleh pelayanan yang baik, maka nampaknya model kontrak
mulai populer di Indonesia. Sebenarnya model penataan pelayanan ini mempunyai keragaman dalam praktek pelaksanaannya. Pada praktek-
nya, sebagaimana dikatakan oleh C.R. Bartone,
12
partisipasi pihak swasta dalam penyediaan pelayanan sangat tergantung kepada
keputusan politik. Yang dimaksud dengan keputusan politik adalah sejauh mana kontrak yang diberikan kepada perusahaan swasta tertentu
dida sarkan kepada kompetisi yang fair, di mana semua pihak mem- punyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam ke giatan
produksi dan provisi pelayanan publik. Kesempatan yang sama ini dapat diwujudkan dengan adanya prosedur ten der yang terbuka bagi
perusahaan-perusahaan swasta yang mampu dan meminimalisasi praktek tender yang tertutup atau di bawah tangan atau kolusi antara
pejabat pelaksana tender dengan pengusaha. Output dari proses tender yang bersifat tertutup adalah kualitas barang dan jasa yang rendah
dengan harga yang mahal, yang secara simultan harus dibayar oleh konsumen atau anggota masyarakat. Aspek teknis yang yang penting
dalam mekanisme kontrak adalah memperkuat ke mampuan teknis pejabat pemerintah yang terlibat secara lang sung dalam pelayanan
publik untuk memperkuat kontrol dan supervisi terhadap kontrak yang telah disepakati.
Di Perancis, terdapat lima jenis kontrak yang umumnya dilakukan dalam swastanisasi pelayanan publik, sebagaimana dikutip oleh Carl
Bartone berikut ini. Tabel 7.3.
Tipe-tipe Kontrak Swastanisasi di Perancis
Jenis Kontrak Concession
Affermage Regie
Gerance Service
Pihak yang membiayai pekerjaan baru
Pelaksana Pemerintah
Pemerintah Pemerintah
Pemerintah Pihak yang membiayai
biaya operasional Pelaksana
Pelaksana Pemerintah
Pemerintah Pemerintah
Pihak yang menentukan tarif yang harus dibayar
oleh konsumen Pemerintah
sesuai dengan dokumen
kontrak Pemerintah
sesuai dengan dokumen
kontrak Pelaksana
Pemerintah Pemerintah
291
Hitungan kontrak dengan
Pelaksana Pelaksana
Pelaksana Pemerintah
Pemerintah Pendapatan pihak yang
terlibat kontrak Termasuk di
tarif Termasuk di
tarif Proporsi dari
biaya di tambah dengan bonus
produktivitas Ditentukan
sesuai dengan parameter isik
Sesuai dengan
kontrak Keuntungan inansial
pemerintah Pendapatan
tambah Pendapatan
tambah Pemasukan
Pemasukan Pemasukan
Tanggung jawab swasta Sangat Tinggi Sedang
Sedang Sedang
Rendah Komitmen inansial
pihak swasta Sangat Tinggi
Sedang Sedang
Sedang Rendah
Di Indonesia, Concession atau konsesi banyak dilaku kan, terutama dalam membiayai proyek pelayanan publik yang membutuhkan dana
yang besar. Misalnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul kesulitan menyediakan sarana pariwisata yang lengkap di kawasan pantai
Parangtritis, karena memerlukan investasi yang mahal dan staf yang professional. Pemerintah daerah memberikan konsesi kepada sebuah
perusahaan swasta untuk membangun kawasan Parangtritis dalam jangka waktu tiga puluh tahun. Namun, semua biaya modal dan
operasional menjadi beban perusahaan tersebut.
Airmasi afermage pun mempunyai kesamaan dengan konsesi. Namun dalam tipe swastanisasi ini, tingkat tanggung jawab pihak
swasta tidak seberat di dalam konsesi. Mungkin di dalam penyediaan capital cost atau biaya overhead, pe merintah ikut menyertakan sahamnya
dalam penyediaan pe layanan publik. Pemerintah daerah, dalam hal ini, ikut me nyediakan dana dengan perbandingan tertentu sesuai ke-
sepakatan yang telah dicapai. Sebagai contoh, Pemerintah hen dak mem bangun prasarana pasar kota. Saham yang ditanam dengan per-
bandingan 50:50, masing-masing untuk Pemerintah dan Swasta. Penanaman saham 50:50 bagian ini dilakukan dengan pertimbangan
bahwa pasar tersebut bersifat sosial atau tidak semata-mata bisnis, yaitu untuk menempatkan 50 pe dagang kecil pada kios-kios yang akan
dibangun.
Dalam tipe kontrak Regie, pihak swasta tidak seluruhnya ber- tanggung jawab atas biaya yang timbul dari pelayanan yang diberikan.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan modal, baik untuk biaya overhead atau biaya operasional, tergantung peraturan
yang ada. Pihak swasta yang terlibat dalam kontrak memperoleh
292
perolehan imbalan atas jasa yang diberikan dan ditambah dengan bonus dalam jumlah tertentu. Jumlah bonus didasarkan pada standar tertentu
atau kontraprestasi yang diberikan. Sebagai contoh, Pemerintah daerah tertentu mengontrakkan pelayanan penyapuan sampah di jalan-jalan
kota kepada perusahaan swasta. Jika dalam penilaian pemerintah daerah perusahaan swasta tersebut dapat menyapu seluruh jalan dan mencapai
tingkat kebersihan ter tentu, maka akan memperoleh bonus sebagai tambahan dari nilai kontrak yang telah disepakati.
Sedangkan dalam Gerance dan Service, keterlibatan pe merintah sangat tinggi, terutama dalam penyediaan dana yang dibutuhkan untuk
membiayai semua kegiatan. Dalam kondisi ini, pemerintah hanya mem beri kan pekerjaan kepada pihak swasta dan memberikan kontra-
prestasi yang dilakukan.
Konsesi yang dideinisikan sebagai suatu persetujuan an tara peme- rintah dengan pihak swasta, dimana pemerintah memberikan suatu
aset berupa tanah atau jenis lain kepada nya dalam suatu periode ter- tentu sesuai dengan masa kontrak dan mengembalikan kepada peme-
rintah setelah masa kon traknya selesai. Konsesi ini pada prakteknya mempunyai be berapa jenis, yaitu BOT. BOOT dan BOO.
BOT Build, Operate, and Transfer adalah suatu bentuk konsesi di mana pihak swasta membiayai dan membangun sebuah fasilitas, meng-
operasikannya dan memeliharanya da lam suatu jangka waktu tertentu, dan mengalihkannya kembali kepada pemerintah setelah masa kontrak-
nya habis. BOT ini di Indonesia biasanva dilaksanakan oleh Departemen Peker jaan Umum dalam pembangunan jalan tol. Jalan tol Tanjung
Priok-Cawang dibangun oleh PT. Citra Nusaphala Persada dan di- operasi kan dalam waktu tertentu. Setelali masa kontraknya habis,
pengelola annya diserahkan kembali kepada pemerintah.
Proyek-proyek BOT yang semakin populer dalam pem bangunan infrastruktur mempunyai risiko-risiko tertentu yang menjadi per-
timbangan dalam investasi. Ada enam risiko yang biasanya dihadapi oleh investor, yaitu risiko politik, penye lesaian konstruksi, pasar dan
pendapatan, operasi, keuangan, dan hukum. Risiko politik mengacu kepada political will pe merintah dalam pembangunan proyek, seperti
birokrasi, ke pastian peraturan dan lobi - yang secara langsung atau tidak mempengaruhi keberlangsungan proyek. Suatu proyek yang telah
293
disepakati untuk dimulai dapat diberhentikan dengan alasan tertentu secara mendadak oleh pimpinan negara yang baru, tanpa melihat
kerugian dari investasi yang telah dita namkan oleh pihak swasta. Oleh karena itu, transparansi biro krasi dan kepastian hukum merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk menarik investor. Risiko penyelesaian konstruksi merupakan risiko kedua yang
harus diantisipasi oleh pengembang, karena kegagalan dalam me nepati jadwal penyelesaian akan menyebabkan kerugian i nansial yang cukup
besar.
Risiko pasar dan pendapatan merupakan risiko yang se ring di- hadapi oleh pihak swasta. Seringkali suatu proyek BOT yang telah
selesai dibangun tidak menghasilkan pendapatan yang optimal, karena kesalahan dalam studi kelayakan. Dengan investasi yang sangat besar,
maka diperlukan analisis pasar dan break event point yang cermat untuk memastikan jangka waktu pengembalian investasi. Risiko pasar dan
pen dapatan di atas berkaitan dengan risiko keuangan, yaitu yang menyangkut pin jaman dalam bentuk mata uang asing yang berasal dari
sindikasi bank-bank luar negeri. Turun naiknya mata uang sangat mem pengaruhi pada jangka waktu pengembalian pinjaman.
BOOT Build, Operate, Own, and Transfer adalah sejenis konsesi seperti halnya BOT. Namun dalam BOOT, pihak swasta mempunyai
hak untuk menguasai sebagian aset dalam masa kontrak, terutama aset yang mengalami depresiasi atau pe luruhan nilainya. Sebagai contoh,
dalam pembangunan ka wasan wisata, pihak swasta diberi hak untuk menguasai atas sebagian aset, seperti tanaman yang tumbuh di dalam-
nya.
BOO Build, Operate, and Own adalah sejenis konsesi yang ber- beda dengan sistem BOT atau BOOT. Dalam sistem ini, pihak swasta
mempunyai hak untuk memiliki fasilitas yang dibangun setelah habis masa kontrak atau tidak dialihkan kembali kepada pemerintah.
Sampai tahun 1973, pemerintah kota di Amerika Serikat pun banyak menggunakan skema kontrak dengan berbagai macam konsesi
kepada pihak swasta dalam memberikan pe layanan publik di kota-kota. Survei yang diadakan oleh Commission on Intergovernmental Relation
menunjukkan jumlah kota yang mengadakan kontrak dengan pihak swasta pada masing-masing jenis pelayanan sebagai berikut.
294
Tabel 7.4. Jenis Pelayanan dan Jumlah Kota yang Mengontrak Kepada
Perusahaan Swasta di Amerika Serikat
295 Sumber: E. E. Savas, 1986, h 14.
Dari data di atas, jumlah kota yang mengontrak pengadaan produksi atau pemberian pelayanan publik di kota-kota Ame rika
Serikat menunjukkan bahwa pelayanan pengumpulan sampah, penerangan jalan, suplai tenaga listrik, pelayanan tek nik service
engineering, pelayanan hukum, pelayanan ambu lans, pengolahan sampah, dan pemungutan retribusi merupa kan pelayanan publik per-
kotaan yang banyak dikontrakkan kepada perusahaan swasta, dengan masing-masing secara berurutan dari 339 sampai 104 kota. Banyaknya
jenis pelayanan yang dikontrakkan menunjukkan bahwa spesiikasi pelayanan tersebut berhubungan langsung dengan masyarakat, yang
membutuhkan pelayanan yang cepat dan eisien dalam pelaksanaannya, walaupun memerlukan biaya yang cukup besar.
Dilihat dari jumlah pelayanan yang dilakukan oleh per usahaan swasta yang mencapai 63 jenis pelayanan publik, mulai dari peng-
umpulan sampah sampai dengan kesejahteraan sosial, menunjukkan bahwa jasa pelayanan publik ini sangat proitable. Walaupun pelayanan
publik seperti kesejahteraan sosial, pencegahan polusi air dan penjara merupakan pela yanan yang paling sedikit diminati oleh perusahaan
swasta, karena pertimbangan keuntungan yang rendah. Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan berbagai public private partnership dalam
pembangunan dan pemberian pelayanan publik di Indonesia dan Amerika Serikat.
296
E. Pembangunan berbagai Pelayanan Publik