Koordinasi internal Pendekatan Improving Hand Jalan Tengah dalam Manajemen Perkotaan

139 diajukan oleh Proud - homme adalah koordinasi internal internal coordination, koordinasi vertikal vertical coordination, dan koordinasi ho risontal horizontal coordination.

1. Koordinasi internal

Yang dimaksud dengan koordinasi internal adalah koor dinasi yang dijalin antar sektor pemerintah dan sektor swasta guna memacu pembangunan kota. Jenis koordinasi pertama adalah koordinasi antara sektor pemerintah dan sektor swasta. Konsep kontemporer yang digunakan juga untuk menjelaskan koordinasi jenis ini adalah public private-partnership. Dalam konteks ini, swastanisasi sektor publik menjadi fokus koordi nasi internal, yang dapat berbentuk pengambilan keputusan, provisi, pembayaran dan pembiayaan dalam berbagai pela- yanan kota. Bentuk-bentuk swastanisasi seperti kontrak, kon sesi atau bentuk lainnya sesuai dengan kebutuhan, akan diba has lebih lanjut pada Bab-4. Jenis koordinasi kedua adalah koordinasi antara meka nisme formal dan mekanisme informal. Mekanisme pertama mengacu kepada prosedur dan mekanisme organisasi formal, sedangkan mekanisme kedua mengacu kepada prosedur dan mekanisme organisasi ke masya- rakatan, yang secara informal keseharian berlangsung di masyarakat kota. Gotong-royong sebagai suatu mekanisme informal merupakan suatu meka nisme sosial yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kota guna meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemba ngunan dan pemeliharaan infrastruktur isik dasar, terutama di daerah-daerah yang kualitas pemukimannya rendah. Ada beberapa perbedaan yang mendasar antara kedua mekanisme tersebut, antara lain cara pengangkatan, mandat, pendekatan, sumber daya, output, klien, dan skill. 140 Tabe1 4.2. Perbedaan Mekanisme Formal dan Mekanisme Informal Formal Informal Lembaga Pengangkatan Mandat Pendekatan Sumber Daya Output Klien Skill Dewan PemilihanPengangkatan Luas Konstruktif Pajak Provisi Pelayanan Semua Warganegara Kompetensi LSM?Parastatal Spontan Spesiik Kritis Donasi Swasembada Kelompok Sadaran Semangat Sumber: RemyProud’homme, “Management of Megacities: he Institutional Dimensions”, dalam Jefry Stubbs dan Gile Clarke peny. , Megacity Management in the Asian and Paciic Region, ADB-UMP, Mani la,1996, h. 110. Perbedaan antara mekanisme formal dan informal bukan nya men- jadi langkah awal untuk membuat jurang perbedaan, namun justru menjalin kerja sama di antara keduanya. Orga nisasi Rukun Tetangga RT yang memiliki mekanisme informal dapat dimanfaatkan sedemikian rupa guna membantu peme rintah dalam pelayanan publik perkotaan dan sebaliknya. Jenis koordinasi ketiga adalah koordinasi antara politisi dengan kaum profesi. Politisi yang diangkat melalui pemilihan umum harus dapat bekerja sama dengan kaum profesi atau birokrat guna menghindari konlik-konlik ideologi, kebijakan dan kepentingan. Dukungan politik kaum politisi akan menam bah legitimasi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kaum birokrat atau profesi tertentu. Koordinasi internal terakhir adalah koordinasi antar sek tor, yang dipahami sebagai koordinasi kebijakan antar depar temen atau dinas terkait. Badan Pertanahan Nasional BPN harus melaku kan koordinasi dengan Departemen Dalam Negeri dalam pe ngembangan lahan ter- padu.

2. Koordinasi Vertikal