daerah Khusus ibukota Jakarta

105 Melihat keberadaan dinas-dinas otonom di atas, tampak jelas bahwa beberapa dinas seperti Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan kurang relevan keberadaannya di suatu kota madya. Seharusnya dinas- dinas otonom yang bertugas mem berikan pelayanan publik kepada masyarakat kota dapat di pertimbangkan untuk dibentuk. Pelayanan- pelayanan publik seperti perumahan, sektor informal dan penanganan kaum miskin perkotaan memerlukan pengelolaan serius dan me nuntut dibentuknya organisasi tersendiri yang dapat me mecahkan masalah tersebut. Terdapat kecenderungan bahwa masalah-masalah kemasya- rakatan yang riil justru ditangani se cara koordinatif antarinstansi, yang pada kenyataannya sering tidak dapat menyelesaikan masalah. Seperti masalah sektor informal di Kotamadya Yogyakarta, yang ditangani secara ko ordinatif antarinstansi antara lain oleh Bagian Perekonomian, Dinas Sosial Daerah Tingkat I, dan Dinas Pekerjaan Umum.

3. daerah Khusus ibukota Jakarta

Dalam melihat pemerintah kota di Indonesia, kita perlu mem- bedakan antara Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta de ngan kota- kota lainnya. DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan pasal 6 Undang- undang Nomor 5 Tahun 1974 dapat mem punyai susunan pemerintahan dalam bentuk lain, karena mem punyai ciri-ciri dan kebutuhan yang berbeda. Daerah ini seba gaimana dicatat oleh Pamudji mempunyai kekhususan sebagai berikut: a DKI Jakarta memiliki fungsi dan status sebagai ibukota Negara Republik Indonesia, dengan aspek nasional dan internasional; b DKI Jakarta merupakan daerah otonom tunggal yang tidak terbagi lagi ke dalam daerah-daerah otonom yang lebih rendah tingkatan- nya; c Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah juga Kepala Pemerintahan Ibukota Negara; d Struktur perwilayahan administratif berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1978 terdiri dari 4 jenjang, yaitu Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Wilayah Kota 5 wilayah, dan Wilayah Kecamatan 30 wilayah; e Wilayah Kelurahan 265 wilayah; 106 f Di mana kedudukan Wilayah-wilayah kota dan walikota langsung di bawah Gubernur dan setingkat dengan Kota madya Daerah Tingkat II; g Susunan Organisasi dan formasi Sekretariat Wilayah Daerah Walikota, Kecamatan, dan Kelurahan dan Dinas dinas Daerah berkembang relatif cepat sejalan dengan h peningkatan volume pekerjaan serta ruang lingkup urus annya; i Sebagai Kota Metropolitan dengan segala permasalahan nya yang berkembang ke arah megapolis. Selain DKI Jakarta, pembagian wilayah dan susunan pe merintahan- nya sesuai dengan ketentuan pasal 3 dan pasal 72 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, yakni dibagi menjadi wilayah-wilayah adminis- tratif Kotamadya. Wilayah Kotamadya dibagi menjadi wilayah Kecamatan dan selanjutnya dibagi lagi menjadi Kelurahan. Sedangkan susunan pemerintahan kotama dya terdiri atas Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakvat Daerah. Dalam menjalankan asas dekonsen- trasi, Kepala Daerah disebut Walikota sebagai waiikotamadya dan di wilayah kota administratif disebut sebagai Walikota Administratif. Susunan pemerintahan Daerah Khusus Ibukota dapat dicermati dalam gambar berikut ini: Gb. 2.8 Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 107

d. susunan Pemerintah Kota di indonesia berdasarkan undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang