Pelayanan Pemerintah struktur Pelayanan

281 setengah utuh menunjukkan bagaimana pelayanan yang telah di- produksi oleh produsen lebih lanjut dapat diberikan kepada konsumen. Konsumen dapat membayar atas pelayanan yang diberikannya kepada produsen, sebagaimana yang ditun jukkan oleh garis titik-titik.

d. struktur Pelayanan

E.E. Savas selanjutnya memperlihatkan beberapa model pela yanan yang menghubungkan antara konsumen, produsen, dan pengatur pelayanan, yang masing-masing mempunyai karak teristik tersendiri. Model-model yang disampaikan berikut ini berasal dari praktek pemerintahan di Amerika Serikat.

1. Pelayanan Pemerintah

Model pelayanan ini umum dilakukan di semua negara, di mana pemerintah memberikan semua jenis pelayanan publik kepada masya- rakat. Pemerintah menjalankan fungsi sebagai pengatur pelayanan service arranger dan produsen pelayan an produksi. Perangkapan tugas produksi dan provisi ini berkaitan dengan kebijakan ekonomi makro yang dianut suatu negara. Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis, semua sektor ekonomi dikuasai oleh negara, baik aspek produksi maupun aspek provisi pelayanan publik. Pelayanan transportasi, sebagai contoh, diproduksi oleh negara dan di provisi pula oleh negara atau perusahaan-perusahaan negara. Dalam struktur ke- lembagaan ini, konsumen membayar secara langsung atas pelayanan yang diberikan kepada negara atau pemerintah. Harga ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan ongkos produksi yang diperlukan. Gb. 7.2. Pelayanan Pemerintah Sumber: E.E. Savas, Alternative Structural Models for Delivering Urban Ser vices, TIMS Studies in the Management Sciences 9-21, Elsevier Science Publications, 1986, h. 25. 282 Model pelayanan struktural ini sudah relatif sedikit dite rapkan, baik di negara-negara yang sedang berkembang maupun di negara- negara yang sudah maju. Artinya, tidak ada lagi negara kecuali Kuba dan Myanmar yang pemerintahnya memproduksi dan memberikan semua pelayanan publik. Hal ini disebabkan karena biaya dan pegawai yang harus disedia kan oleh negara untuk semua pelayanan publik tersebut sangat besar jumlahnya. Di Indonesia sendiri sejak dimulainya pro gram swastanisasi pada tahun 1980-an, jumlah pelayanan publik yang diproduksi oleh pemerintah semakin berkurang. Pelayanan kereta api adalah salah satu pelayanan publik yang masih diproduksi dan diprovisi oleh pemerintah. Sedangkan pelayanan telekomunikasi yang dulunya diproduksi oleh negara melalui Departemen Pos, Pariwisata dan Telekomuni kasi, kemudian diserahkan kepada perusahaan negara PT. Telkom. Selanjutnya perusahaan ini pun telah melakukan swas- tanisasi beberapa program pembangunan jaringan untuk bebe rapa wilayah di Indonesia.

2. Persetujuan Antar Pemerintah