285
Aliran otorisasi dan atau produksi dimulai dari konsumen melalui pemerintah dan akhirnya ke produsen. Aliran pela yanan ditunjukkan
oleh garis putus-putus dari P ke C dan selanjutnya konsumen C membayar secara langsung atas pe layanan yang diberikan kepada
produsen P. Sedangkan pada franchise majemuk, konsumen dapat saja bertindak sebagai pengatur atau menentukan sendiri perusahaan
mana yang dapat memberikan pelayanan kepadanya, sebagaimana ditun jukkan oleh garis utuh pada Gb 2.6. di atas. Sebuah perusahaan
swasta yang membutuhkan listrik dapat saja memilih PLN atau per- usahaan swasta tertentu yang menyuplai kebutuhan listrik untuk
perusahaannya atas pertimbangan eisiensi dan kemam puan produsen tersebut.
5. grant
Dalam model Grant, pemerintah memberikan subsidi k epada produsen, dengan tujuan menurunkan harga barang dan jasa pelayanan.
Secara umum, pemerintah memberikan penurunan nilai pajak pen- dapatan tax-exemption yang harus dibayar oleh produsen pada ber bagai
bidang peiayanan publik. Sebagai contoh, pemerintah memberikan pajak khusus kepada perusahaan perumahan atau pengembang
developer yang melaksanakan konsep 6-3-1 suatu konsep yang mem- berikan porsi 6 untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, 3
untuk yang berpenghasilan menengah dan 1 untuk yang berpenghasilan tinggi. Sebelum memberikan kemudahan pa jak atau prosedur, peme-
rintah melakukan seleksi terhadap je nis-jenis pelayanan apakah yang layak untuk diberikan prio ritas. Selanjutnya pemerintah dapat me-
nentu kan perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kategori tersebut mendapat tax exemption. Secara grais, grant dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gb. 7.7. Grant
286
Aliran produksi dalam tipe grant tetap dari konsumen C melalui pemerintah P ke produsen P. Pembayaran dapat dilakukan oleh
konsumen melalui dua jalur: melalui peme rintah atau secara langsung ke produsen. Sedangkan aliran provisi pelayanan secara langsung dari
produsen ke konsumen, yang ditunjukkan oleh garis putus-putus. Secara jelas, dalam sistem grant ini produsen adalah pihak swasta,
sedangkan pe merintah dan masyarakat konsumen bertindak sebagai co-arranger. Artinya, pemerintah menyeleksi perusahaan swasta tertentu
dari sejumlah perusahaan yang berminat, sedangkan masyarakat pun melakukan pilihan pada pelayanan yang diberikan perusahaan manakah
yang layak sesuai dengan mekanisme pasar. Secara relatif, dalam model ini mekanisme pasar dapat berjalan, karena konsumen memilih
pelayanan mana yang layak sesuai dengan kualitas yang dinginkan.
6. Voucher
Dalam model voucher ini, konsumsi barang-barang ter tentu diarah- kan secara khusus oleh konsumen tertentu. Perusa haan swasta yang
mem berikan pelayanan dibayar secara lang sung oleh pemerintah. Namun dalam kasus ini, konsumen dapat secara bebas memilih barang
dan jasa yang dikehen dakinya. Sebagai contoh, pemerintah memberikan kewenang an kepada perusahaan X untuk membangun rumah susun di
suatu wilayah dengan pembiayaan oleh pemerintah, dengan penentuan lebih dahulu bahwa harga sewa minimal per unit adalah Rp 100.000
bulan sebagai jumlah uang yang harus dise torkan kepada pemerintah. Namun konsumen dapat memilih rumah yang seharga Rp 125.000
bulan sesuai dengan kemam puannya. Rp 25.000 sebagai nilai kelebihan pembayaran men jadi hak perusahaan pengelola dan Rp 100.000 di-
setorkan ke pada pemerintah.
Gambar. 7.8. Voucher Keterangan:
-- _ .Aliran Produksi = Garis Pelayanan - - - = Pembayaran Jasa
287
Aliran produksi dilakukan secara langsung dari konsumen C ke produsen P. Sebaliknya dalam sistem pembayaran, konsumen mem-
bayar kepada pemerintah terlebih dahulu G, dan selanjutnya dibayar- kan kepada produsen P, sebagaimana ditunjukkan oleh garis titik-
titik. Jumlah pembayaran yang dite rima oleh pemerintah sesuai dengan kesepakatan atau harga patokan yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. sistem Pasar