287
Aliran produksi dilakukan secara langsung dari konsumen C ke produsen P. Sebaliknya dalam sistem pembayaran, konsumen mem-
bayar kepada pemerintah terlebih dahulu G, dan selanjutnya dibayar- kan kepada produsen P, sebagaimana ditunjukkan oleh garis titik-
titik. Jumlah pembayaran yang dite rima oleh pemerintah sesuai dengan kesepakatan atau harga patokan yang ditetapkan oleh pemerintah.
7. sistem Pasar
Dalam sistem pasar, konsumen memilih secara bebas pro dusen barang dan jasa yang dikehendaki sesuai dengan kua litasnya tanpa
campur tangan pemerintah. Harga akan terbentuk dari tingkat per- mintaan demand dan penawaran supply. Semakin tinggi tingkat
permintaan, dan tidak diikuti dengan tingkat penawaran, maka harga yang terbentuk akan semakin tinggi pula. Sebaliknya, tingkat pena-
waran yang semakin tinggi, tetapi tidak diikuti dengan tingkat per- mintaan, maka harga yang terbentuk pun akan semakin rendah. John
Stuart Mill menyebutkan mekanisme pasar seperti ini sebagai invisible hand yang bermain dalam pembentukan harga. Kalau kita me lihat
ketiga aktor di dalam mekanisme pasar, posisinya dapat digambar kan berikut ini.
Keterangan: - = Aliran Produksi = Garis Pelayanan - - -- = Pembayaran Jasa
Nampak jelas bahwa dalam mekanisme pasar pemerintah G tidak berperan, baik sebagai penyedia jasa maupun sebagai pengatur proses
pelayanan jasa service arranger. Semuanya tergantung kepada produsen dan konsumen. Mekanisme pasar seperti ini memang mempunyai
keuntungan-keuntungan, ter utama dalam mencapai tingkat eisiensi yang tinggi dan kualitas pelayanan yang diberikan. Eisiensi yang tinggi
tercapai karena tidak adanya “biaya-biaya siluman” illegal cost untuk birokrasi yang memperbesar biaya produksi suatu jasa publik. Misalnya,
288
kita dapat mengambil contoh pada penyediaan jasa rumah murah untuk golongan berpendapatan rendah. Seharusnya dari mekanisme
pasar, sebuah rumah dapat dijual oleh pe ngembang developer dengan harga 4.000.000 rupiah, sebagai aku mulasi biaya-biaya dari sejumlah
komponen produksi tanah, bahan bangunan, tenaga kerja, atau yang lainnya. Namun dalam kenyataannya, pengembang menjual harga
rumah per unit sejumlah 6.000.000 rupiah kepada konsumen, dengan argu mentasi dan realitas bahwa ia harus mengeluarkan biaya yang besar
untuk perizinan dari pemerintah. Dengan demikian, kon sumen harus menanggung “biaya siluman” sebesar lebih kurang 2.000.000 rupiah.
8. sistem Pelayanan sukarela