158
rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan pemerintah. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pendataan penatagunaan tanah
Mengingat bidang-bidang tanah yang ada sekarang ini sebagian telah dikuasai oleh masyarakat dan digunakan untuk berbagai jenis
penggunaan tanah yang belum tentu sesuai de ngan sasaran yang di- tetap kan dalam rencana tata ruang, maka perlu dilakukan kegiatan
pendataan serta pengkajian terutama mengenai penggunaan tanah yang sedang berkembang pada saat ini dari langkah-langkah peralihannya.
Untuk itu, perlu dirumuskan cara-cara yang arif dengan memperhatikan pihak -pihak masyarakat yang berekonomi lemah serta bentuk orga-
nisasi dan sarananya. Data tata guna tanah yang dipergunakan sebagai bahan utama perumusan kebijaksanaan dalam penyu sunan program
pengelolaan tata guna tanah, meliputi data kemampuan tanah, penggunaan tanah dan data pendukung lainnya seperti kependudukan,
jenis tanah, iklim dan sebagai nya, yang dibuat dan disusun secara sistematis, dalam bentuk angka maupun peta dengan besaran atau skala
serta tingkat ke dalaman yang mengacu kepada ketentuan dalam Undang-Un dang Penataan Ruang UU No. 26 Tahun 2007. Data
tersebut diolah dan disusun dalam bentuk peta dan uraian yang mem- berikan informasi mengenai idea wilayah tentang potensi dan kendala-
kendala penggunaan tanah. Selain menjadi bahan uta ma dalam rangka penyusunan rencana tata ruang wilayah, data tersebut juga menjadi
sarana informasi bagi masyarakat yang akan mengembangkan usaha penggunaan tanah. Data tata guna tanah tersebut dikelola dalam suatu
sistem informasi manajemen pertanahan atau sistem informasi geograi SIG, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
dan perkembangan ilmu dan teknologi. Kegiatan pendataan ini biasanya dilakukan oleh Bappeda dan melakukan koordi nasi dengan
Kantor Badan Pertanahan Nasional KabupatenKota.
b. Kegiatan merencanakan penatagunaan tanah
Pada UU No. 26 Tahun 2007 yang menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang dijabarkan secara terperinci
terkait perencanaan tata ruang secara hirarki antara pemerintah,
159
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota. Dalam Bab VI UU No. 26 Tahun 2007 dijelaskan aturan terkait dengan penyususnan
RTRW Nasional, Provinsi, maupun KabupatenKota. Hal ini berbede dengan UU No.24 Tahun 1992 yang tidak menjelelaskan secara
terperinci terkait dengan aturan dasar penyusunan RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten dan Kota.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional akan secara otomatis menjadi acuan bagi Provinsi dalam penyusunan
RTRW Provinsi, hal ini juga berlaku bagi KabupatenKota yang dalam penyusunan RTRW KabupatenKota harus mengacu dalah satunya
kepada RTRW Nasional dan Propinsi.
Dalam menjalankan tugasnya dalam penyusunan rencana, Bappeda dari masing-masing Kabupaten
Kota merupakan organisasi yang bertanggung jawab dalam membuat perencanaan ruang dengan berpedoman pada RTRW Propinsi.
Gb. 4.9. Tahapan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam melakukan penyusunan rencana, terdapat beberapa prosedur teknis, yang meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
• Persiapan penyusunan; • Pengumpulan data dan Informasi;
• Analisis; • Penyusunan konsep rencana;
c. Kegiatan menyelenggarakan penatagunaan tanah