Pemukiman Kaum Miskin Kota

357 Dari tahun 2000 sampai tahun 2012, terjadi kenaikan jumlah penacairan kredit pemilikan rumah yang mencapai Rp. 240 trilyun.

d. Pemukiman Kaum Miskin Kota

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pola mobilitas kaum miskin kota lebih berdasarkan pada lokasi. Pada awal migrasi kaum miskin akan mencari lokasi yang dekat adengan akses ekonomi dan mengabaikan legalitas tanah yang ditempati atau kenyamanan lingkungan. Mereka tinggal di lokasi-lokasi illegal, atau yang dikenal dengan nama squatter area. Sebagai akibatnya diseluruh dunia kaum miskin kota menghadapi aksi penggusuran. Ancaman penggusuran tidak akan nampak sama di hampir di- seluruh area metropolitan. Lingkungan kumuh di lokasi tertentu cenderung lebih mungkin untuk digusur daripada ditempat lainnya. Ada empat faktor lokasional yang saling berhubungan yang menyebab- kan penggusuran yaitu: sentralitas, aksesibilitas, penggunaan lahan dan nilai tanah. Keempat hal tersebut secara umum berhubungan satu sama lainnya, tetapi dapat dipelajari secara terpisah. Sebuah studi historis yang pernah dilakukan di Bangkok menunjuk- kan bahwa penggusuran yang tertinggi adalah yang berada dekat dengan pusat kota dan akan semakin berkurang menuju ke daerah pinggiran. Hubungan ini terlihat lebih detail pada gambar di bawah ini dengan diperlihatkan suatu penurunan persentase dari keluarga tergusur atau keuarga yang akan digusur dengan peningkatan jarak dari pusat kota. Di pusat area sendiri tidak terdapat pemukiman rendahan dan hal ini menyebabkan tidak adanya penggusuran. Sentralitas penggusuran dan kelaziman penggusuran pemukiman dalam lingkaran antara 1 dan 5 km dari pusat kota menjadi sesuatu yang tidak mengejutkan, seperti yang terjadi pada saaat mengalami tekanan pengembangan yang terbesar. Lingkaran ini juga memuat angka pemukiman kumuh yang besar di tanah publik, yang jika diukur kurang lebih seluas 50 rai 8.0 hektar. Dikarenakan susahnya pengusaha pengembang lahan untuk mengumpulkanmenyatukan lahan seluas itu di pusat kota, maka area tersebut menjadi sangat menarik bagi mereka. 358 Gb. 9.7. Pola Lokasional penggusuran di Bangkok, 1981 Tetapi sentralitas bukan merupakan satu-satunya faktor lokasional dalam penggusuran. Pemukiman kumuh yang lebih jauh dari pusat kota pun dapat tergusur, seiring dengan meningkatnya perkembangan jalan yang mengakibatkan meningkatnya aksesibilitas dan mengundang invansi bagi kelompok berpenghasilan lebih tinggikelompok kaya. Sementara jalur untuk pejalan kaki dan jalan yang belum diaspal menjadi cukup nyaman untuk mencegah pengembangan pemukiman kelas menengah dan atas, pengembangan jalan membawa perubahan yang signiikan terhadap penggunaan lahan. Pengembangan jalan dan jalur cepat di daerah pinggiran kota telah menghasilkan sejumlah penggusuran di areal yang berdekatan dengan jalan. Penggusuran juga terjadi di lokasi dimana nilai tanahnya meningkat secara signiikan dikarenakan berubahnya cara penggunaan lahan, khususnya didaerah yang mengelilingi daerah pusat komersial sekunder Persentasi Populasi Kawasan Kumuh Jarak dari Pusat Kota km 359 yang terdapat di daerah pinggiran. Nilai tanah mempunyai ke- cenderungan mencerminkan, pada umumnya adanya keinginan dari lokasi pemukiman kumuh tertentu untuk berkembang dengan pengem- bangan alternatif dalam segi lokasi, aksesibilitas, penggunaan lahan, kematangan konsep bagi pengembangan dan penghalang-penghalang dalam pengembangan. Semakin tinggi nilai tanah, semakin besar potensi penggusuran untuk mengambil alih tempat, cepat atau lambat. Tabel 9.9. Kasus-kasus Penggusuran di Dunia Kasus Karakteristik Contoh Pembangunan Perkotaan Kota secara dramatis bertambah besar, sebagian karena migrasi perkotaan pedesaan Ketika penduduk perkotaan meledak, penduduk miskin sering tinggal di perumahan yang berbahaya dan tanpa kepastian membuat mereka sangat rentan terhadap penggusuran Untuk mengatasi pertumbuhan yang cepat, kota secara paksa mengusir warga yang paling rentan untuk membuat ruang pada insfratrustur baru, proyek kecantikan dan rencana induk kota. Sering kali penggusuran terjadi dalam hubungannya dengan real estate dan sektor korporasi Nairobi, Kenya : penggusuran massal dari informal, permukiman yang terletak di daerah yang dianggap oleh pihak berwenang “berbahaya” Zimbabwe : kecantikan kota menghancurkan perumahan informal Republik Dominika : warga tanpa nama digusur paksa untuk pembuatan ruang infrastruktur Port Harcourt, Nigeria : pembongkaran pemukiman tepi pantai untuk melaksanakan rencana tata kota Curitiba Brasil : kecantikan kota, keamanan nasional, pencegahan bencana Pengembangan pada skala besar Pengembangan skala besar melibatkan penciptaan proyek insfrastruktur baru yang besar seperti bendungan, tambang, dengan dalih untuk membangun “public good” Biasanya melibatkan penghancuran seluruh masyarakat untuk pengembangan insfrastruktur baru bendungan, pertambangan, dan jalan. Hal ini menjadi penyebab utama migrasi desa-kota Menghasilkan kerusakan lingkungan yang parah Alcantara, Brasil : perluasan Space Launch center Karachi, Pakistan : pembangunan Lyari Expressway Filipina : penebangan dan penambangan terbuka Narmada Valley, India : Sardar Sarovar Proyek bendungan serbagunan 360 bencana alam dan perubahan iklim Bencana alam termasuk angin topan, gempa bumi dan tsunami, sedangkan perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi global atmosfer sehingga menyebabkan fooding, naiknya tingkat laut , dan cuaca yang extream. Perencanaan dan kebijakan pemerintah yang tidak memadai terkait manajemen bencan dan perubahan iklim telah menyebabkan relokasi pasksa. Diman orang yang telah mengungsi atau terpaksa direlokasi karena bencana alam dan perubahan iklim, negara bertanggungjawab untuk membangun kembali pemukiman sesuai dengan hak-hak asasi manusia. New Orleans, Amerika Serikat : Badai Katrina menyebabkan pembongkaran perumahan rakyat dengan ada tidak ada rencana pemukiman kenbali yang memadai Sri langka : Tsunami menyebabkan tidak ada kontruksi zona penyangga yang dimana para pengungsi tanpa alternatif Acara Mega Peristiwa mega seperti Olimpiade, Piala Dunia, pameran dunia dan peristiwa lainnya yang menarik perhatian nasional maupun internasional. Digunakan sebagai alasan untuk mendorong peningkatan insfrastruktur dan keindahan kota dan menggantikan penduduk yang tidak diinginkan. Taktik penggusuran paksa telah ini dilakukan sebagai alasan dalam tahap persiapan Istanbul, Turki : Ibukota Kebudayaan Eropa Nagoya, Jepang : Aichi Expo Beijing, Cina : Olimpiade London, Inggris : Olimpiade Brasil : Piala Dunia Sepak Bola dan Olimpiade Penggusuran ekonomi dan krisi keuangan global Krisis keuangan global telah menyebabkan ketidakpastian iskal bagi pemerintah di seluruh dunia dan telah menghasilkan penyitaan jutaan hipotek Argentina : Kurangnya perumahan yang terjangkau telah menyebabkan penduduk memiliki tanah “ilegal” dan selanjutnya terkena penggusuran Amerika Serikat : Jutaan rumah telah diambil alaih dalam tiga tahun terakhir menghasilkan peningkatan tajan dalam populasi tunawisma diskriminasi Penggusuran paksa ditujukan bagi kelompok-kelompok miskin tertentu. Dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi, mereka yang mengalami penggusuran tidakj dapat menikmati hak mereka untuk standar hidup yang layak, termasuk perumahan dan makanan. Dalam beberapa kasus, kelompok orang tertentu jelas ditargetkan untuk penggusuran paksa dan secara langsung meraka didiskriminasikan. Yunani : Roma digusur untuk persiapan 2004 Olympic Games Inggris Raya : Dalam Greater London Roma and Travellers diusir melalui pelaksanaan strategi tata ruang wilayah Italia : masyarakat Roma diusir tanpa alternatif yang disediakan Sumber : Forced Evictions: Global Crisis, Global Solutions, UN-Habitat, 2004 Masalah penting yang dihadapi oleh penduduk kota yang tinggal di tanah ilegal adalah ketiadaan hak atas tanah. Advokasi yang dilakukan adalah bertujuan untuk memiliki hak atas tanah secara formal. 361 Gb 9.8 : he continuum of land rights Sumber : Afordable Land and Housing in Asia, UN HABITAT, 2011 Gambar di atas menunjukkan proses perubahan hak tanah informal kea rah hak tanak formal. Terdapat beberapa aspek yang harus dilewati dalam proses prubahan tersebut. Gb 9.9 : Control Paradigm and Support Paradigm Paradigma “control” yang mendominasi perkembangan perumahan berbeda dengan paradigm “support”, hal ini tampak dalam gambar diatas. Sebagaimana yang telah dijelasakan dalam bab sebelumnya bahwa manajemen lahan merupakan bagian penting didalam penyediaan rumah bagi kaum miskin perkotaan. Beberapa skema kebijakan yang dilakukan adalah UN Habitat, 2011 362 a. Akses dan pelayanan tanah untuk rumah yang dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu: 1 Bank Tanah. Metoda ini digunakan di Malaysia dan Singapura dilakukan dengan membeli tanah untuk pem- bangunan kota dengan harga yang murah oleh pemerintah daerah dengan tujuan untuk menata pembangunan kota, men cegah spekulasi tanah, mendistribusikan tanah kepada kaum miskin dan membiayai pembangunan infrastruktur. Metoda ini membutuhkan kapasitas administrasi dan keuangan pemerintah daerah yang kuat. 2 Pembagian tanah land sharing. 3 Penataan lahan land readjustmen 4 Pembebasan lahan land swapping b. Pelayanan pada kawasan c. Kebijakan dan kerangka perundang-undangan

E. Kebijakan Perumahan di indonesia