Persetujuan Antar Pemerintah Kontrak

282 Model pelayanan struktural ini sudah relatif sedikit dite rapkan, baik di negara-negara yang sedang berkembang maupun di negara- negara yang sudah maju. Artinya, tidak ada lagi negara kecuali Kuba dan Myanmar yang pemerintahnya memproduksi dan memberikan semua pelayanan publik. Hal ini disebabkan karena biaya dan pegawai yang harus disedia kan oleh negara untuk semua pelayanan publik tersebut sangat besar jumlahnya. Di Indonesia sendiri sejak dimulainya pro gram swastanisasi pada tahun 1980-an, jumlah pelayanan publik yang diproduksi oleh pemerintah semakin berkurang. Pelayanan kereta api adalah salah satu pelayanan publik yang masih diproduksi dan diprovisi oleh pemerintah. Sedangkan pelayanan telekomunikasi yang dulunya diproduksi oleh negara melalui Departemen Pos, Pariwisata dan Telekomuni kasi, kemudian diserahkan kepada perusahaan negara PT. Telkom. Selanjutnya perusahaan ini pun telah melakukan swas- tanisasi beberapa program pembangunan jaringan untuk bebe rapa wilayah di Indonesia.

2. Persetujuan Antar Pemerintah

Di tingkat yang lebih tinggi, pemerintah pusat dapat pula men- delegasi kan kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk mem- beri kan pelayanan pendidikan dasar. Pusat hanya menyediakan tenaga guru dan fasilitas gedung dan peralatan. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, mekanisme se perti ini disebut sebagai asas tugas pembantuan. Model struk tural pemberian pelayanan seperti didasarkan pada pertim bangan bahwa pemerintah daerah dapat secara langsung me ngetahui kebutuhan masyarakat lokal dan mempunyai akse sibilitas yang lebih pendek. Asas tugas pembantuan ini di Indo nesia biasanya dilakukan dalam bidang pendidikan dan bidang kesejahteraan sosial. Gb. 7.3. Pelayanan Publik Persetujuan Antar Pemerintah Sumber: E.E. Savas, Alternative Structural Models for Delivering Urban Ser vices, TIMS Studies in the Management Sciences 9-21, Elsevier Science Publications, 1986, h. 25. 283 Konsumen membayar secara langsung biaya pelayanan kepada G2 atau pemerintah lokal atau yang menjalankan fungsi provisi. Sedangkan fungsi produksinya tetap dijalankan oleh pemerintah pusat, yang dalam hal ini membangun gedung, membeli peralatan dan mengangkat pegawai untuk membe rikan pelayanan di suatu kabupatenkota.

3. Kontrak

Dalam model ini pemerintah dapat mengontrak atau memberikan mandat kepada perusahaan negara atau daerah kalau di daerah untuk memberikan pelayanan. Pihak lain yang dikontrak adalah perusahaan swasta. Dalam mekanisme kerja terakhir, pemerintah mengontrak per- usahaan swasta untuk penyapuan jalan, pemeliharaan lampu jalan, pemeliharaan traic light, penyedotan tinja, pengumpulan sampah, dan lain sebagainya. Gb. 7.4. Pelayanan Kontrak Sumber: E.E. Savas, Alternative Structural Models for Delivering Urban Ser vices, TIMS Studies in the Management Sciences 9-21, Elsevier Science Publica tions,1986, h. 26. Dalam model struktural ini, produksi dan provisi pela yanan dilaku- kan oleh pihak yang memperoleh hak kontrak. Aliran produksi atau aliran otorisasi dimulai dari kebutuhan masyarakat konsumen akan suatu pelayanan, sebagaimana yang tergambar dari garis utuh, melalui pemerintah G, dan lebih lanjut didelegasikan produksinya kepada produsen ter tentu P. Produsen ini, biasanya pihak swasta, mem- produksi dan memprovisi pelayanan publik tersebut kepada masyarakat konsumen. Sedangkan konsumen C membayar secara lang sung atas biaya pelayanan yang diterima kepada produsen P, seperti ditunjukan oleh garis titik. 284

4. Franchise