Pendekatan Manajerial Pendekatan-Pendekatan dalam studi Pemerintahan Kota

55 tidak diuntungkan oleh struktur sosial dan ekonomi yang ada, sementara ada kelas lain yang berkuasa baik secara politik maupun ekonomi. Michael Keating lebih melihat politik redistribusi kesejahteraan dan pendapatan dari faktor budaya dan struktukral. 16 Faktor budaya mengacu kepada solidaritas dan kepentingan umum menjadi landasan utama kebijakan yang diambil oleh pemerintah kota, seperti keperdulian kepada pekerja sektor informal, perbaikan pemukiman kumuh dan sebagainya. Sedangkan faktor struktural mengacu kepada sistem sosial yang terfragmentasi dalam masyarakat kota, baik dari aspek kelas maupun suku bangsa. Pada kota-kota di negara,seperti Amerika Serikat dan Perancis, stratiikasi dan fragmentasi sosial antara kulit hitam dan kulit putih atau migran dari negara-negara Asia dan Afrika dengan suku bangsa Eropa, politik redistribusi harus memperhatikan variabel- variabel ini. Bentuk-bentuk politik redistribusi disebutkan oleh Keating antara lain: • Penetapan pajak kota yang progresif pada masyarakat mampu; • Alokasi jabatan administratif dan politik sesuai dengan distribusi jumlah penduduk secara proporsional; • Belanja publik proporsional pada suku bangsa atau kelas sosial tertentu;

2. Pendekatan Manajerial

Pendekatan manajerial dalam studi pemerintahan kota lebih mem- fokuskan bagaimana rancang bangun organisasi pe merintahan kota dalam menghadapi masalah-masalah perko taan yang mendesak untuk dipecahkan. Pendekatan ini cende rung mengabaikan struktur organisasi formal yang diatur oleh undang- undang pemerintahan lokal dari masing-masing nega ra, dan lebih pada bagaimana peran dan fungsi yang dapat dimainkan oleh pemerintah kota sebagai salah satu aktor dalam pembangunan kota. Urban Management Programme UMP, sebuah organisasi PBB di bawah UNHCS, menggambarkan bahwa pemerintah kota merupakan salah satu aktor yang men jalankan peranan vital dalam manajemen perkotaan. Selain itu terdapat dua aktor yang perlu dilibatkan dalam meme cahkan 56 masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat kota, yaitu LSM dan sektor swasta. UMP dengan berbagai program, penelitian dan konsultasi dengan pemerintah kota berusaha memperkenalkan pende katan baru ini, dengan menonjolkan aspek kerja sama antara pemerintah dengan organisasi non-pemerintah dan pihak swasta di dalam memecahkan masalah perkotaan di negara-negara yang sedang berkembang. Gambar di atas menunjuk kan bahwa unsur-unsur pemerintah tidak hanya pemerintah nasional dan lokal, namun juga badan-badan pemberi bantuan kredit lunak bagi pembangunan prasarana dan sarana perko- taan seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan sejenis nya. Sampai saat ini pendekatan manajerial ini mendapat perha tian pemerintah-pemerintah negara di Asia dan Afrika. Dalam perspektif lain, Terry McGee mengemukakan kate gorisasi pendekatan manajerial dengan lebih menekankan pa da segi per- kembangan ruang kota. la menegaskan pentingnya dilakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi perkem bangan ruang kota yang sedemikian cepat. Dalam konteks negara ASEAN, ia mengajukan enam langkah yang disebutnya sebagai “metroitting” penyusunan kembali kota metropo litan. 17 Pertama, pemerintah harus membuat keputusan strategis yang di- prioritaskan pada daerah perkotaan, yang mencakup analisis geograis tentang jumlah penduduk, pekerjaan, per tumbuhan ekonomi, kebutuhan infrastruktur, dan kesejah teraan sosial. Kedua, pemerintah harus mengembangkan pen dekatan manajemen yang integratif ter- hadap daerah-daerah perkotaan tersebut. Ketiga, pemerintah perlu meningkatkan akses kepada wilayah-wilayah baru tersebut. Keempat, peme rintah harus secara terus-menerus memonitor masalah ling kungan dan penggunaan lahan untuk meminimalisasi konlik. Kelima, peme- rintah harus mengembangkan kebijakan terha dap sumber daya manusia. Keenam, pemerintah perlu lebih memperhatikan peran sektor swasta dalam wilayah ini. Khusus pada komponen kedua dari metroitting di atas, selanjutnya McGee mengajukan sebuah paket kebijakan dalam kerangka pengem- bangan pendekatan manajemen integratif, dengan unsur-unsur sebagai berikut: 57 a Diperlukan strategi pembangunan nasional, regional dan daerah yang terpadu; b Diperlukan perubahan kelembagaan dari pendekatan manajemen proyek sektoral ke manajemen metropolitan, yang meliputi peningkatan desentralisasi pengambilan keputusan dan peng- awasan; c Diperlukan peningkatan kemampuan meningkatkan pendapatan dari tanah dan pajak; d Diperlukan peningkatan sumber daya manusia di segala lini untuk menangani masalah perkotaan; dan e Diperlukan kebijakan yang tepat untuk memecahkan ma salah lingkungan. Model manajemen metropolitan integratif yang diajukan McGee di atas secara jelas merupakan kritik keras terhadap gaya manajemen proyek yang dilakukan oleh pemerintah-pe merintah di Asia Tenggara, yang cenderung terpecah-pecah dan bersifat sektoral. Artinya, peme- cahan masalah-masalah kota dengan menggunakan gaya proyek dari proyek satu ke proyek lain, namun tanpa kesinambungan dan keter- kaitan satu sama lain. Misalnya, pada tahun anggaran tahun 199495 dialokasikan perbaikan jalan kota, namun tidak memperha tikan sektor lain air minum atau kesehatan. Seringkali dinas tertentu memperbaiki jalan kota, sedangkan dinas lain mem perbaiki saluran air minum, yang harus menggali jalan-jalan yang baru saja diperbaiki tersebut. Dengan demikian, gaya pendekatan ini banyak menimbulkan masalah daripada me mecahkan masalah itu sendiri.

3. Pendekatan Ekonomi