117
6.6. Analisis Penerapan Manajemen Risiko CV AB Farm
Berdasarkan hasil analisa Manajemen Risiko yang diterapkan oleh CV AB Farm Manajemen risiko produksi belum efektif, hal ini diindikasikan dengan
masih berfluktuatifnya Prestasi Produksi yang diperoleh CV AB Farm, fluktuasi tersebut mencangkup fluktuasi tingkat mortalitas, tingkat efisiensi penggunaan
pakan, tingkat perolehan bobot badan, tingkat lamanya waktu panen. Manajemen persiapan kandang dan biosekuriti dilakukan di awal saja,
seperti kontrol terhadap kebersihan lingkungan kandang, genangan air yang berubah menjadi kehijauan berpotensi menimbulkan bibit penyakit, posisi
kandang yang dikelilingi areal pesawahan seharusnya memperhatikan drainase air agar air mengalir lancar di sekitar areal kandang. Pengaturan sirkulasi udara
dengan metode buka tutup tirai dinilai belum efektif karena ayam masih merasakan cekaman panas akibat sorotan sinar matahari, dan masih ada ayam
yang mengidap penyakit pernafasan seperti Cronic Respiratory Disease dan coli. Mortalitas yang tinggi terjadi pada periode kedua 9,60 standar 4,55,
keempat 9,39 standar 4,55, keenam 11,75 standar 4,95 dan ketujuh 26,57 standar 4,00, sehingga rata-rata mortalitas selama periode pengamatan
sebesar 9,95 standar 4,27. Tingginya mortalitas menyebabkan menurunnya nilai penjualan berat ayam hidup. Hal ini disebabkan wabah penyakit baik
manajemen kandang yang kurang optimal, pengaruh cuaca, serta kualitas sapronak.
Tingkat penggunaan pakan yang belum efisien diindikasikan oleh nilai FCR yang tinggi pada periode keenam 2,17 standar 1,82, FCR 2,17 berarti setiap
2,17 kg pakan dapat dikonversi menjadi satu kg daging ayam. Periode ketujuh 2,88 standar 1,73 dan rata-rata FCR selama periode pengamatan sebesar 1,99
standar 1,75. Pakan yang tidak efisien pada periode kedua, keempat, keenam dan ketujuh disebabkan oleh wabah penyakit Collibasilus, Kolera, CRD, yang
menyebabkan pakan yang dikonsumsi tidak diserap oleh tubuh dengan baik. Selain itu adanya kualitas pakan yang menurun akibat manajemen penyimpanan
menjadi indikasi tingginya FCR, ini dapat dilihat pada periode keenam dan ketujuh yang menyebabkan feses ayam lebih basah dan lebih banyak.
118 Manajemen risiko pemanenan dengan kontrol dari pihak Field Controller
dinilai sudah efektif karena kecurangan penimbangan tidak terjadi. Adapun manajemen risiko harga masih belum efektif, hal ini dapat dilihat dari
keuntungaan rata-rata selama periode pengamatan yang bernilai negatif yaitu Rp - 24.356.104, hal ini karena kenaikan biaya produksi tiap periode dan fluktuasi
harga jual, sehingga pendapatan peternak berfluktuasi.
6.7. Alternatif Manajemen Risiko CV AB Farm