Industri Pakan Ternak Subsistem Agribisnis Hulu

18

2.1.1.2. Industri Pakan Ternak

Biaya pakan ternak merupakan biaya terbesar dalam usaha peternakan, sehingga ada dua faktor penentu yang harus secara tepat diketahui, yaitu 1 Pengetahuan mengenai kandungan zat makanan yang tersedia dan 2 Besarnya kebutuhan ternak akan zat makanan. Dengan dua syarat ini maka pemberian pakan secara tepat dan efisien dapat terjamin Amrullah, 2004. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pakan ternak maka industri pakan ternak mempunyai pasar yang baik sebagai salah satu penyedia sarana produki ternak dalam sistem agribisnis hulu. Adapun Produksi pakan nasional dapat dilihat pada Gambar 6. berikut. Gambar 6. Konsumsi Pakan Nasional Sumber : Badan Pusat Statistik BPS 2008 Estimasi Dari data di atas pada tahun 2004 produksi pakan tercatat sebanyak 6,83 juta ton, tahun 2005 sebanyak 7,1 juta ton, tahun 2006 sebanyak 7,2 juta ton, tahun 2007 sebanyak 7,6 juta ton. Produksi pakan nasional tahun 2008 mencapai sekitar 8,13 juta ton per tahun dan ditargetkan jumlah tersebut akan terus bertahan sampai tahun 2009. Peningkatan produksi pakan meningkat seiring membaiknya situasi perekonomian dan iklim investasi agribisnis peternakan yang memacu industri peternakan dari hulu sampai hilir, dengan adanya peningkatan konsumsi pangan hasil ternak. Produksi pakan nasional dihasilkan dari produksi pakan perusahaan yang bergerak dalam industri pakan nasional. K onsumsi P akan N asional 6,83 7,1 7,2 7,6 8,13 8,13 2 4 6 8 1 0 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 Ta hun P ro d u k s i d a la m j u ta t o n 19 Produksi pakan dari perusahaan pakan nasional selama tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel produksi pakan sebelas perusahaan pakan nasional di bawah. Tabel 10. Produksi Pakan Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008 No. Pabrik Pakan Produksi ton 1 PT. Japfa Comfeed Indonesia 2.007.000 2 PT. Charoen Pokhpand Indonesia 1.935.322 3 PT. Wonokoyo 573.420 4 PT. Sierad 501.750 5 PT. Chiel Jedang Feed 501.750 6 PT. Gold Coin 430.072 7 PT. Global Feed 358.393 8 PT. Panca Patriot 286.714 9 PT. Cargill Indonesia 286.714 10 PT. Sinta Feedmill 215.036 11 PT. Guyofeed 71.679 Sumber: Poultry Indonesia, April 2009 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produsen terbesar pakan ternak di Indonesia adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia dengan produksi pakan sekitar 2.007.000 ton dan, pada urutan kedua PT. Charoen Pokhpand Indonesia dengan produksi pakan sebesar 1.935.322 ton, pada urutan ketiga terdapat PT. Wonokoyo dengan produksi pakan 573.420 ton, pada urutan keempat sampai dengan kesembilan ditempati oleh PT. Sierad, PT. Chiel Jedang Feed, PT. Gold Coin PT. Global Feed, PT. Panca Patriot, PT. Cargill Indonesia, PT. Sinta Feedmill, PT. Guyofeed dengan produsi pakan yang tertera pada tabel di atas. Dengan demikian pangsa pasar pakan ternak secara nasional terbagi menjadi beberapa bagian 5 , yang menunjukan bahwa pangsa pasar 28 dikuasai oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Charoen Pokhpand Indonesia menguasai 27 pasar, PT. Wonokoyo menguasai delapan persen pasar, PT. Sierad dan PT. Chiel Jedang Feed menguasai tujuh persen pasar, PT. Gold Coin menguasai enam persen pasar, PT. Global Feed menguasai lima persen pasar, PT. Panca Patriot dan 5 Mulyantono B. Aporil 2007. Survey Farm 100. Poultry Indonesia:28 20 PT. Cargill Indonesia menguasai empat persen pasar, PT. Sinta Feedmill menguasai tiga persen pasar, PT. Guyofeed menguasai satu persen pasar. Seperti terlihat dalam Gambar 10 berikut. Gambar 7. Pangsa Pasar Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008 Sumber: Poultry Indonesia, April 2009 Peningkatan permintaan pakan ternak tidak diimbangi dengan peningkatan bahan baku pakan di dalam negeri, sehingga bahan baku pakan impor menyebabkan harga pakan sangat berfluktuatif mengikuti harga bahan baku pakan dunia. Bahan baku pakan impor seperti jagung dan MBM menyebabkan harga yang dibayar peternak untuk mendapatkan pakan menjadi lebih tinggi. Berikut kebutuhan bahan baku pakan tahun 2004-2009 Tabel 11. Kebutuhan Bahan Baku Pakan Tahun 2004-2009 juta ton Bahan Baku 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jagung 3,48 3,53 3,64 3,81 4,07 4,07 Bungkil Kedelai 1,51 1,53 1,49 1,52 1,62 1,62 Dedak 1,02 1,06 1,09 1,14 1,21 1,21 Pollard 0,68 0,71 0,73 0,76 0,81 0,18 Tepung Ikan 0,34 0,35 0,36 0,38 0,40 0,40 MBM PMM 0,34 0,35 0,36 0,38 0,40 0,40 Premix 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2009 Estimasi Pangsa Pasar Sebelas Perusahaan Pakan Nasional CP 27 Japfa 28 Sierad 7 Sinta 3 Global 5 Wonokoyo 8 CJ 7 Gold Coin 6 Patriot 4 Cargill 4 Guyofeed 1 21 Dengan kurangnya pasokan bahan baku pakan domestik, membuat industri pakan masih mengimpor bahan baku, sehingga pakan ternak yang diproduksi oleh pabrik pakan masih sangat rentan terhadap gejolak harga bahan baku pakan dunia. Peningkatan permintaan jagung menaikkan harga pakan, karena sekitar 51,4 bahan baku pakan adalah jagung, 18 bungkil kedelai, 7 corn gluten meal, 5 MBM, 2 CPO, 16 dedak, 0,6 premix. Kebutuhan bahan baku pakan nasional saat ini tidak mencukupi, sehingga industri pakan masih mengimpor kekurangannya, adapun impor bahan baku pakan ternak selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 12 berikut. Tabel 12. Impor Bahan Baku Pakan Ternak Tahun 2004-2008 ribu ton Bahan Baku 2004 2005 2006 2007 2008 Jagung 1.088,9 423 1.769,3 650 157,9 Bungkil Kedelai 1.633 1.852,7 2.116,1 2.223 1.532,9 Tepung Ikan 58,3 82,8 88,9 110 53,5 Meat Bone Meal MBM 405,4 39.5 128,2 250 150 Crude Gluten Meal CGM 115,5 199.3 187,1 187,1 197,9 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS 2008 Data Januari – Maret Dari tabel di atas terlihat bahwa impor jagung dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan karena stok jagung nasional meningkat, namun pada tahun 2006 stok jagung kembali menurun sehingga dilakukan impor. Hal yang sama terjadi pada tahun 2006 ke tahun 2007, impor dilakukan karena jagung nasional berfluktuasi secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sehingga tidak dapat menjamin ketahanan bahan baku. Bungkil kedelai memiliki tren meningkat secara kuantitas dari nilai impor, hal ini karena Indonesia sudah tidak lagi memproduksi kedelai dalam jumlah besar, karena pada waktu itu, mengimpor lebih murah daripada memproduksi sendiri. Akan tetapi ketika harga kedelai dunia meningkat maka Indonesia terkena imbasnya, sama halnya dengan tepung ikan yang memiliki tren meningkat. Adapun Meat Bone Meal MBM terjadi impor besar-besaran pada tahun 2004 dan mengalami penurunan impor pada tahun 2005 karena terkait isu penyakit mulut dan kuku serta sapi gila pada Negara eksportir, Crude Gluten Meal 22 CGM meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2005 dan mengalami stagnasi pada tahun 2006 dan 2007. Adapun harga pakan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Bogor Lampiran 1 yang bisa mewakili harga daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur Jabodetabeksuci dapat dilihat dalam Gambar 8. Gambar 8. Harga Pakan Tahun 2004-2009 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2009 Data Bulan Januari - Maret Harga pakan dari tahun ketahun menunjukan tren peningkatan setiap bulannya. Dari data di atas harga pakan batas atas dan batas bawah merupakan harga terrendah dan harga teringgi yang terjadi setiap bulannya, harga pakan starter terrendah tahun 2005 adalah Rp. 2.475 dan harga tertinggi Rp. 3.300, sedangkan untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 2.460 dan Rp. 3.350. Pada tahun 2006 harga pakan starter terrendah Rp. 2.750 dan tertinggi Rp. 3.388 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing- masing Rp. 2.720 dan Rp. 3.158. Pada tahun 2007 harga pakan starter terrendah Rp. 2.750 dan tertinggi Rp. 3.600 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 2.420 dan Rp. 3.570. Pada tahun 2008 harga pakan starter terrendah Rp. 2.400 dan tertinggi Rp. 5.000 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 3.350 dan Rp. 4.850. Sedangkan tiga bulan terakhir pada tahun 2009 harga pakan Ha r g a P a k a n T a h u n 2 0 0 5 s a m p a i 2 0 0 9 2.400 2.900 3.400 3.900 4.400 4.900 5.400 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 T ahun H a rg a R u p ia h Ha rg a P a ka n S ta rte r B a ta s B a wa h Ha rg a P a ka n S ta rte r B a ta s A ta s Ha rg a P a ka n F inishe r B a ta s B a wa h Ha rg a P a ka n F inishe r B a ta s A ta s 23 starter terrendah Rp. 5.100 dan tertinggi Rp. 5.325 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 5.062 dan Rp. 5.500 peningkatan harga pakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan baku pakan yang sebagian besar masih impor sehingga harga pakan domestik merujuk pada harga bahan baku pakan dunia. Peningkatan harga pakan tersebut dapat menyebabkan turunnya pendapatan yang diterima peternak jika tidak diimbangi oleh naiknya harga ayam, karena alokasi biaya pakan mencapai hampir 80 pada agribisnis ayam broiler.

2.1.1.3. Industri Obat dan Vaksin