102 Nilai variance yang diperoleh CV AB Farm adalah sebesar Rp
2.178.207.919.957.410
. N
ilai variance yang diperoleh CV AB Farm sangat besar, sehingga penyimpangan semakin besar. Penyimpangan yang besar ini
menunjukan bahwa tingkat risiko yang dihadapi CV AB Farm sangat besar.
6.3.3. Simpangan Baku Standard Deviation
Simpangan baku adalah akar dari ragam. Semakin besar nilai simpangan baku maka menunjukan bahwa risiko yang dihadapi semakin besar. Begitu juga
sebaliknya, semakin kecil nilai simpangan baku, maka menunjukan bahwa risiko yang dihadapi kecil. Risiko terjadi ketika ada penyimpangan antara pendapatan
yang diperoleh berdasarkan standar, dengan pendapatan aktual yang diperoleh peternak.
Nilai Standard Deviation CV AB Farm adalah Rp. 46.671.275. Nilai tersebut menunjukan bahwa risiko yang dihadapi CV AB Farm setiap periode
pada masa yang akan datang adalah sebesar Rp 46.671.275 ceteris paribus. Risiko yang dihadapi CV AB Farm sangat tinggi.
Tingginya risiko tersebut disebabkan tingginya tingkat mortalitas pada periode kedua, keempat, kelima, keenam, dan naiknya harga sarana produksi
ternak seperti pakan, DOC, pemanas pada periode kelima yang tidak diimbangi oleh kenaikan harga jual ayam. Risiko usaha dimulai dari turunnya keuntungan
yang diperoleh pada periode kelima menjadi sebesar Rp 356.976 dan berlanjut pada periode keenam menjadi sebesar Rp -54.392.690 serta kerugian terbesar
terjadi pada periode ketujuh menjadi sebesar Rp -108.713.128.
6.3.4. Koefisien Variasi Coefficient Variation
Coefficient Variation diukur dari rasio Standard Deviation dengan Expected Return yang dihasilkan. Semakin besar Coefficient Variation maka
semakin besar risiko yang dihadapi, dan semakin kecil Coefficient Variation maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi.
Nilai Coefficient Variation CV AB Farm adalah -2.63. Nilai Coefficient Variation sebesar -2.63 menunjukan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternak
sebesar -263 dari nilai return yang diperoleh peternak. Artinya adalah setiap Rp 1 return yang diterima peternak akan menghasilkan risiko sebesar Rp 2.63. Nilai
103 Coefficient Variation yang lebih besar dari 0.5 menunjukan bahwa usaha
peternakan ayam broiler CV AB Farm akan menghadapi peluang merugi pada setiap periode pada masa yang akan datang ceteris paribus.
Risiko yang besar disebabkan oleh harga sapronak pakan, DOC, pemanas meningkat, sedangkan harga kontrak harga jual relatif rendah bila
dilihat dari penerimaan penjualan ayam, akibatnya biaya produksi yang tinggi dan penerimaan yang rendah menyebabkan pendapatan yang diperoleh rendah,
walaupun Prestasi Produksi masih relatif baik dengan mortalitas 4,53 standar 4,00 dan FCR 1,79 standar 1,73.
Risiko tersebut berlanjut pada periode selanjutnya dengan tingkat mortalitas sangat tinggi pada periode keenam 11,75 standar 4,66 dan periode
ketujuh 26,567 standar 4,00, serta FCR sangat tinggi pada periode keenam 2,17 standar 1,82 dan periode ketujuh 2,88 standar 1,73, sehingga biaya pakan
menjadi sangat tinggi. Pada periode keenam waktu pemeliharaan relatif lama sehingga biaya sapronak menjadi tinggi, sedangkan penerimaan rendah karena
berat badan ayam berkurang akibat mortalitas yang tinggi, sama halnya dengan periode ketujuh, dengan adanya kasus kekerdilan menyebabkan pertumbuhan
terhambat sehingga berat badan ayam sangat rendah yang menyebabkan penerimaan penjualan sangat rendah, sementara konsumsi pakan sangat tinggi,
sehingga biaya produksi tinggi.
6.3.5. Batas Bawah Pendapatan L