Pendapatan Analisa Pendapatan Peternakan 1. Pengeluaran

97 Penerimaan tertinggi terjadi pada periode kelima, hal ini karena harga kontrak yang diterima peternak cukup baik Rp. 12.000 dan berat badan saat panen cukup besar, adapun penerimaan terrendah terjadi pada periode ketujuh, hal ini karena turunnya harga kontrak serta berat badan ayam yang dipanen sedikit. Hal tersebut karena jumlah ayam yang sedikit bila dibanding dengan periode sebelumnya, sedikitnya populasi yang dipelihara disebabkan kualitas DOC yang kurang baik, sehingga DOC dikembalikan, pada proses pemeliharaan mortalitas ayam sangat tinggi 26,57 akibat berbagai penyakit dan rata-rata berat ayam kecil 1,19 Kg karena terjadi kekerdilan akibat penyakit RSS Runting Stunting Syndrome.

6.2.3. Pendapatan

Tabel 25. Pendapatan CV AB Farm Selama Periode Pengamatan Periode Berat Rata-rata Ayam kg FCR Mortalitas Umur Rata-rata Panen Hari Pendapatan RpPeriode 1 1,76 1,75 3,99 38,50 10.920.556 2 1,92 1,78 9,60 40,48 5.210.123 3 1,66 1,70 3,79 34,69 18.445.857 4 1,98 1,85 9,39 39,94 3.816.202 5 1,83 1,79 4,53 37,57 356.976 6 1,79 2,17 11,75 42,68 -54.392.690 7 1,19 2,88 26,57 36,80 -108.713.128 Rata-rata 1,73 1,99 9,95 38,67 -124.356.104 Sumber : CV AB Farm,2009 Pendapatan CV AB Farm sangat berfluktuatif tiap periodenya, dari data di atas dapat dilihat bahwa peluang mendapat keuntungan tinggi selama periode pengamatan terjadi dua kali pada periode pertama dan ketiga, peluang mendapatkan keuntungan sedang dua kali pada periode kedua dan keempat, peluang mendapatkan keuntungan rendah satu kali pada periode kelima serta peluang merugi terjadi dua kali pada periode keenam dan ketujuh. Permasalahan umum pada CV AB Farm terkait berfluktuasinya pendapatan adalah berat badan yang kurang dari standar, FCR yang tinggi pakan tidak efisien dan mortalitas, serta fluktuasi harga sapronak dan harga jual. Keuntungan tinggi diperoleh CV AB Farm ketika Prestasi Produksi baik yaitu tingkat mortalitas dan FCR masih dalam batas standar dengan tingkat 98 mortalitas 3,99 standar mortalitas periode pertama 4,15 dan 3,79 standar mortalitas periode ketiga 3,70. Sedangkan FCR periode pertama 1,75 artinya setiap 1,75 kg pakan menghasilkan satu kg daging FCR standar periode pertama 1,75 dan FCR periode ketiga 1,70 artinya setiap 1,70 kg pakan menghasilkan satu kg daging FCR standar periode ketiga 1,68 dan waktu pemeliharaan yang relatif singkat 38,50 hari dan 34,69 hari sehingga memperkecil biaya produksi terutama biaya pakan. Keuntungan sedang diperoleh CV AB Farm ketika tingkat mortalitas cukup tinggi yaitu 9,60 pada periode kedua dan 9,39 pada periode keempat mortalitas standar 4,55, walaupun FCR periode kedua 1,78 dan periode keempat 1,85 FCR standar 1,79 yang berarti setiap 1,79 kg pakan menghasilkan satu kg daging, dari segi efisiensi pakan cukup baik, akan tetapi berat daging yang dihasilkan berkurang karena tingginya tingkat mortalitas pada periode tersebut sehingga penerimaan penjualan ayam berkurang. Keuntungan rendah diperoleh CVAB Farm ketika harga sapronak pakan, DOC, pemanas meningkat dibanding periode sebelumnya, sedangkan harga kontrak harga jual relatif rendah bila dilihat dari penerimaan penjualan ayam, akibatnya biaya produksi yang tinggi dan penerimaan yang rendah menyebabkan pendapatan yang diperoleh rendah, walaupun Prestasi Produksi masih relatif baik dengan mortalitas 4,53 standar 4,00 dan FCR 1,79 standar 1,73. CV AB Farm merugi ketika tingkat mortalitas sangat tinggi pada periode keenam 11,75 standar 4,66 dan periode ketujuh 26,567 standar 4,00, serta FCR sangat tinggi pada periode keenam 2,17 standar 1,82 dan periode ketujuh 2,88 standar 1,73, sehingga biaya pakan menjadi sangat tinggi. Pada periode keenam waktu pemeliharaan relatif lama sehingga biaya sapronak menjadi tinggi, sedangkan penerimaan rendah karena berat badan ayam berkurang akibat mortalitas yang tinggi, sama halnya dengan periode ketujuh, dengan adanya kasus kekerdilan menyebabkan pertumbuhan terhambat sehingga berat badan ayam sangat rendah yang menyebabkan penerimaan penjualan sangat rendah, sementara konsumsi pakan sangat tinggi, sehingga biaya produksi tinggi. Rata-rata dari ketujuh periode produksi yang dijalankan CV AB Farm masih merugi. 99 Biaya produksi per ekor selama periode pengamatan berfluktuatif, hal ini karena berfluktuatifnya harga sarana produksi ternak dan harga jual ayam hidup saat panen, baik harga kontrak maupun harga pasar, berikut tabel biaya produksi per ekor dari sarana produksi ternak selama periode pengamatan. Tabel 26. Biaya Produksi Per Ekor Selama Periode Pengamatan Biaya Produksi Rp Ekor Pe rio d e Pakan DOC Obat Tenaga Kerja Pema- nas Lain- lain Total Biaya Rp.Ekor Total Peneri- maan Rp. Ekor Total Penda- patan Rp. Ekor 1 12.637 3.089 223 259 197 178 16.587 17.263 675 2 15.377 3.288 245 281 213 192 19.600 19.922 322 3 12.735 3.475 271 248 195 176 17.103 18.259 1.156 4 17.603 4.195 281 285 232 187 22.786 22.998 212 5 17.659 4.029 255 265 232 177 22.620 22.597 -22 6 21.342 4.020 335 274 252 204 26.432 22.272 -4.161 7 18.231 5.025 496 242 344 263 24.606 13.994 -10.612 Sumber : CV AB Farm, 2009

6.2.4. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Rasio RC