40
2.1.4.2. Kredit dalam Agribisnis Ayam Broiler
Dalam rangka mendukung pengembangan usaha peternakan, pemerintah telah mengeluarkan beberapa skim kredit melalui beberapa lembaga keuangan
Rahardi, 2008, skim kredit tersebut antara lain; 1. Kredit Kepada Koperasi KKOP
Kredit ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan investasi koperasi, serta mendorong pengembangan sektor agribisnis. Plafon kredit
maksimum Rp. 350 juta per komoditas untuk sektor pengadaan dan distribusi. Tingkat suku bunga 16 per tahun dengan jaminan kredit berupa kelayakan
usaha. Jangka waktu kredit maksimum 10 tahun, namun untuk pembiayaan modal kerja maksimum satu tahun dan yang terkait dengan investasi
maksimum lima tahun 2. Kredit Kepada Koperasi untuk Anggota KKPA
Kredit ini bertujuan untuk kebutuhan modal kerja dan investasi bagi usaha anggota koperasi. Plafon kredit maksimum Rp. 50 juta per anggota dan
disesuaikan dengan kebutuhan mengangsur dengan tingkat suku bunga 16 per tahun. Jangka waktu kredit untuk modal kerja maksimum satu tahun dan
modal kerja yang terkait investasi maksimal lima tahun, sedangkan untuk investasi maksimum 15 tahun. Untuk mendapatkan KKPA, peternak dapat
mengajukan permohonan ke Bank pelaksana yang telah ditunjuk oleh pemerintah melalui koperasi.
3. Kredit Kepada Koperasi untuk Anggota-Bagi Hasil KKPA-BH Kredit ini bertujuan untuk kebutuhan modal kerja dan investasi nasabah usaha
kecil yang produktif dengan pola bagi hasil. Pelaksananya adalah Bank Muamalat Indonesia BMI. Plafon kredit maksimum Rp. 50 juta dengan
jaminan kredit berupa kelayakan usaha. Jangka waktu maksimum satu tahun untuk modal kerja dan maksimum lima tahun untuk investasi. Pembagian
pendapatan dalam bentuk nisbah bagi hasil setara dengan 16 apabila langsung dan jika melalui BPRS sebesar 30 per tahun.
4. Kredit Bagi Usaha Kecil dan Pengusaha Kecil Anggota Koperasi Kredit ini ditujukan untuk usaha kecil dan pengusaha kecil anggota koperasi.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan investasi dan modal kerja.
41 Plafon kredit disesuaikan dengan kebutuhan kelayakan usaha dengan tingkat
suku bunga 16 per tahun dengan jangka waktu satu tahun untuk modal kerja, sedangkan untuk
investasi disesuaikan dengan lamanya kemampuan
pengembalian kredit. 5. Kredit Usaha Kecil KUK
Kredit ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan investasi dan modal kerja Kredit Usaha Kecil KUK. Besarnya Plafon kredit maksimum Rp. 350 juta
dengan tingkat suku bunga mengikuti pasar. Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kebutuhan.
6. Kredit Penerapan Teknologi Produksi Unggulan Daerah KPKT-UD Kredit ini bertujuan untuk mendorong pengembangan modal kerja usaha kecil,
menengah, dan koperasi dalam rangka meningkatkan produk unggulan suatu daerah dengan penerapan teknologi tertentu. Plafon kredit adalah Rp. 400 juta
dengan tingkat suku bunga 16 per tahun dengan jangka waktu satu tahun. Jaminan berdasarkan ketentuan pihak perbankan. Bank pelaksana adalah
Perseroan dan Bank Pembangunan Daerah BPD Kredit-kredit yang telah ada umumnya belum begitu dimanfaatkan oleh
peternak. Hal tersebut karena kurangnya informasi tentang kredit itu maupun tentang tatacara pelaksanaannya, juga karena prosedur yang dianggap begitu
rumit. Permodalan peternak mandiri umumnya sudah ada yang memanfaatkan jenis-jenis kredit tertentu melalui Bank dengan jaminan, sedangkan peternakan
kemitraan umumnya mendapatkan kredit berupa modal sarana produksi ternak dari perusahaan inti.
Pada umumnya peternak mitra memberikan jaminan setiap seekor ayam yang dipelihara sebesar antara Rp. 2.000 sampai dengan Rp. 5.000, besaran
jaminan tergantung kebijakan perusahaan inti. Jaminan tersebut berupa uang maupun surat-surat berharga seperti surat tanah yang senilai dengan uang jaminan.
Setelah itu peternak mendapatkan sarana produksi ternak tanpa pembayaran pada awal periode, akan tetapi pada akhir periode saat panen peternak menjual ayam
hidupnya kepada perusahaan inti sesuai dengan harga kontrak, lalu pendapatan peternak dari hasil penjualan dipotong dengan biaya-biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan inti.
42 Pada semester pertama tahun 2008 alokasi kredit sektor pertanian
termasuk peternakan hanya 5,35 dari total kredit perbankan, masih sedikitnya alokasi kredit untuk subsektor peternakan menurut Daryanto 2008
12
adalah karena masih dianggap besarnya potensi risiko usaha peternakan, diantaranya
adalah 1 Kontrak keuangan di daerah pedesaan mengandung biaya transaksi dan risiko yang lebih tinggi karena luasnya penyebaran tempat lokasi produksi,
kepadatan penduduk yang rendah, kualitas insfrastruktur yang umumnya buruk, sifat musiman dan tingginya variasi aktivitas-aktivitas bisnis produksi pedesaan.
2 Durasi atau jangka waktu memelihara bibit ternak hingga panen potong tergolong lama, ada persoalan gestation period masa persiapan yang tergolong
lama. 3 Seringkali terjadi perubahan atau fluktuasi harga yang mendadak di pasar domestik dan dunia. 4 Terkadang terjadi musibah diluar kendali seperti
bencana alam, wabah dan serangan penyakit yang merusak hasil peternakan. 5 Masih terdapat diskoneksi atau disintegrasi dalam sistem rantai pasokan supply
chain management antara on-farm activities dan off-farm activities. kondisi yang tidak terintegrasi semacam ini membutuhkan strategi mitigsi yang tidak mudah.
2.1.4.3. Asuransi dalam Agribisnis Ayam Broiler