Permodalan dalam Agribisnis Ayam Broiler

38 Indonesia masih sangat sedikit dalam memproduksi sosis, bila dibandingkan dengan Philipina yang hanya berpenduduk 83 juta jiwa dapat memproduksi 635 juta meter, sehingga Indonesia masih mempunyai prospek pasar yang menjanjikan. Jika merujuk pada kebutuhan sosis Philipina sebanyak tujuh kali lipat dari jumlah penduduk maka Indonesia masih mempunyai potensi meningkatkan produksi sosis menjadi 1.540 juta meter, hal tersebut dapat terealisasi jika tren konsumsi produk olahan mulai digemari oleh masyarakat Indonesia. Tabel 15. Perbandingan Volume Produksi Sosis Asean Tahun 2007 Negara Penduduk Volume Produksi juta meter Indonesia 220 juta ± 57,6 Philipina 83 juta ± 635 Thailand 64 juta ± 465 Malaysia 27 juta ± 150 Sumber : Bambang Sutantio dalam Trobos Februari 2008

2.1.4. Subsistem Agribisnis Layanan Pendukung

Subsistem jasa pendukung agribisnis ayam ras yaitu keseluruhan kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan agribisnis ayam ras. Termasuk dalam subsistem ini adalah lembaga penyuluhan, transportasi, perbankan, asuransi, penelitian dan pengembangan Saragih, 2000.

2.1.4.1. Permodalan dalam Agribisnis Ayam Broiler

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan ayam broiler, karena adanya risiko produksi yang menyebabkan berkurangnya atau menghilangnya output yang dihasilkan dan risiko harga yang menyebabkan kerugian karena daya jual yang rendah, menurut Fadillah 2007 pengolongan usaha ayam broiler terbagi menjadi dua yaitu 1. Modal sendiri atau mandiri Seluruh modal usaha beternak ayam broiler menggunakan modal pribadi atau mandiri dan tidak meminjam ke Bank atau pihak lainnya. 39 2. Pola Kemitraan Usaha beternak ayam yang dijalankan dengan cara menjalin kerjasama dalam penyediaan modal dengan perusahaan pakan, obat, pembibit, maupun pihak lain yang dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati, adapun pola kemitraan yang sering dilakukan adalah: a. Pola Simpan Pinjam Peternak meminjam sejumlah modal untuk usaha budidaya ayam broiler kepada pihak pemodal seperti Bank, dan pada akhir periode atau dalam jangka waktu tertentu, pengembalian pinjaman harus dikembalikan dengan tambahan persentase bunga atau persentase keuntungan yang besarnya telah disepakati terlebih dahulu. b. Pola Kemitraan dengan Perusahaan Pakan Pola kemitraan dengan perusahaan pakan merupakan kerjasama antara peternak dengan perusahaan pakan dalam hal penyediaan pakan dimana perusahaan pakan menyuplai kebutuhan pakan kepada peternak dengan jaminan yang diberikan peternak seharga pakan yang akan digunakan, dan kebutuhan sarana produksi lainnya dicukupi sendiri oleh peternak kerjasama tersebut peternak memiliki wewenang untuk mengelola usahanya sendiri. c. Pola Kemitraan Bagi Hasil Pola kemitraan yang terjadi antara peternak dengan pihak lain dimana biaya operasional serta sarana produksi ternak disuplai oleh pemodal atau perusahaan peternakan, sementara peternak menyediakan kandang dan mengelola peternakan tersebut dimana Persentase pembagian keuntungan untuk peternak 20 dan pemodal 80. d. Pola Kemitraan Inti Plasma Saat ini pola inti plasma merupakan pola kerjasama yang paling banyak dilakukan, dimana peternak sebagai plasma bermitra dengan perusahaan peternakan selaku inti. Dalam pola kemitraan ini cukup banyak pola kerjasama yang ditawarkan, diantaranya adalah bagi hasil atau sistem harga kontrak. Pola kemitraan ini pada prinsipnya yaitu perusahaan peternakan berperan sebagai inti untuk membina peternak yang menjadi plasmanya agar lebih maju dan bisa mandiri. 40

2.1.4.2. Kredit dalam Agribisnis Ayam Broiler