26 Tabel 13. Produksi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah dalam ribu ekor
Pertumbuhan
2004 841.1
2005 779.1
-7.96 2006
861.3 9.54
2007 942.8
8.64 2008
992.7 5.03
Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2009 Angka Sementara
Peningkatan produktivitas ayam broiler tidak terlepas dari rekayasa genetik yang dilakukan para ahli, sehingga dalam manajemen pemeliharaannya
ayam broiler mendapat perhatian khusus, adapun tahapan pemeliharaan yang dilakukan pada sektor on-farm terdiri dari tiga tahap, yaitu; pra produksi, produksi
dan pasca produksi.
2.1.2.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi mencakup manajemen persiapan kandang, yang akan ditempati oleh anak ayam, dan mengestimasi berapa ayam yang akan dipelihara
yang disesuaikan dengan luasan kandang. Masa persiapan kandang mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan pemeliharaan ayam, kegagalan pada masa
pemeliharaan ini akan mengakibatkan peningkatan ancaman serangan bibit penyakit. Adapun manajemen persiapan kandang menurut Info Medion 2009
dan Poultry Indonesia 2009 meliputi: 1. Masa Kosong Kandang
Pada masa akhir pemeliharaan semua ayam dikandang dikeluarkan dan seluruh aktivitas produksi berhenti. Masa ini dikenal dengan masa istirahat
kandang atau masa kosong kandang. Pemeliharaan broiler diatur dengan all in all out ayam masuk dan keluar secara bersamaan yang bertujuan memotong siklus
penyakit, sehingga meminimalkan serangan penyakit pada periode berikutnya. Kegiatan awal yang perlu dilakukan guna mempersiapkan kandang
diantaranya; a Mengeluarkan sisa pakan; sisa pakan tidak dapat digunakan untuk pemeliharaan periode selanjutnya, karena telah disimpan terlalu lama sehingga
mungkin berjamur atau mengandung spora jamur, selain itu kontaminasi penyakit
27 mungkin sekali terjadi. b Litter dan kotoran; sisa kotoran ayam baik berupa
feses, sisa litter, bulu maupun debu baik yang menempel pada celah yang sulit dijangkau maupun di kolong kandang dan sekitar lingkungan kandang, hendaknya
dikeluarkan dengan cara disapu. Setelah itu dilakukan penyemprotan air bertekanan dengan memakai jetspray menggunakan desinfektan sampai seluruh
bagian kandang basah atau terkena cairan desinfektan sampai kepori-pori dinding yang bertujuan membasmi bibit penyakit. Selain itu menghilangkan kotoran di
lantai dengan cara menggosoknya menggunakan sabun sehingga feses ayam yang mengandung minyak dan lemak dapat terangkat. c Mencuci semua peralatan
kandang dengan desinfektan serta mencuci tirai kandang, jika kondisi tirai kandang sudah tidak memungkinkan untuk digunakan lagi maka tirai diganti
dengan yang baru. 2. Perbaikan Kandang
Kondisi kandang perlu mendapatkan perhatian saat persiapan kandang, terutama atap, dinding maupun lantai harus dikontrol, kondisi tanah di bawah
kandang yang berperan menyerap air dari feses juga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti penambahan kapur. Selain membunuh penyakit, penambahan
kapur ini juga dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air
3. Persiapan Kandang Kandang yang telah dibersihkan secara menyeluruh dan diperbaiki lalu
dilakukan desinfeksi atau fumigasi kembali untuk menekan siklus bibit penyakit. Setelah kandang bersih dari kotoran dan bibit penyakit kemudian lantai kandang
diberi litter atau alas, baik berupa sekam padi, potongan kayu, sebuk gergaji dan lain-lain yang berfungsi sebagi penyerap air yang berasal dari tumpahan tempat
minum maupun dari kotoran, sehingga lantai tetap kering dan tidak lembab, dengan begitu maka ayam akan terbebas dari kelembaban yang dapat
menyebabkan penyakit. Pada hari pertama sampai dengan hari kelima litter tersebut dialasi oleh koran, agar anak ayam tidak memakan litter dan mencegah
terjadinya luka atau terjepit pada kaki ayam. Peralatan baik berupa tabung pakan maupun galon air minum kembali
dipasang sesuai dengan kebutuhan dan jumlah ayam yang setiap waktu ditambah
28 mengingat kepadatan ayam akan terus bertambah. Selanjutnya mempersiapkan
dinding pembatas yang terbuat dari karton, papan, seng, bilik atau yang lainnya, agar luasan kandang dapat terkontrol dan anak ayam tidak terpencar, dengan
begitu anak ayam dapat mengkonsumsi ransum dan air dengan baik serta mencegah terbuangnya energi yang digunakan untuk berlari-lari, selain itu
dinding pembatas berguna sebagai penghantar panas bagi anak ayam sehingga anak ayam mendapatkan suhu yang optimal pada malam hari.
Persiapan kandang selanjutnya adalah menyiapkan tirai kandang pada kandang sistem terbuka yang ditutup rapat pada umur seminggu dan setelah umur
dua minggu tirai dibuka sepertiga bagian, pada umur tiga minggu tirai dibuka duapertiga bagian dan dibuka seluruhnya setelah melewati tiga minggu. Setelah
semua selesai maka kandang diistirahatkan selama 14 hari dihitung mulai saat kandang didesinfeksi. Menjelang dua atau tiga hari sebelum kedatangan DOC,
kandang kembali didesinfeksi dan empat jam sebelum kedatangan DOC, brooding atau pemanas dinyalakan.
2.1.2.2. Produksi