23 starter terrendah Rp. 5.100 dan tertinggi Rp. 5.325 untuk pakan finisher harga
terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 5.062 dan Rp. 5.500 peningkatan harga pakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan baku pakan yang
sebagian besar masih impor sehingga harga pakan domestik merujuk pada harga bahan baku pakan dunia. Peningkatan harga pakan tersebut dapat menyebabkan
turunnya pendapatan yang diterima peternak jika tidak diimbangi oleh naiknya harga ayam, karena alokasi biaya pakan mencapai hampir 80 pada agribisnis
ayam broiler.
2.1.1.3. Industri Obat dan Vaksin
Obat hewan adalah obat yang khusus dipakai untuk hewan dengan tujuan menetapkan diagnosa, mencegah, menyembuhkan dan memberantas penyakit
hewan; mengurangi, menghilangkan gejala penyakit hewan; membantu menenangkan, mematirasakan, etanasia dan merangsang hewan; menghilangkan
kelainan atau memperelok tubuh hewan; memacu perbaikan mutu produksi hasil hewan; memperbaiki reproduksi hewan, terdiri atas: sediaan biologic, farmasetik,
premik dan sediaan alami termasuk hasil rekayasa genetik sedangkan perusahaan obat hewan adalah orang atau badan hukum yang mendapatkan izin usaha obat
hewan dari pejabat yang berwenang untuk melakukan produksi, penyediaan dan atau peredaran obat hewan
6
. Pengendalian penyakit ternak menjadi salah satu bagian dalam produksi
ternak. Ternak yang baik dan sehat menghasilkan produksi yang optimal, penyakit menular bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau tungau sedangkan penyakit tidak
menular seperti luka, patah tulang dan kekurangan vitamin, hal tersebut dapat dilihat dari gejala yang timbul pada ternak dan sebagai pencegahannya maka
harus ada pengendalian penyakit dengan vaksin maupun dengan obat-obatan seperti antibiotik, antiseptik, dan desinfektan Rahardi, 2008. Dengan adanya
masalah tersebut membuka peluang industri obat dan vaksin berkembang mengikuti perkembangan agribisnis sektor on-farm.
Pada tahun 2006 menurut Harianto 2006
7
pertumbuhan kebutuhan obat hewan rata-rata delapan persen per tahun yang melampaui industri perunggasan
6.
Raharjo, Y. November 2006. Beberapa Sisi Pergerakan Obat Hewan. Infovet:11
7
Harianto G. Juli 2006. Industri Obat Hewan, Ketat Bersaing tapi Menjanjikan. Trobos:34
24 yang ada di angka enam persen, yang meliputi sediaan bilogik 840 produk lokal
114 dan impor 726, sediaan farmasetik 2.115 produk lokal 971 dan impor 1.114, sediaan premiks 655 produk lokal 289 dan impor 3.650 dan lain-lain 149
produk lokal 23 dan impor 126, sehingga total sediaan 3.759 produk, dengan pertumbuhan delapan persen per tahun maka diharapkan setiap tahun sediaan
bertambah 276 produk, adapun kontribusi jenis vaksin sangat signifikan dalam meningkatkan angka pertumbuhan industri obat. Dengan pertumbuhan lima
persen saja industri obat akan mampu meraup pasar domestik sebesar 1,3 milyar. Industri obat dan vaksin cenderung lebih dinamis dalam persaingan
usahanya karena setiap perusahaan berlomba-lomba merebut hati peternak dengan menyediakan pelayanan terbaik, menawarkan efisiensi, layanan purna jual dengan
diklat-diklat bagi peternak, ketersediaan produk disetiap tempat, ketepatan waktu pengiriman yang semua itu bertujuan untuk meningkatkan loyalitas konsumen.
Berikut adalah pangsa pasar sembilan perusahaan obat nasional selama tahun 2008
8
.
Gambar 9. Pangsa Pasar Sembilan Perusahaan Obat Nasional Tahun 2008
Sumber: Poultry Indonesia, April 2009
PT. Medion merupakan pemimpin pasar dengan menguasai 39 pasar obat nasional karena jangkauan distribusi yang luas dan produknya menyebar
cukup merata disemua skala usaha peternakan, pada urutan kedua ditempati oleh PT. Sanbe Farma dengan menguasai 18 pasar obat nasional, pada urutan ketiga
dan keempat ditempati oleh PT. Surya Hidup Satwa dan Mensana Aneka Satwa
8
Mulyantono B. April 2008. Survey Farm 100. Poultry Indonesia:27
P a n g s a P a s a r S e m b ila n P e ru s a h a a n O b a t N a s io n a l
S a n b e 1 8
Me d io n 3 9
S HS 1 1
Me n s a n a 1 1
A g r in u s a 7
Ro min d o 7
In d o v e tr a c o 3
A g r o 3
Pima ima s 1
25 masing-masing menguasai sebelas persen pasar obat nasional, pada urutan kelima
dan keenam ditempati oleh PT. Agrinusa Unggul Jaya dan PT. Romindo masing- masing menguasai tujuh persen pasar obat nasional. Pada urutan ketujuh dan
kedelapan ditempati oleh PT. Indovetraco Makmur Abadi dan PT. Agro Makmur Sentosa masing-masing menguasai tiga persen pasar obat nasional, pada urutan
terakhir ditempati oleh PT. Pimaimas dengan menguasai satu persen pasar obat nasional.
2.1.1.4. Industri Peralatan